Helikopter Militer Myanmar Berondong Warga Muslim Rohingya Di Rakhine, 5 Orang Tewas
Kamis, 4 April 2019
Faktakini.com, Jakarta - Naypyidaw - Sebuah helikopter militer di Rakhine, Myanmar dilaporkan menyerang sekelompok warga Rohingya yang sedang mengumpulkan bambu. Serangan ini menewaskan lima warga Rohingya dan melukai 13 orang lainnya.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (4/4/2019), informasi soal serangan terhadap warga etnis minoritas muslim Rohingya ini disampaikan sejumlah warga desa setempat dan seorang anggota parlemen wilayah Rakhine.
Serangan helikopter ini dilaporkan terjadi di sebuah lembah di wilayah Buthidaung, dekat sebuah desa yang menjadi tempat tinggal warga Rohingya di Rakhine.
"Serangan udara militer menewaskan lima orang, termasuk salah satu warga desa kami, kemarin (3/4) sekitar pukul 16.00 waktu setempat," sebut pemimpin komunitas desa Kin Taung, Zaq Kir Ahmed, kepada Reuters via telepon.
"Orang-orang desa tidak berani pergi keluar dan ketakutan," imbuhnya.
Kebanyakan desa di sekitar wilayah Buthidaung diratakan dengan tanah dalam operasi militer Myanmar terhadap Rohingya tahun 2017 lalu. Namun desa yang menjadi tempat tinggal warga Rohingya yang tewas dalam serangan helikopter ini, lolos dari operasi tersebut.
Rashid Ahmed, warga setempat yang bekerja sebagai buruh menyebut kakak laki-lakinya bersama paman dan keponakannya terkena tembakan saat bekerja di lembah Sai Din.
"Sebuah helikopter menyerang mereka ketika mereka sedang bekerja di sana, memotong dan mengumpulkan bambu," ujarnya via telepon kepada Reuters.
Dua warga setempat lainnya juga menyebut ada sebuah helikopter yang menyerang rombongan warga Rohingya.
Secara terpisah, anggota parlemen wilayah Rakhine, Maung Kyaw Zan, menyebut bahwa para korban luka dilarikan ke kota Buthidaung, namun beberapa orang di antaranya meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit. Ditambahkan Maung Kyaw bahwa lima korban tewas telah diambil keluarganya.
"Ketika saya berbicara dengan para korban luka, mereka mengatakan tembakan datang dari udara, tidak ada bentrokan di daratan," ucap Maung Kyaw.
Kepala delegasi Komisi Palang Merah Internasional (ICRC) di Myanmar, Stephan Sakalian, menyatakan timnya telah mengunjungi Rumah Sakit Buthidaung yang menjadi tempat dirawatnya 13 korban luka akibat serangan tersebut.
"ICRC dan tim Palang Merah Myanmar menindaklanjuti situasi ini dengan secara saksama dan menawarkan layanan kami jika ada yang membutuhkan, termasuk suplai medis atau pemindahan ke rumah sakit Sittwe, seperti yang kami lakukan dua pekan lalu terhadap lima warga sipil yang luka-luka," tutur Stephan.
Sementara itu, militer Myanmar enggan mengomentari laporan ini. Juru bicara militer Myanmar, Mayor Jenderal Tun Tun Nyi, menyatakan pihak militer akan merilis 'kabar sebenarnya' soal insiden itu tepat pada waktunya.
Foto: Ilustrasi - Polisi Myanmar sedang berjaga di Rakhine
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - Naypyidaw - Sebuah helikopter militer di Rakhine, Myanmar dilaporkan menyerang sekelompok warga Rohingya yang sedang mengumpulkan bambu. Serangan ini menewaskan lima warga Rohingya dan melukai 13 orang lainnya.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (4/4/2019), informasi soal serangan terhadap warga etnis minoritas muslim Rohingya ini disampaikan sejumlah warga desa setempat dan seorang anggota parlemen wilayah Rakhine.
Serangan helikopter ini dilaporkan terjadi di sebuah lembah di wilayah Buthidaung, dekat sebuah desa yang menjadi tempat tinggal warga Rohingya di Rakhine.
"Serangan udara militer menewaskan lima orang, termasuk salah satu warga desa kami, kemarin (3/4) sekitar pukul 16.00 waktu setempat," sebut pemimpin komunitas desa Kin Taung, Zaq Kir Ahmed, kepada Reuters via telepon.
"Orang-orang desa tidak berani pergi keluar dan ketakutan," imbuhnya.
Kebanyakan desa di sekitar wilayah Buthidaung diratakan dengan tanah dalam operasi militer Myanmar terhadap Rohingya tahun 2017 lalu. Namun desa yang menjadi tempat tinggal warga Rohingya yang tewas dalam serangan helikopter ini, lolos dari operasi tersebut.
Rashid Ahmed, warga setempat yang bekerja sebagai buruh menyebut kakak laki-lakinya bersama paman dan keponakannya terkena tembakan saat bekerja di lembah Sai Din.
"Sebuah helikopter menyerang mereka ketika mereka sedang bekerja di sana, memotong dan mengumpulkan bambu," ujarnya via telepon kepada Reuters.
Dua warga setempat lainnya juga menyebut ada sebuah helikopter yang menyerang rombongan warga Rohingya.
Secara terpisah, anggota parlemen wilayah Rakhine, Maung Kyaw Zan, menyebut bahwa para korban luka dilarikan ke kota Buthidaung, namun beberapa orang di antaranya meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit. Ditambahkan Maung Kyaw bahwa lima korban tewas telah diambil keluarganya.
"Ketika saya berbicara dengan para korban luka, mereka mengatakan tembakan datang dari udara, tidak ada bentrokan di daratan," ucap Maung Kyaw.
Kepala delegasi Komisi Palang Merah Internasional (ICRC) di Myanmar, Stephan Sakalian, menyatakan timnya telah mengunjungi Rumah Sakit Buthidaung yang menjadi tempat dirawatnya 13 korban luka akibat serangan tersebut.
"ICRC dan tim Palang Merah Myanmar menindaklanjuti situasi ini dengan secara saksama dan menawarkan layanan kami jika ada yang membutuhkan, termasuk suplai medis atau pemindahan ke rumah sakit Sittwe, seperti yang kami lakukan dua pekan lalu terhadap lima warga sipil yang luka-luka," tutur Stephan.
Sementara itu, militer Myanmar enggan mengomentari laporan ini. Juru bicara militer Myanmar, Mayor Jenderal Tun Tun Nyi, menyatakan pihak militer akan merilis 'kabar sebenarnya' soal insiden itu tepat pada waktunya.
Foto: Ilustrasi - Polisi Myanmar sedang berjaga di Rakhine
Sumber: Detik