Fakta! Jakarta Urban Coalition: Banjir Februari 2015 (Era Ahok) Paling Parah!
Senin, 29 April 2019
Faktakin.com, Jakarta - Fakta membuktikan di era kepemimpinan Ahok penista agama Jakarta mengalami banjir yang paling parah.
Berdasarkan pantauan di lapangan berupa lumpuhnya moda transportasi pribadi maupun umum karena terkena dampak banjir pada Senin (9/2/2015) di Jakarta, dinilai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Koalisi Perkotaan Jakarta (Jakarta Urban Coalition), Ubaidillah merupakan banjir paling parah dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ini banjir terbesar sejak 2007, 2013, dan 2014. Banjir ini terjadi karena hujan lokal dan baru terjadi selama dua hari, tapi ternyata sudah melumpuhkan Kota Jakarta. Dampak banjir pada Senin lalu melumpuhkan aktivitas transportasi secara umum, aktivitas di jalan tol dan commuter line,” papar Ubaidillah, Selasa (17/2).
Diungkapkannya, jika pada tahun-tahun sebelumnya, banjir akan surut sekitar pukul 21.00 WIB sehingga arus kendaraan di jalan sudah mulai lancar.
Namun pada banjir Februari 2015 ini, terpantau hingga tengah malam aktivitas transportasi lumpuh. Bahkan tidak sedikit pengendara mobil yang istirahat dan menginap di jalan hingga esok harinya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, pada tahun ini, banjir merata di sejumlah daerah Ibukota. Jakarta Utara merupakan wilayah yang paling parah terkena dampak bencana tersebut.
“Banjir terdalam dan merata terjadi di seluruh tempat di Jakarta Utara, kecuali kawasan elite PIK (Pantai Indah Kapuk),” ujarnya.
Melihat kondisi banjir pada tahun ini, Ubaidillah melihat Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak mempunyai program revolusioner untuk menanggulangi banjir.
"Apa yang dilakukan Ahok hanya mengerjakan program Pemprov 10 tahun lalu,” ungkapnya.
Melihat kenyataan banjir Jakarta tersebut dan perkiraan BMKG yang menyatakan puncak musim penghujan masih akan terjadi sampai dengan Maret 2015, maka mantan Direktur Eksekutif Walhi Jakarta itu meminta Pemprov DKI harus lebih sigap dan bergerak lebih cepat dalam upaya penanggulangan bencana banjir.
"Utamanya fokus penyelamatan jiwa masyarakat, mengingat banjir di tahun ini telah memakan korban empat jiwa meninggal," imbuhnya.
Adapun catatan banjir Jakarta menurut atau dalam kategori yang berhasil dihimpun Jakarta Urban Coalition adalah:
I. Kategori Banjir Kiriman Dari Hulu Melalui Sungai
1. Tahun 2007 : Siaga I
2. Tahun 2013 : Siaga I
II. Kategori Dampak Lumpuhnya Transportasi
1. Hujan pada 9 Februari 2015
2. Hujan pada 1 Februari 2007
3. Hujan pada 25 Oktober 2010
III. Kategori Korban Jiwa Terbesar
1. Tahun 2007: 80 jiwa
2. Tahun 2013: 48 jiwa
3. Tahun 2014: 23 jiwa
4. Tahun 2015: 4 jiwa
IV. Kategori Banjir Terdalam
1. 2007: hingga kedalaman mencapai 5 meter
2. 2013: mencapai 100-120 cm di Jakarta Barat
3. 2015: rata-rata 60-100 cm terutama di utara Jakarta, dan Tangerang rata-rata 50-100 cm
V. Kategori Banjir Terluas
Tahun 2014, meliputi hampir seluruh kawasan Ibukota maupun wilayah kota penyangga seperti Tangerang, Bekasi, dan bahkan banjir juga melanda Kota Depok
VI. Kategori Hujan Lokal Terbesar
1. Tahun 2014: hujan turun sepanjang hari sejak tanggal 11-30 Januari 2014
2. Tahun 2015: hujan pada 23 Januari dan 8, 9, 10 Februari
VII. Kategori Banjir Rob Terbesar
1. Tanggal 16 September 2010 :Peristiwa abrasi jalan RE Martadinata
2. Bulan Juni 2013: Banjir rob selama dua pekan lebih terjadi dan menggenangi hampir seluruh kawasan Pademangan seperti Hailai-Gunungsari, Kalan Ampera-King, Kalimati, Kampung Bandan, RE Martadinata, Ancol hingga masuk ke wilayah Jakarta Pusat meliputi Gunungsari- Manggadua
VIII. Kategori Banjir Rob Tiap Tahun
Marunda, RE Martadinata, Sunter, Ancol, Kampung Bandan, Muara Baru, Muara Angke, Kamal, Kapuk, dan Kamal Muara
IX. Kategori Hujan Sepanjang Tahun
Tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah siklus musim hujan yg unik, yaitu hujan selalu terjadi dalam setiap dua minggu dengan intensitas ringan hingga sedang
Foto: Warga melintas di genangan air yang merendam Kawasan Grogol, Jakarta Barat, Rabu (11/2/2015)
Sumber: Beritasatu