Surat Suara Dicoblos Untuk Jokowi Di Malaysia, BPN: Mencurangi Suara Tuhan
Jum'at, 12 April 2019
Faktakini.com, Jakarta - Video viral diduga surat suara yang sudah dicoblos untuk pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin membuat heboh.
Kubu Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo-Sandi menyindir kejadian tersebut sebagai kecurangan yang sistematis.
Wakil Direktur Advokasi BPN, Ferdinand Hutahaean mengatakan, kecurangan tersebut diduga melibatkan kekuasaan.
"Ditemukannya surat suara tercoblos yang telah dicoblos oleh capres 01 dan salah satu partai politik, adalah sistem kecurangan yang sistematis, terorganisir, dan terstruktur. yang melibatkan kekuasaan tanpa melibatkan kekuasaan. Hal ini, tak mungkin terjadi," kata Ferdinand kepada VIVA, Kamis 11 April 2019.
Dia pun meminta, agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bisa bersikap tegas dengan menegakkan aturan tanpa pilih kasih. Bila ada pelanggaran terhadap salah satu paslon, maka hukuman seperti diskualifikasi harus dijalankan.
"Ini semua kejahatan yang jahat dalam demokrasi, tidak boleh dikasih ampun statement ini. Ini mencurangi suara rakyat dan mencurangi suara Tuhan. Ingat, suara rakyat adalah suara Tuhan. Ketika itu dilakukan, maka ini harus diganjar dengan diskualifikasi," tutur Ferdinand.
Hal senada disampaikan Juru Bicara BPN, Suhendra Ratu Prawinegara. Ia menekankan, dengan adanya surat suara tercoblos untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, membuktikan adanya kecurangan dalam Pemilu 2019.
“Terbukti kecurangan sudah terjadi. Jadi, jika selama ini kami, BPN Prabowo-Sandi menyuarakan agar tidak terjadi kecurangan, bukan isapan jempol belaka,” tutur Suhendra kepada VIVA, Kamis, 11 April 2019.
Dia menyinggung, sebelumnya netralitas aparat negara dalam Pilpres 2019. Kemudian, aparatur sipil negara (ASN), TNI/Polri, pegawai BUMN yang juga mesti netral.
Suhendra mengingatkan, sudah berulang kali BPN menyampaikan dugaan kecurangan di Pemilu 2019. Salah satunya, terkait daftar pemilih tetap (DPT).
"Kami sudah menemukan bukti-bukti DPT bermasalah sebanyak 17,5 juta pemilih. Ini terus terang, harus dijawab dan diselesaikan oleh KPU, agar hasil pemilu dan pilpres kali ini legitimate, dan akuntabel berlandaskan pada tranparansi, jujur dan adil," tutur Suhendra.
Merespons itu, capres nomor urut 01, Joko Widodo, meminta lebih dulu mengecek kebenarannya. Menurut dia, jika ada pelanggaran, ia mempersilakan melaporkannya ke Bawaslu.
"Ya dicek sajalah. Kalau itu benar dan itu merupakan pelanggaran, laporkan aja ke Bawaslu. Mekanismenya jelas kok," kata Jokowi di sela Kampanye terbuka di Depok, Jawa Barat, Kamis 11 April 2019.
Menurut Jokowi, tak perlu mengangkat isu-isu yang tak jelas seperti ini. "Weslah, jangan diangkat isu-isu yang enggak jelas-enggak jelas lah," kata dia.
Sebelumnya, penemuan surat suara tercoblos untuk Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019, ditemukan dalam puluhan kantong berwarna cokelat hitam. Tak hanya itu, ada juga surat suara untuk calon legislator dari Partai Nasdem.
Baca: Bawaslu Minta Pemungutan Suara di Malaysia Disetop
Berdasarkan video yang viral di Whatsapp, terlihat polisi setempat telah mendatangi kawasan sebuah ruko yang kosong. Dalam ruko itu berisi 95 kantong surat suara tercoblos. Warga negara Indonesia yang ada di sana langsung melaporkan temuan tersebut kepada polisi dan Panwaslu.
"Inilah bukti nyata, kerja kita yang ingin Prabowo-Sandiaga memimpin Indonesia. Ini semua kecurangan, tipu muslihat ini harus dihentikan," kata seorang pria bernama Brem dalam rekaman video, yang mengaku berasal dari Partai Demokrat.
