Survei Litbang Kompas Maret: Elektabilitas Prabowo Meroket, Kini Cuma Selisih 11 Persen
Rabu, 20 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kurang dari 30 hari lagi. Saat ini, dua kandidat calon presiden dan wakil presiden pasangan 01, Joko Widodo - Ma'ruf Amin, dan pasangan 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno, masih gencar berkampanye berharap dukungan masyarakat.
Yang menarik adalah, di tengah upaya para lembaga survei pesanan untuk menyebar opini dan propaganda bahwa elektabilitas Jokowi - Ma'ruf unggul jauh 20 persen lebih dari Prabowo - Sandi, hasil survei litbang Kompas terbaru justru sudah berani mengakui bahwa elektabilitas 01 terus merosot sementara 02 meroket.
Ini hasil di Kompas jaringan media Katolik yang cenderung pro ke paslon 01, tentu di lembaga survei yang netral selisih makin tipis atau 02 sudah unggul.
Dikutip merdeka.com dari Harian Kompas Rabu (20/3), berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen.
Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres.
Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno 32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.
Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.
Walaupun selisih keterpilihan semakin sempit, Jokowi-Ma'ruf masih berpeluang memenangkan Pilpres 2019. Sebab hasil ekstrapolasielektabilitas menunjukkan peluang kemenangan Jokowi-Ma'ruf lebih besar dari Prabowo-Sandi.
Ekstrapolasi adalah perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia itu.
dengan mengasumsikan kelompok yang belum memutuskan dukungan pilihan (undecided voters) akan terbagi proporsional menurut perolehan survei, potensi kemenangan Jokowi-Ma'ruf 56,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,2 persen.
Disebutkan pula, penurunan suara Jokowi-Ma'ruf masih akan terjadi sebulan ke depan.
Sumber: Merdeka
Faktakini.com, Jakarta - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kurang dari 30 hari lagi. Saat ini, dua kandidat calon presiden dan wakil presiden pasangan 01, Joko Widodo - Ma'ruf Amin, dan pasangan 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno, masih gencar berkampanye berharap dukungan masyarakat.
Yang menarik adalah, di tengah upaya para lembaga survei pesanan untuk menyebar opini dan propaganda bahwa elektabilitas Jokowi - Ma'ruf unggul jauh 20 persen lebih dari Prabowo - Sandi, hasil survei litbang Kompas terbaru justru sudah berani mengakui bahwa elektabilitas 01 terus merosot sementara 02 meroket.
Ini hasil di Kompas jaringan media Katolik yang cenderung pro ke paslon 01, tentu di lembaga survei yang netral selisih makin tipis atau 02 sudah unggul.
Dikutip merdeka.com dari Harian Kompas Rabu (20/3), berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen.
Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres.
Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno 32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.
Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.
Walaupun selisih keterpilihan semakin sempit, Jokowi-Ma'ruf masih berpeluang memenangkan Pilpres 2019. Sebab hasil ekstrapolasielektabilitas menunjukkan peluang kemenangan Jokowi-Ma'ruf lebih besar dari Prabowo-Sandi.
Ekstrapolasi adalah perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia itu.
dengan mengasumsikan kelompok yang belum memutuskan dukungan pilihan (undecided voters) akan terbagi proporsional menurut perolehan survei, potensi kemenangan Jokowi-Ma'ruf 56,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,2 persen.
Disebutkan pula, penurunan suara Jokowi-Ma'ruf masih akan terjadi sebulan ke depan.
Sumber: Merdeka