Survei Anjlok 8 Persen Di Jabar, Jokowi Tuduh Akibat Hoax, BPN: Stop Salahkan Pihak Lain!
Senin, 4 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menanggapi pernyataan capres petahana Joko Widodo (Jokowi) yang menuding soal survei di Jawa Barat mendadak turun karena marak hoax. BPN meminta Jokowi tak menyalah-nyalahkan pihak lain.
"Kami kira setop untuk menyalahkan pihak lain. Apalagi dengan menuduh bahwa ada finah segala macam. Kami kira rakyat sudah cerdas dan bisa menilai secara mandiri," kata juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Suhud Alynudin kepada wartawan, Senin (4/3/2019).
Jokowi menyatakan elektabilitas pasangan nomor urut 01 anjlok hingga 8% persen di Jawa Barat. Dia menuding penyebabnya antara lain adalah masifnya penyebaran hoax atau fitnah.
Menurut Suhud, Jokowi kalah oleh dirinya sendiri. Ia menyebut Jokowi sengaja menyalahkan pihak lain untuk menutupi kelemahan diri.
"Pak Jokowi itu dikalahkan oleh dirinya sendiri. Ibarat pepatah 'buruk muka cermin dibelah'. Dia salahkan pihak lain untuk tutupi kelemahannya," tutur Suhud.
Selain itu, kata Suhud, BPN tak memiliki kapasitas untuk menyebarkan hoax secara masif. Menurutnya, BPN tidak punya 'kekuatan' media massa seperti TKN Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Pihak yang berseberangan dengan pemerintah tak mungkin mampu menggalang hoax secara masif. Karena hal itu membutuhkan resources yang besar. Yang mampu melakukan itu tentu yang menguasai sumber pendanaan dan menguasai media. Saat ini yang menguasai sumber daya dan menguasai media pihak mana?" ujar politikus PKS itu.
Ia pun menegaskan Jawa Barat dari dulu memang merupakan basis suara Prabowo. Suhud mencontohkan keunggulan Prabowo di Jabar saat Pemilu 2014.
"Kami kira khusus Provinsi Jabar memang itu basis Pak Prabowo. Di Pemilu 2014 dengan pencitraan yang maksimal saja Pak Jokowi kalah, apalagi dengan kinerja pemerintah yang rendah seperti saat ini. Jadi penurunan itu elektabilitas itu konsekuensi saja," kata Suhud.
Sebelumnya diberitakan, Jokowi mengakui kegelisahannya karena ia mengklaim masifnya penyebaran hoax pada Pilpres 2019. Jokowi menyebut elektabilitasnya di Jawa Barat anjlok 8 persen.
"Di Provinsi Jawa Barat, saat itu, 1,5 bulan yang lalu kita sudah menang 4 persen. Dulu kan kita kalah telak tuh, ini sudah menang 4 persen. Nggak ada hujan, nggak ada angin, tahu-tahu anjlok 8 persen," ujar Jokowi.
"Cek lagi ke rumah ke rumah ke rumah. Apa yang muncul? Ternyata fitnah, hoax sudah masuk," klaimnya.
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menanggapi pernyataan capres petahana Joko Widodo (Jokowi) yang menuding soal survei di Jawa Barat mendadak turun karena marak hoax. BPN meminta Jokowi tak menyalah-nyalahkan pihak lain.
"Kami kira setop untuk menyalahkan pihak lain. Apalagi dengan menuduh bahwa ada finah segala macam. Kami kira rakyat sudah cerdas dan bisa menilai secara mandiri," kata juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Suhud Alynudin kepada wartawan, Senin (4/3/2019).
Jokowi menyatakan elektabilitas pasangan nomor urut 01 anjlok hingga 8% persen di Jawa Barat. Dia menuding penyebabnya antara lain adalah masifnya penyebaran hoax atau fitnah.
Menurut Suhud, Jokowi kalah oleh dirinya sendiri. Ia menyebut Jokowi sengaja menyalahkan pihak lain untuk menutupi kelemahan diri.
"Pak Jokowi itu dikalahkan oleh dirinya sendiri. Ibarat pepatah 'buruk muka cermin dibelah'. Dia salahkan pihak lain untuk tutupi kelemahannya," tutur Suhud.
Selain itu, kata Suhud, BPN tak memiliki kapasitas untuk menyebarkan hoax secara masif. Menurutnya, BPN tidak punya 'kekuatan' media massa seperti TKN Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Pihak yang berseberangan dengan pemerintah tak mungkin mampu menggalang hoax secara masif. Karena hal itu membutuhkan resources yang besar. Yang mampu melakukan itu tentu yang menguasai sumber pendanaan dan menguasai media. Saat ini yang menguasai sumber daya dan menguasai media pihak mana?" ujar politikus PKS itu.
Ia pun menegaskan Jawa Barat dari dulu memang merupakan basis suara Prabowo. Suhud mencontohkan keunggulan Prabowo di Jabar saat Pemilu 2014.
"Kami kira khusus Provinsi Jabar memang itu basis Pak Prabowo. Di Pemilu 2014 dengan pencitraan yang maksimal saja Pak Jokowi kalah, apalagi dengan kinerja pemerintah yang rendah seperti saat ini. Jadi penurunan itu elektabilitas itu konsekuensi saja," kata Suhud.
Sebelumnya diberitakan, Jokowi mengakui kegelisahannya karena ia mengklaim masifnya penyebaran hoax pada Pilpres 2019. Jokowi menyebut elektabilitasnya di Jawa Barat anjlok 8 persen.
"Di Provinsi Jawa Barat, saat itu, 1,5 bulan yang lalu kita sudah menang 4 persen. Dulu kan kita kalah telak tuh, ini sudah menang 4 persen. Nggak ada hujan, nggak ada angin, tahu-tahu anjlok 8 persen," ujar Jokowi.
"Cek lagi ke rumah ke rumah ke rumah. Apa yang muncul? Ternyata fitnah, hoax sudah masuk," klaimnya.
Sumber: Detik