Blak-Blakan! Kasus Teror KPK, Novel Baswedan: Dibiarkan Kapolri, Diabaikan Jokowi

Rabu, 10 April 2019

Faktakini.com, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyatakan dirinya sudah memaafkan pelaku penyiraman air keras yang membuat kedua matanya rusak parah. Namun dia tak bisa memaklumi peristiwa yang terjadi pada 11 April 2017.

Sayangnya, setelah dua tahun polisi tak kunjung mengungkap siapa pelaku maupun aktor intelektual di balik aksi teror terhadap dirinya tersebut.

Bahkan yang terjadi kemudian berbagai aksi teror terus berlangsung, baik kepada penyidik, pegawai, maupun pimpinan KPK.

"Serangan kepada KPK itu masih terus berlanjut sampai sekarang. Orang mengira itu serangan hanya kepada saya, padahal yang diserang itu banyak," kata Novel saat ditemui detikcom di kediamannya, Senin (8/4) malam.

Dalam ingatannya, ada 10 kasus teror besar kepada KPK yang sampai sekarang kasusnya seperti dibiarkan, tak pernah terungkap pelakunya. Padahal buktinya jelas ada, dan beberapa pelaku diketahui oleh korban karena teror dilakukan dalam suasana terang.

"Ini namanya dibiarkan. Negara abai dan kalah sama koruptor. Mau koruptornya mempengaruhi aparat dan lain-lain. Negara gak boleh kalah," tegas lelaki kelahiran Semarang, 22 Juni 1977 itu.

Agar teror terhadap dirinya maupun berbagai teror kepada KPK bisa diungkap, Novel berharap Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).

Sebab bila cuma Tim Gabungan seperti yang dibentuk Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian awal Januari lalu, dia meragukan integritas dan independensinya.

Sebab di dalam Tim itu bercokol beberapa penyidik asal kepolisian yang oleh Komnas HAM telah direkomendasikan sebagai melakukan abuse of process.

"Pak Kapolri sudah membiarkan selama dua tahun, masak Pak Kapolri yang terus disuruh menyelesaikan," ujar Novel.

Ia menyebut, serangan-serangan atau teror kepada KPK semakin lama eskalatif, semakin meningkat. Tujuannya adalah melemahkan KPK dan menghambat penanganan perkara-perkara. "Ini berbahaya, karena itu sangat beralasan ketika saya menyampaikan, Bapak Presiden mestinya bersikap, tidak boleh diam saja," ujarnya.

Novel menegaskan dirinya terus menyuarakan hal ini, terutama di masa kampanye, untuk memberikan kesempatan kepada Presiden Jokowi menunjukkan komitmen dan keberpihakannya kepada KPK dalam memberantas korupsi. Sebab berkaca dari keberhasilan lembaga-lembaga antikorupsi di banyak negara, selalu ada sokongan yang kuat dari pemerintahnya. "Pasti disitu kepala negaranya mendukung penuh," ujarnya.

Kepada Tim Blak blakan detikcom, Novel juga menjelaskan kondisi kesehatan kedua matanya. Juga olah raga tinju yang kini rutin dilakukan untuk menjaga kebugarannya. Selengkapnya Tonton Blak blakan Novel Baswedan.

Foto: Novel Baswedan

Sumber: Detik