Habib Rizieq Bantah Tudingan Dubes Agus Dan Ungkap Operasi Pemenangan Jokowi Di Saudi

Selasa, 2 April 2019

Faktakini.com, Jakarta - Habib Rizieq Shihab menyebut Menlu RI Retno Marsudi tanpa malu-malu meminta staf KJRI Jeddah dan KBRI Riyadh untuk bekerja keras memenangkan Jokowi - Ma'ruf Amin.

Habib Rizieq menyatakan ia mendapatkan laporan ini secara langsung dari WNI yang bekerja di KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah. Para staf KBRI dan KJRI, sebut Habib Rizieq, merasa hak memilih pada Pilpres 2019 terancam.

Namun Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyangkal hal itu dan bahkan menuding Habib Rizieq telah menebar fitnah dari Kota Suci Mekah dan Madinah.

Saat ini beredar lagi informasi terbaru Habib Rizieq secara blak-blakan mengungkap fakta yang sebenarnya terkait hal itu, dikutip dari Info Mekkah.

Sebagai berikut.

IB HRS memiliki jaringan sangat luas baik di Indonesia mau pun di Saudi Arabia, begitu juga di Organisasi Nasional mau pun Internasional, seperti Organisasi Konferensi Islam (OKI) atau Robithoh Alam Islami (RAI).

Jaringan IB HRS *sangat menggurita*, sampai di dalam KBRI dan KJRI serta Kemenlu RI di Indonesia, hingga Kementerian lainnya, bahkan di jajaran TNI dan POLRI dan ASN sekali pun. Itu semua karena masih banyak *orang baik* di pemerintahan yang tidak setuju dengan Kezaliman Rezim.

Selama dua tahun di Mekkah, banyak pejabat Indonesia secara diam-diam mendatangi beliau atau mengontaknya atau mengirim informasi penting kepada beliau.

Belum lagi warga Indonesia dari berbagai kalangan di Indonesia mau pun di Saudi yang amat simpatik terhadap perjuangan IB HRS.

Itulah sebabnya IB HRS tahu betul bahwa Pencekalan dirinya yg berlarut-larut hingga saat ini di Saudi karena ulah  BIN yg gunakan tangan Menlu RI dan Dubes RI di Riyadh - Saudi Arabia.

Menlu RI Retno dibantu Dubes RI Agus Gebril yg notabene adalah *Anggota BIN Aktif*, sejak bulan Juni tahun 2018 lalu telah memberi *Laporan Palsu* bahkan *Fitnah Biadab* ttg HRS ke Badan Intelijen Saudi.

HRS *difitnah* oleh Menlu RI dan Dubes RI  sbg Narapidana dan Buronan Berbahaya yg melarikan diri dari Indonesia ke Saudi. Juga sbg Pendukung ISIS dan Pendana Teroris serta Pelaku Money Laundry.

Semuanya terungkap saat IB HRS diperiksa Badan Intelijen Saudi selama 3 jam pada tgl 5 Juli 2018.

Saat itu IB HRS berhasil mengklarifikasi semua *Fitnah Biadab* yang dibuat Menlu RI & Dubes RI atas arahan BIN, sehingga dilepaskan oleh Badan Intelijen Saudi, namun beliau dicekal tidak boleh keluar dari Saudi dengan alasan *keamanan*.

Bahkan biadabnya, utk membuktikan bahwa tuduhan terhadap IB HRS sebagai Pendukung ISIS adalah benar, maka digelarlah Operasi Busuk Intelijen Indonesia dengan  *PASANG BENDERA ISIS* di dinding luar rumah IB HRS di Mekkah.

Ini cara *kejam dan sadis* karena tujuannya agar IB HRS *dihabisi* oleh Pemerintah Saudi yang memang sedang giat memerangi ISIS.

Akibat *Operasi Bendera*, IB HRS kembali diinterogasi Badan Intelijen Saudi, bahkan sempat *ditahan* selama semalam.

Namun hikmahnya, Operasi Busuk Intelijen Indonesia terbongkar. Dan Pemerintah Saudi pun *lebih hati-hati* menerima laporan dari Menlu RI mau pun Dubes RI yang sering *penuh fitnah*.

Bahkan rumah kediaman IB HRS terus diawasi Intelijen Saudi dengan Pengamanan Tertutup untuk Keselamatan IB HRS sekeluarga.

Dubes RI di KBRI Riyadh bukan saja ditengarai tahu skenario *"Operasi Pasang Bendera ISIS"*, tapi diduga kuat selama ini *terlibat* menggerakkan anggota BIN utk beroperasi di Kota Suci Mekkah.

Buktinya, seorang petugas KJRI yang melaksanakan Pendampingan Kekonsuleran membantu IB HRS di Kantor Polisi Mekkah terkait *Kasus Bendera* justru diberhentikan dan dipulangkan ke Tanah Air.

