Biasanya Kubu 02 Yang Dipersekusi, Terkait Bentrok Di Purworejo BPN Prabowo Lakukan Investigasi
Rabu, 2 April 2019
Faktakini.com, Jakarta - Sepanjang masa kampanye Pilpres 2019, kubu paslon 02 Prabowo - Sandi "paling kenyang" mengalami tindakan intimidasi dan persekusi pendukung kubu lawan, bahkan jauh sebelum masa kampanye dimulai.
Hajjah Neno Warisman yang seorang perempuan saja sudah berkali-kali diintimidasi dan dipersekusi, diserang gerombolan preman di Bandara, dan sebagainya.
Warga masyarakat yang mengenakan kaos #2019GantiPresiden juga kerap dipersekusi oleh massa pendukung paslon petahana, bahkan dipaksa untuk melepas bajunya.
Sandiaga Uno apalagi, beliau kerap diganggu para preman dan panasbung saat melakukan kunjungan khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Namun Cawapres Milenial itu selalu memilih mengalah dan menghindar, demi untuk menghindari konflik. Dan beliau selalu memerintahkan kepada para pendukung paslon 02 untuk selalu tertib, berkampanye secara damai dan menjauhi konflik.
Semua data, fakta, foto dan video kejahatan intimidasi dan persekusi terhadap kubu paslon 02 itu semuanya masih ada dan bisa dilihat sendiri di Google, Youtube dan lainnya.
Maka itu sungguh mengagetkan ketika muncul kejadian bentrokan dan persekusi di Purworejo, Jawa Tengah, tetapi pelakunya diklaim sebagai pendukung paslon 02, sementara yang menjadi korban adalah pendukung kubu 01. Hal ini cukup aneh.
Pihak Prabowo pun akan menurunkan tim guna melakukan investigasi terkait peristiwa tersebut.
"Pihak advokasi dan hukum BPN akan mengirimkan tim ke lapangan untuk melakukan investigasi, bukan cuma sekedar cek," ungkap Direktur Advokasi dan Hukum BPN Prabowo-Sandiaga, Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan, Rabu (3/4/2019).
Kubu pasangan nomor urut 02 itu ingin memastikan pelaku pengeroyokan. Polisi menyebut pelaku merupakan massa yang baru saja mengikuti kampanye terbuka pendukung Prabowo-Sandi di Purworejo pada Selasa (2/4) kemarin.
"Apakah pelaku pengeroyokan benar-benar dari kubu 02 atau ada pihak-pihak lain yang memanfaatkan suasana," kata Dasco.
Menurut Waketum Gerindra ini, perilaku anarkis tidak diperbolehkan. Dasco mengingatkan Pilpres 2019 harus dijalani dengan damai, meski berbeda pilihan politik.
"Kalau memang itu terjadi di kubu 02, hal-hal seperti ini tidak bisa ditolerir. Pak Prabowo dan Pak Sandi selalu berbicara bahwa kampanye itu harus damai, di dunia nyata dan tidak hoax di dunia maya," sebut anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum itu.
Seperti diketahui, massa yang diduga peserta kampanye terbuka Prabowo-Sandiaga di Purworejo melakukan pengeroyokan terhadap seorang warga. Korban mengalami luka hingga dirawat di rumah sakit. Beberapa sepeda motor juga dirusak.
Peristiwa itu terjadi di Jl Jogja KM 11 tepatnya di depan SDN Krendetan, Kecamatan Bagelen pada Selasa (2/4).
Korban bernama Yuli Wijaya (28) disebut saat kejadian tengah mengatur lalu lintas karena di lokasi tersebut digunakan sebagai jalur keluar masuk kendaraan proyek pertambangan batu andesit. Saat peristiwa terjadi, korban yang diketahui mengenakan kaus Jokowi, mengaku tiba-tiba dihampiri oleh rombongan yang melintas.
"(Pakai kaus) gambar Jokowi. Korban mengalami luka-luka, di bagian kepala robek dan wajah memar. Kemudian korban dibawa ke rumah RSUD dr Tjitro Wardojo Purworejo untuk mendapatkan pertolongan," sebut Kapolsek Bagelen, AKP Sarjana, hari ini.
"Menurut keterangan korban bahwa pelaku menggunakan kaos dan atribut GPK. Entah karena apa tiba-tiba rombongan memukul korban beramai-ramai. Ada yang melempar batu juga. Korban tidak bisa melawan dan jatuh," kata Sarjana, sebelumnya.
Namun versi berbeda muncul dari kubu Relawan Prabowo - Sandi. Ternyata bentrokan dipicu provokasi dan aksi lempar batu oleh massa pendukung paslon petahana. Sebagai berikut.
