Gerindra Ungkap Prabowo Batal Hadiri Peringatan Isra' Mi'raj Di Medan Karena Heli Dilarang Mendarat
Kamis, 4 April 2019
Faktakini.com, Jakarta - Prabowo Subianto akhirnya terpaksa batal ke Medan untuk menghadiri Isra Miraj di halaman Istana Maimun, Medan, pada Rabu (3/4/2019).
Padahal, dari undangan yang tersebar, acara akan dimulai pukul 08.00 WIB itu. Lepas Subuh, kawasan itu sudah ramai dipadati orang. Puluhan ribu para jamaah yaitu yang perempuan mengenakan gamis dan kerudung putih, yang laki-laki berbaju koko dan lobe putih.
Massa masih sabar menunggu hingga menjelang siang, tapi calon presiden nomor urut 02 itu tak muncul juga.
Usut punya usut, ternyata helikopter yang ditumpanginya tak diberi izin untuk melakukan pendaratan di Kota Medan.
Kesulitan ini diakui Ketua Badan Pemenangan Daerah Prabowo-Sandi Provinsi Sumatera Utara, Gus Irawan Pasaribu.
Gus, begitu dia biasa dipanggil, mengaku pihaknya sudah berupaya mendapatkan izin sejak Minggu (31/3/2019) sampai Selasa (2/4/2019) malam, mulai di Lapangan Merdeka, Lapangan Banteng sampai Stadion Teladan, hasilnya nihil. Tetap tidak diberikan izin.
Ada pihak swasta yang menawarkan tempatnya sebagai helipad, namum dari sisi keamanan tidak terjamin.
"Izin memang dipersulit, faktanya kami enggak bisa dapat sampai hari terakhir. Kami gak dapat izin sama sekali," kata Gus saat dikonfirmasi Kompas.com lewat sambungan telepon Kamis (4/4/2019).
Akhirnya, mereka mencoba Lapangan Sejati di Tuti Kuning, Jalan AH Nasution, Medan.
Ditanya apakah pilihan ini berdasarkan rekomendasi Pemkot Medan melalui Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Medan M Husni, dia membantah.
Menurutnya, milik Pemkot Medan itu Lapangan Merdeka dan Lapangan Banteng.
"Kita merasa Lapangan Merdeka dan Teladan yang paling dekat ke acara. Kita tahu, selalu kok, mendarat ada. Di Merdeka, belum waktu yang lama ada mendarat heli di situ. Orang lain bisa, kok kami 02 gak bisa? Itu pertanyaannya," katanya.
Gus merasa sebagai warga negara harusnya diperlakukan sama, tidak ada perbedaan. Apalagi undang-undang mengatur dan menjaminnya. Pihaknya adalah warga negara Indonesia yang sedang berjuang mendapat mandat rakyat untuk berkuasa.
"Memang kami sedang tidak berkuasa. Tapi kan, berkuasa tak berkuasa hak setiap warga negara itu sama," imbuhnya.
Kenapa harus menggunakan helikopter, Gus bilang, untuk menghemat waktu.
Diceritakannya, dari Jakarta, Prabowo mendarat di Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deliserdang.
Dari sinilah rencananya dia menggunakan helikopter menuju lokasi Isra Miraj dan ke Kabupaten Langkat. Setelah itu, Prabowo harus kembali lagi ke Jakarta.
"Jadi untuk menghemat waktu, semua didesain untuk heli. Kami sih, sudahlah, sabar sajalah... Pesan Pak Prabowo, kami jangan memberi ruang sekecil apapun untuk kesalahan. Kami sadar betul kami ini di luar kekuasaan, di luar pemerintahan," ujar Gus.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Medan M Husni membenarkan tidak keluarnya izin mendarat helikopter yang ditumpangi Prabowo, khususnya di Lapangan Merdeka dan Stadion Teladan.
Ia beralasan, Lapangan Merdeka saat ini sedang dalam perbaikan, sementara untuk Stadion Teladan ia beralasan dipakai untuk kegiatan olahraga.
Pemerintah Kota Medan lalu menawarkan Lapangan Taman Cadika di Jalan Karya Wisata dan Lapangan Sejati di Jalan AH Nasution, keduanya sama-sama berada di Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.
Menurut Husni, Lapangan Candika sudah biasa digunakan sebagai landasan helikopter, Bupati Simalungun JR Saragih sering memakainya.
"Tidak ada izin yang dipersulit, dua hari lalu sudah diberikan. Saya sampaikan ke Ihwan Ritonga, Wakil Ketua DPRD Medan Fraksi Gerindra," klaim Husni.
Pernyataan Husni ini tegas dibantah oleh Gus Irawan. Katanya, sampai malam detik terakhir, mereka masih mengusahakan izin dikeluarkan.
"Kepala dinas itu lari-lari, kok...Hari terakhir kita masih minta izin, saya bantah itu..!" ujar Gus.
Meski tanpa Prabowo, Isra Miraj berjalan aman dan tertib tanpa ada atribut partai yang dikenakan massa yang hadir.
Walau begitu masih ada aksi mengacungkan salam dua jari seperti yang sering dilakukan pendukung Capres 02 Prabowo-Sandi, terlihat saat tausiah dari Ustaz Zulkarnaen, Ustadz Haikal Hasan, dan Ustadz Sambo berlangsung.
Hal ini sebetulnya memang sulit dihindari karena warga Sumatera Utara memang seperti sudah 'tidak tahan" untuk memiliki Presiden dan Wakil Presiden baru
Namun, pihak panitia berulang kali tetap berusaha mengingatkan agar massa idak menggunakan dan menunjukkan simbol tangan tersebut.