Dan saat Pimpinan DPR RI Fadli Zon datang ke KJRI bertemu sejumlah Staff, untuk mengkonfimasikan sampai sejauh mana langkah KJRI dalam membantu IB HRS menyelesaikan persoalan pencekalan, maka pertemuan tersebut difoto oleh oknum, lalu digoreng oleh KBRI seolah KJRI bermain politik dengan oposisi, sehingga KJRI dapat *"sorotan serius"* dari Kemenlu RI.

Padahal pertemuan KJRI dengan Pimpinan DPR RI dalam soal WNI yang dapat masalah di luar Negeri sudah tepat dan sudah seharusnya.

Sungguh aneh, Kemenlu RI dan KBRI meriang dengan pertemuan tersebut ? Apa takut rahasia keterlibatan Kemenlu RI dan KBRI dalam Kasus Pencekalan IB HRS terbongkar ?? Atau bisa jadi
Kemenlu RI dan KBRI khawatir arahan dan tekanan untuk Pemenangan Jokowi yang mereka lakukan kepada semua Staff KBRI dan KJRI terkuak ???

Selain itu, selama ini Dubes RI merolling sejumlah anggota BIN dari Jakarta untuk memata-matai IB HRS di Saudi dengan menggunakan *"Visa Umroh"*.

Bahkan saat ini sedang mati-matian memasukkan beberapa anggota BIN untuk bekerja di Kantor OKI di Jeddah atau Kantor RAI di Mekkah, agar dengan *Visa Permanen* (Iqomah) bisa bergerak lebih leluasa untuk melakukan *Operasi Intellijen*  di Jeddah dan Kota Suci Mekkah serta Madinah, utk terus mengintai gerak gerik IB HRS, dan *"mencelakakannya"* jika ada kesempatan.

Nama-nama intelijen yang rolling mau pun direkomendasikan KBRI untuk bekerja di OKI - Jeddah atau di RAI - Mekkah sudah ada di tangan IB HRS.

*Ironis*, KBRI yang mestinya melindungi WNI di luar negeri, ternyata justru terlibat dalam Operasi Busuk Intelijen Indonesia untuk mencelakakan warga negaranya sendiri.

Saat ini IB HRS masih memproses agar cekalnya dicabut, sehingga bebas untuk berpergian ke negara mana saja kapan pun diinginkan seperti sebelumnya.

Namun Pemerintah Saudi masih mengkhawatirkan Keamanan dan Keselamatan HRS sekeluarga di luar Saudi, khususnya jika kembali ke Indonesia.

Langkah Pemerintah Saudi sudah tepat, karena IB HRS tinggal di Saudi saja diobok-obok terus oleh Rezim Zalim, apalagi  jika kembali ke Indonesia saat  Rezim Lalim ini masih berkuasa.

Jadi, jelas Dubes RI telah sebar Fitnah Biadab terhadap IB HRS di Kota suci Mekkah. Dan ini tidak boleh dibiarkan oleh DPR RI mau pun KOMNAS HAM, karena Hak Asasi IB HRS sedang diperkosa oleh *Rezim Jahannam*.

Sumber: Info Mekkah



mam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab mengungkapkan Menlu Retno Marsudi telah "bergerilya" menggalang kemenangan untuk Jokowi saat mengunjungi Arab Saudi.

Habib Rizieq juga mengungkapkan adanya kabar supaya surat suara di Saudi tercoblos nama Jokowi.

Kabar tersebut disampaikan Habib Rizieq dalam tayangan yang ditayangkan Front TV. Habib Rizieq menyebut Retno tanpa malu-malu meminta staf KJRI Jeddah dan KBRI Riyadh untuk bekerja keras memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Sangat kita sesalkan beberapa waktu yang lalu Menlu datang ke Saudi Arabia, kemudian melakukan pertemuan baik di KBRI maupun di KJRI selanjutnya Menlu tanpa malu-malu, tanpa sungkan-sungkan, secara terang-terangan mengajak para staf dan seluruh pekerja yang ada di KBRI maupun KJRI agar bekerja keras memenangkan paslon 01 yaitu Jokowi," ujar Habib Rizieq dalam video yang ditayangkan Front TV, seperti dilihat detikcom, Senin (1/4).

Habib Rizieq mengaku mendapat informasi tersebut dari WNI yang bekerja di KBRI dan KJRI. Para staf KBRI dan KJRI, sebut Rizieq, merasa hak untuk memilih dalam Pilpres 2019 terancam.

Posting Komentar untuk "Habib Rizieq Bantah Tudingan Dubes Agus Dan Ungkap Operasi Pemenangan Jokowi Di Saudi"