Sandi Kibarkan Bendera NU Yang Diberikan Massa Kampanye, BPN: Itu Apresiasi Pemimpin
Sabtu, 6 April 2019,
Faktakini.com, Jakarta - PCNU Lumajang memprotes cawapres Sandiaga Uno yang mengibarkan bendera NU saat kampanye pada 4 April lalu. Badan Pemenangan Nasional (BPN) memastikan aksi Sandiaga itu bukan merupakan setting-an.
"Ya mungkin bisa jadi, pertama, namanya di panggung, euforia lantas ada yang memberikan bendera datang naik segala macam. Itu kan spontanitas ya. Apalagi ketika ada orang yang datang tidak diapresiasi itu menunjukkan seorang pemimpin yang baik adalah mengapresiasi orang-orang yang telah mendukungnya. Jadi lagi-lagi tidak ada setting tidak ada inisiatif. Itu bagian dari sebuah respons seorang pemimpin ketika ada masyarakat yang hadir datang ya harus direspons," kata anggota BPN Prabowo-Sandiaga, Indra, di d'Consulate Resto & Lounge, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2019).
Indra mengatakan Sandiaga spontan mengibarkan bendera NU saat kampanye untuk menghargai warga yang sudah datang.
Menurut Indra, Sandiaga mempunyai magnet tersendiri sehingga banyak elemen masyarakat yang datang ke kampanye.
"Beliau kan begitu. Setiap ada masyarakat euforia datang Sandi itu kan punya magnet sendiri. Dan ketika massa besar ketika publik merespons dengan kecintaannya, merespons dengan bentuk dukungannya. Dan seorang pemimpin dalam sebuah forum yang besar euforia yang besar dia harus merespons dengan positif. Bentuk merespons positif adalah orang suka ya ditentukan suka. Orang memberi menyumbang uang, Sandi orang berduit tapi ketika ada pedagang nyumbang uang, ketika ada ulama nyumbang uang, apakah dia menolak? Nggak... dia terima. Ini simbol rasa kepemilikan respon seorang pemimpin ketika ada orang yang hadir memberikan apresiasi tertentu," ujarnya.
Baca juga: NU Lumajang Protes Sandiaga Kibarkan Bendera NU di Kampanye: Itu Pelecehan
Namun Indra mengaku belum mengetahui secara jelas duduk perkara tersebut. Yang terpenting, kata Indra, kubu Prabowo-Sandiaga tidak pernah mengimbau masyarakat membawa bendera organisasi tertentu.
"Tentu kita tidak ada imbauan membawa bendera A, bendera B, tapi kalau ada seseorang yang kebetulan berlatar belakang dari organisasi A, B membawa benderanya. Ya itu hak yang bersangkutan. Tapi yang jelas buat kita ciri khas pendukung relawan simpatisan Prabowo itu adalah mereka inisiatif sendiri dari hati. Mereka datang dengan transportasinya akomodasinya dengan ikhtiarnya dan berbagai latar belakang," tuturnya.
Sebelumnya, NU Lumajang melayangkan protes keras terhadap cawapres Sandiaga Uno yang sempat mengibarkan bendera NU dalam kampanye terbuka. Menurut pengurus NU Lumajang, apa yang dilakukan Sandiaga bisa memicu gesekan horizontal.
"Kami menyampaikan bahwa tindakan pengibaran 'bendera NU' dalam kegiatan kampanye politik semacam itu adalah bentuk pelecehan kepada Jam'iyah Nahdlatul Ulama yang dapat menimbulkan gesekan horizontal di tengah masyarakat," tutur Rais NU Lumajang Husni Zuhri dalam pernyataan yang dikutip pada Sabtu (6/4).
Foto: Indra BPN
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - PCNU Lumajang memprotes cawapres Sandiaga Uno yang mengibarkan bendera NU saat kampanye pada 4 April lalu. Badan Pemenangan Nasional (BPN) memastikan aksi Sandiaga itu bukan merupakan setting-an.
"Ya mungkin bisa jadi, pertama, namanya di panggung, euforia lantas ada yang memberikan bendera datang naik segala macam. Itu kan spontanitas ya. Apalagi ketika ada orang yang datang tidak diapresiasi itu menunjukkan seorang pemimpin yang baik adalah mengapresiasi orang-orang yang telah mendukungnya. Jadi lagi-lagi tidak ada setting tidak ada inisiatif. Itu bagian dari sebuah respons seorang pemimpin ketika ada masyarakat yang hadir datang ya harus direspons," kata anggota BPN Prabowo-Sandiaga, Indra, di d'Consulate Resto & Lounge, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2019).
Indra mengatakan Sandiaga spontan mengibarkan bendera NU saat kampanye untuk menghargai warga yang sudah datang.
Menurut Indra, Sandiaga mempunyai magnet tersendiri sehingga banyak elemen masyarakat yang datang ke kampanye.
"Beliau kan begitu. Setiap ada masyarakat euforia datang Sandi itu kan punya magnet sendiri. Dan ketika massa besar ketika publik merespons dengan kecintaannya, merespons dengan bentuk dukungannya. Dan seorang pemimpin dalam sebuah forum yang besar euforia yang besar dia harus merespons dengan positif. Bentuk merespons positif adalah orang suka ya ditentukan suka. Orang memberi menyumbang uang, Sandi orang berduit tapi ketika ada pedagang nyumbang uang, ketika ada ulama nyumbang uang, apakah dia menolak? Nggak... dia terima. Ini simbol rasa kepemilikan respon seorang pemimpin ketika ada orang yang hadir memberikan apresiasi tertentu," ujarnya.
Baca juga: NU Lumajang Protes Sandiaga Kibarkan Bendera NU di Kampanye: Itu Pelecehan
Namun Indra mengaku belum mengetahui secara jelas duduk perkara tersebut. Yang terpenting, kata Indra, kubu Prabowo-Sandiaga tidak pernah mengimbau masyarakat membawa bendera organisasi tertentu.
"Tentu kita tidak ada imbauan membawa bendera A, bendera B, tapi kalau ada seseorang yang kebetulan berlatar belakang dari organisasi A, B membawa benderanya. Ya itu hak yang bersangkutan. Tapi yang jelas buat kita ciri khas pendukung relawan simpatisan Prabowo itu adalah mereka inisiatif sendiri dari hati. Mereka datang dengan transportasinya akomodasinya dengan ikhtiarnya dan berbagai latar belakang," tuturnya.
Sebelumnya, NU Lumajang melayangkan protes keras terhadap cawapres Sandiaga Uno yang sempat mengibarkan bendera NU dalam kampanye terbuka. Menurut pengurus NU Lumajang, apa yang dilakukan Sandiaga bisa memicu gesekan horizontal.
"Kami menyampaikan bahwa tindakan pengibaran 'bendera NU' dalam kegiatan kampanye politik semacam itu adalah bentuk pelecehan kepada Jam'iyah Nahdlatul Ulama yang dapat menimbulkan gesekan horizontal di tengah masyarakat," tutur Rais NU Lumajang Husni Zuhri dalam pernyataan yang dikutip pada Sabtu (6/4).
Foto: Indra BPN
Sumber: Detik