Foto: Suasana peringatan acara Isra Miraj di halaman Istana Maimun, Medan pada Rabu (3/4/2019)
Sumber: Kompas
Faktakini.com, Jakarta - Prabowo Subianto akhirnya terpaksa batal ke Medan untuk menghadiri Isra Miraj di halaman Istana Maimun, Medan, pada Rabu (3/4/2019).
Padahal, dari undangan yang tersebar, acara akan dimulai pukul 08.00 WIB itu. Lepas Subuh, kawasan itu sudah ramai dipadati orang. Puluhan ribu para jamaah yaitu yang perempuan mengenakan gamis dan kerudung putih, yang laki-laki berbaju koko dan lobe putih.
Massa masih sabar menunggu hingga menjelang siang, tapi calon presiden nomor urut 02 itu tak muncul juga.
Usut punya usut, ternyata helikopter yang ditumpanginya tak diberi izin untuk melakukan pendaratan di Kota Medan.
Kesulitan ini diakui Ketua Badan Pemenangan Daerah Prabowo-Sandi Provinsi Sumatera Utara, Gus Irawan Pasaribu.
Gus, begitu dia biasa dipanggil, mengaku pihaknya sudah berupaya mendapatkan izin sejak Minggu (31/3/2019) sampai Selasa (2/4/2019) malam, mulai di Lapangan Merdeka, Lapangan Banteng sampai Stadion Teladan, hasilnya nihil. Tetap tidak diberikan izin.
Ada pihak swasta yang menawarkan tempatnya sebagai helipad, namum dari sisi keamanan tidak terjamin.
"Izin memang dipersulit, faktanya kami enggak bisa dapat sampai hari terakhir. Kami gak dapat izin sama sekali," kata Gus saat dikonfirmasi Kompas.com lewat sambungan telepon Kamis (4/4/2019).
Akhirnya, mereka mencoba Lapangan Sejati di Tuti Kuning, Jalan AH Nasution, Medan.
Ditanya apakah pilihan ini berdasarkan rekomendasi Pemkot Medan melalui Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Medan M Husni, dia membantah.
Menurutnya, milik Pemkot Medan itu Lapangan Merdeka dan Lapangan Banteng.
"Kita merasa Lapangan Merdeka dan Teladan yang paling dekat ke acara. Kita tahu, selalu kok, mendarat ada. Di Merdeka, belum waktu yang lama ada mendarat heli di situ. Orang lain bisa, kok kami 02 gak bisa? Itu pertanyaannya," katanya.
Gus merasa sebagai warga negara harusnya diperlakukan sama, tidak ada perbedaan. Apalagi undang-undang mengatur dan menjaminnya. Pihaknya adalah warga negara Indonesia yang sedang berjuang mendapat mandat rakyat untuk berkuasa.
"Memang kami sedang tidak berkuasa. Tapi kan, berkuasa tak berkuasa hak setiap warga negara itu sama," imbuhnya.
Kenapa harus menggunakan helikopter, Gus bilang, untuk menghemat waktu.
Diceritakannya, dari Jakarta, Prabowo mendarat di Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten Deliserdang.
Dari sinilah rencananya dia menggunakan helikopter menuju lokasi Isra Miraj dan ke Kabupaten Langkat. Setelah itu, Prabowo harus kembali lagi ke Jakarta.
"Jadi untuk menghemat waktu, semua didesain untuk heli. Kami sih, sudahlah, sabar sajalah... Pesan Pak Prabowo, kami jangan memberi ruang sekecil apapun untuk kesalahan. Kami sadar betul kami ini di luar kekuasaan, di luar pemerintahan," ujar Gus.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Medan M Husni membenarkan tidak keluarnya izin mendarat helikopter yang ditumpangi Prabowo, khususnya di Lapangan Merdeka dan Stadion Teladan.
Ia beralasan, Lapangan Merdeka saat ini sedang dalam perbaikan, sementara untuk Stadion Teladan ia beralasan dipakai untuk kegiatan olahraga.
Pemerintah Kota Medan lalu menawarkan Lapangan Taman Cadika di Jalan Karya Wisata dan Lapangan Sejati di Jalan AH Nasution, keduanya sama-sama berada di Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.
Menurut Husni, Lapangan Candika sudah biasa digunakan sebagai landasan helikopter, Bupati Simalungun JR Saragih sering memakainya.
"Tidak ada izin yang dipersulit, dua hari lalu sudah diberikan. Saya sampaikan ke Ihwan Ritonga, Wakil Ketua DPRD Medan Fraksi Gerindra," klaim Husni.
Pernyataan Husni ini tegas dibantah oleh Gus Irawan. Katanya, sampai malam detik terakhir, mereka masih mengusahakan izin dikeluarkan.
"Kepala dinas itu lari-lari, kok...Hari terakhir kita masih minta izin, saya bantah itu..!" ujar Gus.
Meski tanpa Prabowo, Isra Miraj berjalan aman dan tertib tanpa ada atribut partai yang dikenakan massa yang hadir.
Walau begitu masih ada aksi mengacungkan salam dua jari seperti yang sering dilakukan pendukung Capres 02 Prabowo-Sandi, terlihat saat tausiah dari Ustaz Zulkarnaen, Ustadz Haikal Hasan, dan Ustadz Sambo berlangsung.
Hal ini sebetulnya memang sulit dihindari karena warga Sumatera Utara memang seperti sudah 'tidak tahan" untuk memiliki Presiden dan Wakil Presiden baru
Namun, pihak panitia berulang kali tetap berusaha mengingatkan agar massa idak menggunakan dan menunjukkan simbol tangan tersebut.
Foto: Suasana peringatan acara Isra Miraj di halaman Istana Maimun, Medan pada Rabu (3/4/2019)
Sumber: Kompas