Ceby Gagal Pelintir, BPN: Pernyataan Prabowo Tidak Serang SBY, AHY: Koalisi Solid

Sabtu, 13 April 2019

Faktakini.com, Jakarta - Politikus Partai Gerindra, Andre Rosiade, menjelaskan pernyataan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang menyebut deindustrialisasi jadi tanggung jawab presiden-presiden sebelum Jokowi. Ini disampaikan Prabowo dalam debat putaran akhir, Sabtu malam, 13 April 2019.

Andre menjelaskan hal itu maksudnya bukan Prabowo menyalahkan Presiden sebelumnya, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono atau presiden ke-6 yang diketahui bagian dari koalisinya.

Dia menegaskan pernyataan itu sama sekali tak ada maksud menyerang SBY.

"Jadi tidak ada maksud menyerang Pak SBY. Jadi ini soal Pasal 33 (UUD 1945), bagaimana kita awal merdeka sampai sekarang kita kurang konsisten kurang komitmen dalam melaksanakan Pasal 33," kata Andre di Hotel Sultan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Pria yang juga menjabat sebagai juru bicara BPN Prabowo-Sandi itu menambahkan, Jokowi gagal melaksanakan dan meneruskan apa yang telah dibangun SBY dalam pemerintahannya.

"Tapi yang penting Pak Jokowi kita anggap gagal melaksanakan dan melanjutkan pondasi yang sudah diletakkan Pak SBY," ujarnya.

Terkait insiden kader Partai Demokrat yang teriak-teriak mengancam keluar koalisi di kawasan acara debat kelima hari ini, menurut Andre, adalah hanya salah paham saja.

Buktinya, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan masih berada dalam ruang debat sampai berakhir.

"Mungkin kurang paham, berpolitik itu kan harus komunikasi, enggak bisa reaktif dengan melakukan tweet langsung. Surat SBY saja kita enggak respons dengan tweet. Kita bikin komunikasi, masukan kita laksanakan," katanya.

Capres Prabowo Subianto menyinggung soal kesalahan presiden sebelumnya dalam masalah impor saat debat capres pamungkas.

Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan setiap kepemimpinan memiliki capaian-capaian.

"Saya rasa kita harus melihat secara objektif setiap generasi kepemimpinan pasti telah melakukan berbagai capaian baik di bidang ekonomi politik keamanan kesejahteraan rakyat dan sebagainya, tentu ada perubahan dilakukan dari satu presiden ke presiden berikutnya yang sudah baik lanjutkan yang belum baik diperbaiki," kata AHY usai debat di The Sultan Hotel, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

AHY mengaku tidak mau mengomentari saat ditanya tersinggung atau tidak. Dia menekankan setiap generasi kepemimpinan perlu diapresiasi.

"Saya tidak ingin mengomentari lebih jauh yang jelas bagi saya setiap yang dilakukan generasi dahulu wajib diapresiasi segala yang baik apalagi kalau itu memang terasa oleh rakyat kita," ujarnya.

Namun karena masa kepemimpinan yang dibatasi UU, kata AHY, ada yang belum tuntas dan sempurna. Yang belum tercapai itu menjadi tugas pemimpin selanjutnya untuk memperbaiki.

"Itulah tugas pemimpin selanjutnya utk memperbaiki. Artinya yang sebaiknya kita inginkan para pemimpin terus menghargai para pendahulu dengan semangat menjadi lebih baik dari pendahulunya," ucapnya.

Namun, AHY menegaskan koalisi tetap solid. Kehadiran elite-elite PD di debat capres kelima untuk mendukung pilpres.

"Tidak mungkin kami keluar dari koalisi besok tiga hari lagi tinggal pemungutan suara. Jadi temen-teman media tidak perlu terlalu membuat suasana panas koalisi tidak utuh tidak solid. Kami solid dan kami hadir di sini bisa memberikan support bagi pilpres tapi kami juga punya tugas mandat untuk memenangkan Partai Demokrat dalam pemilihan legislatif," ujarnya.

Prabowo sebelumnya menjelaskan maksud pernyataannya mengenai Jokowi yang masih saja membolehkan impor. Prabowo mengatakan dia tidak menyalahkan Jokowi.

"Saya tidak menyalahkan Bapak Jokowi," kata Prabowo dalam debat kelima di Hotel Sultan, Sabtu (13/4/2019).

Prabowo mengatakan hal tersebut merupakan kesalahan semua pihak. Secara khusus Prabowo menyebut itu sebagai kesalahan presiden-presiden sebelum Jokowi.

"Saya tidak menyalahkan Bapak, ini kesalahan besar presiden-presiden sebelum Bapak. Kita semua harus bertanggung jawab. Bener. Itu pendapat saya," tutur Prabowo.