*CATATAN KAMPANYE AKBAR PRABOWO SANDI DI PURWOREJO*
*Fakta - Fakta Kerusuhan di Krendetan Bagelen Yang Ditemukan TIM FAKTA DI LAPANGAN:*
1. Provokasi dari pihak 01 dengan mengacungkan jari satu sambil menantang saat konvoi GPK pendukung 02 lewat.
2. Pendukung 02 lewat tidak terprovokasi tapi kubu 01 menambah Provokasi dengan melempar batu ke pendukung 02.
3. Korban dari 01 bernama (YW) yang menurut saksi mata (warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya), adalah seorang pemabuk yang biasa nongkrong di pinggir jalan di desa krendetan bagelen Purworejo. Pada saat kejadian ada seorang yang ditugaskan merekam video dan korban sudah di ingatkan agar jangan terus melakukan tantangan dan provokasi tapi jawabannya "aku wani kok" (saya berani kok).
4. Menurut penuturan penjual di lingkungan kejadian ada seorang yang ditugaskan merekam video dan korban sudah di ingatkan agar jangan terus melakukan tantangan dan provokasi tapi jawabannya "aku wani kok" (saya berani kok).
5. Pendukung 02 yang berkonvoi dirazia oleh polisi secara besar-besaran sebelum ke lokasi mulai helm, surat -surat bahkan sampai nomor kendaraan.
6. Rombongan konvoi di halang -halangi yang mengakibatkan banyak yang datang terlambat. Bahkan pembicara Ust. Haikal Hassan Barras *mengaku*: Dirazia/Diperiksa sampai lokasi di 12 titik sebelum akhirnya sampai.
7. Kampanye berlangsung aman damai dan sukses meski mendapatkan banyak penghadangan dan upaya penggagalan.
8. Disebarkan foto kampanye sedikit yang datang dengan cara memfoto lapangan sebelum acara karena banyak yang terlambat akibat penghadangan dan foto lapangan setelah usai yang bersih kembali dari sampah dan kotoran karena para peserta membersihkannya sebelum pulang.
9. Kejadian Provokasi dari 01 tidak hanya terjadi di Purworejo tapi juga di Yogyakarta, Magelang dan sekitarnya saat giliran kampanye 02. Padahal pihak 02 tidak pernah mengganggu acara kampanye 01 saat gilirannya meskipun banyak melakukan pelanggaran kampanye.
Rabu, 03 April 2019
*TIM PENCARI FAKTA KAMPANYE AKBAR PRABOWO SANDI DI PURWOREJO*
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - Sepanjang masa kampanye Pilpres 2019, kubu paslon 02 Prabowo - Sandi "paling kenyang" mengalami tindakan intimidasi dan persekusi pendukung kubu lawan, bahkan jauh sebelum masa kampanye dimulai.
Hajjah Neno Warisman yang seorang perempuan saja sudah berkali-kali diintimidasi dan dipersekusi, diserang gerombolan preman di Bandara, dan sebagainya.
Warga masyarakat yang mengenakan kaos #2019GantiPresiden juga kerap dipersekusi oleh massa pendukung paslon petahana, bahkan dipaksa untuk melepas bajunya.
Sandiaga Uno apalagi, beliau kerap diganggu para preman dan panasbung saat melakukan kunjungan khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Namun Cawapres Milenial itu selalu memilih mengalah dan menghindar, demi untuk menghindari konflik. Dan beliau selalu memerintahkan kepada para pendukung paslon 02 untuk selalu tertib, berkampanye secara damai dan menjauhi konflik.
Semua data, fakta, foto dan video kejahatan intimidasi dan persekusi terhadap kubu paslon 02 itu semuanya masih ada dan bisa dilihat sendiri di Google, Youtube dan lainnya.
Maka itu sungguh mengagetkan ketika muncul kejadian bentrokan dan persekusi di Purworejo, Jawa Tengah, tetapi pelakunya diklaim sebagai pendukung paslon 02, sementara yang menjadi korban adalah pendukung kubu 01. Hal ini cukup aneh.
Pihak Prabowo pun akan menurunkan tim guna melakukan investigasi terkait peristiwa tersebut.
"Pihak advokasi dan hukum BPN akan mengirimkan tim ke lapangan untuk melakukan investigasi, bukan cuma sekedar cek," ungkap Direktur Advokasi dan Hukum BPN Prabowo-Sandiaga, Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan, Rabu (3/4/2019).
Kubu pasangan nomor urut 02 itu ingin memastikan pelaku pengeroyokan. Polisi menyebut pelaku merupakan massa yang baru saja mengikuti kampanye terbuka pendukung Prabowo-Sandi di Purworejo pada Selasa (2/4) kemarin.
"Apakah pelaku pengeroyokan benar-benar dari kubu 02 atau ada pihak-pihak lain yang memanfaatkan suasana," kata Dasco.