Foto: Ferdinand Hutahaean
Sumber: Viva
Faktakini.com, Jakarta - Video viral diduga surat suara yang sudah dicoblos untuk pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin membuat heboh.
Kubu Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo-Sandi menyindir kejadian tersebut sebagai kecurangan yang sistematis.
Wakil Direktur Advokasi BPN, Ferdinand Hutahaean mengatakan, kecurangan tersebut diduga melibatkan kekuasaan.
"Ditemukannya surat suara tercoblos yang telah dicoblos oleh capres 01 dan salah satu partai politik, adalah sistem kecurangan yang sistematis, terorganisir, dan terstruktur. yang melibatkan kekuasaan tanpa melibatkan kekuasaan. Hal ini, tak mungkin terjadi," kata Ferdinand kepada VIVA, Kamis 11 April 2019.
Dia pun meminta, agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bisa bersikap tegas dengan menegakkan aturan tanpa pilih kasih. Bila ada pelanggaran terhadap salah satu paslon, maka hukuman seperti diskualifikasi harus dijalankan.
"Ini semua kejahatan yang jahat dalam demokrasi, tidak boleh dikasih ampun statement ini. Ini mencurangi suara rakyat dan mencurangi suara Tuhan. Ingat, suara rakyat adalah suara Tuhan. Ketika itu dilakukan, maka ini harus diganjar dengan diskualifikasi," tutur Ferdinand.
Hal senada disampaikan Juru Bicara BPN, Suhendra Ratu Prawinegara. Ia menekankan, dengan adanya surat suara tercoblos untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, membuktikan adanya kecurangan dalam Pemilu 2019.
“Terbukti kecurangan sudah terjadi. Jadi, jika selama ini kami, BPN Prabowo-Sandi menyuarakan agar tidak terjadi kecurangan, bukan isapan jempol belaka,” tutur Suhendra kepada VIVA, Kamis, 11 April 2019.
Dia menyinggung, sebelumnya netralitas aparat negara dalam Pilpres 2019. Kemudian, aparatur sipil negara (ASN), TNI/Polri, pegawai BUMN yang juga mesti netral.
Suhendra mengingatkan, sudah berulang kali BPN menyampaikan dugaan kecurangan di Pemilu 2019. Salah satunya, terkait daftar pemilih tetap (DPT).
"Kami sudah menemukan bukti-bukti DPT bermasalah sebanyak 17,5 juta pemilih. Ini terus terang, harus dijawab dan diselesaikan oleh KPU, agar hasil pemilu dan pilpres kali ini legitimate, dan akuntabel berlandaskan pada tranparansi, jujur dan adil," tutur Suhendra.
Merespons itu, capres nomor urut 01, Joko Widodo, meminta lebih dulu mengecek kebenarannya. Menurut dia, jika ada pelanggaran, ia mempersilakan melaporkannya ke Bawaslu.
"Ya dicek sajalah. Kalau itu benar dan itu merupakan pelanggaran, laporkan aja ke Bawaslu. Mekanismenya jelas kok," kata Jokowi di sela Kampanye terbuka di Depok, Jawa Barat, Kamis 11 April 2019.
Menurut Jokowi, tak perlu mengangkat isu-isu yang tak jelas seperti ini. "Weslah, jangan diangkat isu-isu yang enggak jelas-enggak jelas lah," kata dia.
Sebelumnya, penemuan surat suara tercoblos untuk Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019, ditemukan dalam puluhan kantong berwarna cokelat hitam. Tak hanya itu, ada juga surat suara untuk calon legislator dari Partai Nasdem.
Baca: Bawaslu Minta Pemungutan Suara di Malaysia Disetop
Berdasarkan video yang viral di Whatsapp, terlihat polisi setempat telah mendatangi kawasan sebuah ruko yang kosong. Dalam ruko itu berisi 95 kantong surat suara tercoblos. Warga negara Indonesia yang ada di sana langsung melaporkan temuan tersebut kepada polisi dan Panwaslu.
"Inilah bukti nyata, kerja kita yang ingin Prabowo-Sandiaga memimpin Indonesia. Ini semua kecurangan, tipu muslihat ini harus dihentikan," kata seorang pria bernama Brem dalam rekaman video, yang mengaku berasal dari Partai Demokrat.
Foto: Ferdinand Hutahaean
Sumber: Viva