Tegas! Ustadz Novel Bamukmin: Kalau KPU Tidak Netral, Kita Wajib Bubarkan

Jum'at, 1 Maret 2019

Faktakini.com, Jakarta - Ketua Media Center PA 212 Ustadz Novel Bamukmin meminta KPU netral sebagai penyelenggara. Dia menyebut Pemilu 2019 wajib dibubarkan jika tidak netral.

"Kita mendatangi KPU, tak lain tidak bukan tuntut keadilan. Betul? Siap tegakkan keadilan? Siap tegakkan persatuan? Takbir!" kata Ustadz Novel di atas mobil komando di depan kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019).

Ustadz Novel mengklaim, masyarakat saat ini sudah krisis kepercayaan. Oknum aparat baik sipil maupun Polri disebut Novel dipertanyakan netralitasnya.

"Mereka oknum aparat, baik sipil Polri kita pertanyakan netralitas. Pada 2014 jadi saksi dan punya bukti adalah yang melakukan curang adalah yang digaji oleh rakyat. Kalau KPU tidak netral, kita wajib bubarkan KPU. Siap bubarkan KPU? Takbir!" ujarnya.

Ustadz Novel lalu kembali bicara soal oknum-oknum yang menurutnya seharusnya netral tapi tidak netral. Dia pun menyebut gubernur hingga menteri sudah tidak netral.

"Gubernur sudah tidak netral. Saya laporkan ke Bawaslu bagaimana Menteri Agama tidak netral, Menteri Tenaga Kerja tidak netral, Gubernur tidak netral, Camat-camat. Mereka terang-terang sudah dukung nomor 1," ujarnya.

Ustadz Novel juga menyinggung soal orang dengan gangguan jiwa masuk daftar pemilih tetap. Ustadz Novel mengatakan keikutsertaan itu baru pertama kali terjadi dalam sejarah.

"Luar biasa, baru dalam sejarah orang gila ikut pemilu. Saya tanya, yang ikut sertakan orang gila dalam pemilu waras atau tidak? Kalau KPU tidak waras, bahaya atau tidak? Kalau orang gila bagaimana kita percaya? Dalam Islam aja dia tidak wajib salat. Masa orang gila bisa memilih, goblok tidak? Goblok tidak?" tuturnya.

Karena itu, Ustadz Novel meminta massa mengawasi kotak suara saat pemilihan nanti. Dia minta kotak suara itu disimpan di Kodim atau Koramil.

"Selesai sholat subuh jangan pulang kita tungguin sampai selesai. Jangan hanya itu pas kotak masuk kecamatan kita tongkrongin. Kita minta kotak disimpan di Kodim atau Koramil. Kita tidak percaya terhadap camat-camat, betul?" pungkasnya. Dan dijawab "betuuul" Oleh para peserta aksi.

Sumber: Detik