Menurut Waketum Gerindra ini, perilaku anarkis tidak diperbolehkan. Dasco mengingatkan Pilpres 2019 harus dijalani dengan damai, meski berbeda pilihan politik.
"Kalau memang itu terjadi di kubu 02, hal-hal seperti ini tidak bisa ditolerir. Pak Prabowo dan Pak Sandi selalu berbicara bahwa kampanye itu harus damai, di dunia nyata dan tidak hoax di dunia maya," sebut anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum itu.
Seperti diketahui, massa yang diduga peserta kampanye terbuka Prabowo-Sandiaga di Purworejo melakukan pengeroyokan terhadap seorang warga. Korban mengalami luka hingga dirawat di rumah sakit. Beberapa sepeda motor juga dirusak.
Peristiwa itu terjadi di Jl Jogja KM 11 tepatnya di depan SDN Krendetan, Kecamatan Bagelen pada Selasa (2/4).
Korban bernama Yuli Wijaya (28) disebut saat kejadian tengah mengatur lalu lintas karena di lokasi tersebut digunakan sebagai jalur keluar masuk kendaraan proyek pertambangan batu andesit. Saat peristiwa terjadi, korban yang diketahui mengenakan kaus Jokowi, mengaku tiba-tiba dihampiri oleh rombongan yang melintas.
"(Pakai kaus) gambar Jokowi. Korban mengalami luka-luka, di bagian kepala robek dan wajah memar. Kemudian korban dibawa ke rumah RSUD dr Tjitro Wardojo Purworejo untuk mendapatkan pertolongan," sebut Kapolsek Bagelen, AKP Sarjana, hari ini.
"Menurut keterangan korban bahwa pelaku menggunakan kaos dan atribut GPK. Entah karena apa tiba-tiba rombongan memukul korban beramai-ramai. Ada yang melempar batu juga. Korban tidak bisa melawan dan jatuh," kata Sarjana, sebelumnya.
Namun versi berbeda muncul dari kubu Relawan Prabowo - Sandi. Ternyata bentrokan dipicu provokasi dan aksi lempar batu oleh massa pendukung paslon petahana. Sebagai berikut.
*CATATAN KAMPANYE AKBAR PRABOWO SANDI DI PURWOREJO*
*Fakta - Fakta Kerusuhan di Krendetan Bagelen Yang Ditemukan TIM FAKTA DI LAPANGAN:*
1. Provokasi dari pihak 01 dengan mengacungkan jari satu sambil menantang saat konvoi GPK pendukung 02 lewat.
2. Pendukung 02 lewat tidak terprovokasi tapi kubu 01 menambah Provokasi dengan melempar batu ke pendukung 02.
3. Korban dari 01 bernama (YW) yang menurut saksi mata (warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya), adalah seorang pemabuk yang biasa nongkrong di pinggir jalan di desa krendetan bagelen Purworejo. Pada saat kejadian ada seorang yang ditugaskan merekam video dan korban sudah di ingatkan agar jangan terus melakukan tantangan dan provokasi tapi jawabannya "aku wani kok" (saya berani kok).
4. Menurut penuturan penjual di lingkungan kejadian ada seorang yang ditugaskan merekam video dan korban sudah di ingatkan agar jangan terus melakukan tantangan dan provokasi tapi jawabannya "aku wani kok" (saya berani kok).
5. Pendukung 02 yang berkonvoi dirazia oleh polisi secara besar-besaran sebelum ke lokasi mulai helm, surat -surat bahkan sampai nomor kendaraan.
6. Rombongan konvoi di halang -halangi yang mengakibatkan banyak yang datang terlambat. Bahkan pembicara Ust. Haikal Hassan Barras *mengaku*: Dirazia/Diperiksa sampai lokasi di 12 titik sebelum akhirnya sampai.
7. Kampanye berlangsung aman damai dan sukses meski mendapatkan banyak penghadangan dan upaya penggagalan.
8. Disebarkan foto kampanye sedikit yang datang dengan cara memfoto lapangan sebelum acara karena banyak yang terlambat akibat penghadangan dan foto lapangan setelah usai yang bersih kembali dari sampah dan kotoran karena para peserta membersihkannya sebelum pulang.
9. Kejadian Provokasi dari 01 tidak hanya terjadi di Purworejo tapi juga di Yogyakarta, Magelang dan sekitarnya saat giliran kampanye 02. Padahal pihak 02 tidak pernah mengganggu acara kampanye 01 saat gilirannya meskipun banyak melakukan pelanggaran kampanye.
Rabu, 03 April 2019
*TIM PENCARI FAKTA KAMPANYE AKBAR PRABOWO SANDI DI PURWOREJO*
Sumber: Detik