Dipelintir Terima Hasil KPU, Habib Hanif: Tak Ada Bahas Pemilu Dalam Dialog Ilmiah Di Sidogiri
Selasa, 23 April 2019
Faktakini.com, Jakarta - Acara Dialog Ilmiah di Ponpes Sidogiri, Pasuruan Jawa Timur, Senin (22/4/2019) mulai digoreng dan dipelintir oleh sebagian pihak bahwa "Habib Hanif telah menerima hasil Pilpres versi Real Count KPU", dan sejenisnya.
Hal ini terkait dengan foto bersama Habib Hanif dengan Yahya Cholil Staquf yang merupakan pendukung Jokowi. Padahal foto tersebut adalah permintaan dari pihak panitia.
Habib Hanif pun menegaskan, acara tersebut adalah dauroh ilmiah bertemakan "Islam Rahmatan Lil Alamain Dalam Bingkai Amar Makruf Nahi Munkar", dan sama sekali tidak membahas soal Pilpres, penghitungan KPU dan sejenisnya. Karena umat masih sangat yakin bahwa Prabowo - Sandi pasti menang jika tidak dicurangi.
Dalam Seminar tersebut, pantia menghadirkan Habib Hanif Alathas, Lc Sebagai Narasumber yang mewakili FPI, DR. M Saad Ibrahim sebagai perwakilan Muhammadiyyah dan KH Yahya Cholil Tsaquf sebagai perwakilan NU.
Usai pemaparan dari ke 3 nara sumber, sesi tanya jawab yang sangat ditunggu oleh semua peserta dibatalkan oleh panitia dengan alasan keterbatasan waktu.
Meski demikian ternyata perbincangan yang disaksikan banyak orang berlanjut sampai ke ruang makan.
Dalam perbincangan tersebut, Habib Hanif justru dengan keras dan tegas mempersoalkan beberapa hal yang pernah dilakukan oleh Yahya Cholil Tsaquf yang belum lama ini menghadiri sebuah Forum di Israel.
" Kunjungan antum ke Israel, apalagi duduknya begitu Mesra,, jangankan kita Umat Islam yg di Indonesia, Saudara-saudara kita yang di Palestina sakit hati luar biasa dengan Kunjungan itu, mereka ramai-ramai mengeluh ke Kami yang ada di Indonesia, kunjungan antum menyakiti Umat Islam ! ", Tegas Habib Hanif.
Gus Yahya menjawab bahwa kunjungannya ke Israel untuk mencari solusi, karena orang Yahudi sendiri di berbagai tempat merasa menjadi sasaran kemarahan Umat Islam akibat apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Meskipun faktanya, sebagaimana kita ketahui pada pertemuan tersebut Gus Yahya sama sekali tidak membahas tentang pembelaan terhadap Palestina, justru malah cenderung menyalahkan sebagian ajaran Islam pada forum tersebut.
Habib Hanifpun menegaskan kembali bahwa yang dilakukannya itu menyakiti Umat Islam. Habib juga menyayangkan bahwa sikap Gus Tsaquf kepada sesama Umat Islam yang beda kelompok berbanding terbalik dengan sikapnya kepada Israel yang begitu mesra. " Kenapa dengan Israel begitu santun tapi dengan sesama muslim yang hanya beda pandangan atau kelompok sangat jauh,, seakan-akan adalah Islam Harbi " ungkap Habib Hanif.
Disamping itu beliau juga mempertanyakan nyinyiran Gus Tsaquf dalam status FBnya yang berbarengan dengan kunjungan Habib Umar bin Hafidz, menurut Habib Hanif hal tersebut sangat menyakiti para habaib dan Pecinta habaib karena Habib Umar merupakan salah satu tokoh rujukan dan panutan saat ini.
Gus Yahya menjawab bahwa status itu beliau tujukan kepada Da'i-Da'i dari berbagai Negara seperti Yordania, Suriah, dll yang datang berceramah di wilayah Rembang dan sekitarnya. Menurut Yahya masyarakat pedesaan juga tidak faham apa yang disampaikan mereka sehingga hanya menjadi tontonan saja.
Lalu salah satu tokoh yang ada di forum tersebut mengatakan bahwa apapun alasannya, status itu ditulis berbarengan dengan momen kedatangan Habib Umar bin Hafidz ke Indoesia, sehingga sangat sulit untuk melepaskan keduanya. Wajar kalau hal tersebut membuat para pecinta ulama dan habaib marah.
Habib Hanif juga menyoal pernyataan Gus Tsaquf dalam salah satu ceramahnya yang mengatakan bahwa Islam kita ini beda dengan Islam Arab, Islam kita Islam Nusantara, kalau Islam arab datang dengan cara menjajah.
" Kalau Islam Arab dibawa datang dengan cara Menjajah, memang yang menyebarkan Islam di Arab itu siapa ? Yang menyebarkan itu langsung Rosulullah saw, Sahabat Nabi saw dan para tabi'in. Berarti mereka penjajah dong ? Ini fatal sekali Gus " tegas Habib Hanif.
Lagi-lagi Gus Tsaquf menjawab bahwa jika melihat sejarah, dahulu itu penjajahan adalah hal yang biasa, penjajahan baru dihapuskan setelah perang dunia ke dua, sehingga saat itu penjajahan tidak menjadi masalah, sekarang saja yang bermasalah.
Mendengar hal itu habib Hanif Menegaskan bahwa apapun alasannya kalimat penjajah tidak boleh dan sangat tidak pantas dinisbatkan kepada Nabi saw dan Sahabatnya.
Usai makan siang, saat diwawancarai wartawan Faktakini.com Habib Hanif Menegaskan " Saya tidak ada masalah dengan NU, namun masalah saya dengan mereka yang menyakiti hati Umat Islam Khususnya Palestina ".