Viral Video Emak Pendukung Prabowo Diintimidasi Para Pendukung 01, BPN - TKN Minta Masyarakat Tak Terprovokasi


Sabtu, 30 Maret 2019

Faktakini.com, Jakarta - Viral video emak-emak berhijab pendukung Prabowo - Sandi diintimidasi dan diteriaki oleh beberapa pendukung paslon petahana, kejadian dikabarkan terjadi di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.

Seperti terlihat dalam video berdurasi 1,28 menit itu, dua orang emak-emak berbaju putih dan berjilbab pendukung Prabowo - Sandi nampak sedang dikelilingi dan diteriaki oleh beberapa orang yang berbaju hitam pendukung paslon petahana.

Ibu itu kemudian nampak tak mau meladeni perang mulut dengan gerombolan itu, dan memilih mengacuhkan mereka dengan mengacungkan dua jari simbol dukungan pada Prabowo - Sandi lalu pergi.

Namun walaupun sudah mengalah pergi, seorang perempuan pendukung 01 lainnya yang berbaju putih tiba-tiba merangsek sambil berteriak "Apa lu bilang gua kafir? Lu bilang gua kafir?"

Tak ingin ribut, pendukung Prabowo kemudian mendorong pendukung 01 itu supaya menjauh, yang kemudian balik menarik jilbab emak pendukung Prabowo - Sandi.

Akhirnya gesekan pun mereda dengan dua emak pendukung Prabowo - Sandi itu mengalah pergi menjauhi lokasi, nampak tak berminat untuk bentrok dengan gerombolan pendukung 01 itu.

Namun walaupun sudah pergi menjauh, ibu-ibu itu masih saja dihina dan dicaci maki oleh pendukung Petahana.

Mereka antara lain mengucapkan, "Bu, kafir itu kalau nggak punya agama," teriak salah seorang pria.

"Ibu, jangan suka bilang orang kafir. Semua orang bisa marah," ujar yang lainnya.

Lalu seorang pria berbaju hitam berteriak, "Woi... Ibu, Ibu, pulang ke rumah Prabowo," kata si pria.

Lalu ada pula ucapan, 'Pulang ke Arab, sana!", dan "Pulang ke Onta, sana!"

Tapi teriakan cacian dan hinaan  itu tidak digubris. Ibu-ibu pendukung Prabowo itu terus berjalan menjauh menyusuri trotoar.

Atas peristiwa ini, pihak Bawaslu, BPN, hingga TKN meminta semua warga masyarakat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.

"Harapan kita kan suasana seperti ini tidak ada," ujar anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin saat dihubungi detikcom, Jumat (29/3/2019).

Menurut Afif, diperlukan sikap dewasa dari masing-masing pendukung. Selain itu, dia meminta para pendukung menahan diri.

"Perlu kedewasaan dan sikap masing-masing pendukung yang harus bisa menahan diri," kata Afif.

Afif juga meminta para pendukung tidak menunjukkan identitas pilihan yang bisa berujung konflik. Hal ini dimaksud agar tidak memicu atau menimbulkan konflik.

"Di tengah situasi yang sangat kompetitif seperti sekarang, semua pihak harus bisa menahan diri dan tak menonjolkan identitas-identitas pilihan yang bisa memicu konflik," tuturnya.

Merespons video tersebut, Direktur Hukum dan Advokasi TKN Jokowi-Ma'ruf, Ade Irfan Pulungan, menyayangkan adanya gesekan di antara pendukung. Apalagi, kata dia, ada teriakan kafir yang ditujukan kepada pendukung paslon 01.

"Di satu sisi ini kan menganggap pendukung salah satu paslon bahwa paslon mereka yang paling sempurna, hebat, tanpa kekurangan. Ini kan yang tidak boleh. Menuduh seseorang dengan kalimat yang kita belum tahu kebenarannya, apalagi di depan publik," ujar Ade.

Ade berharap hal serupa tidak terulang. Ia meminta elite politik juga menyampaikan narasi agar para pendukung saling menghormati.

"Ini sesuatu yang berbahaya dan harus kita hindarkan. Kita tidak bisa menganggap paslon kita paling sempurna hanya karena didukung kelompok tertentu," kata dia.

BPN Prabowo-Sandi menyampaikan hal senada. Juru bicara BPN, Andre Rosiade, meminta seluruh pihak tidak mudah terprovokasi menjelang Pilpres 2019. Namun, dia menegaskan, BPN Prabowo-Sandi tidak mengetahui persis soal video tersebut.

"Tentu kita mengimbau seluruh pihak menurunkan tensi. Kita tidak usah, kami tidak tahu ya. Intinya, melihat video itu kan ada gesekan di lapangan, kita nggak tahu apakah itu pendukung Pak Prabowo atau pendukung Pak Jokowi. Yang pasti ini ada gesekan di antara masyarakat. Tentu harapan kita, menjelang pemilu, elite-elite saling menahan diri untuk berkomentar," ucap Andre.

Sumber: Detik