Tegas! Ijtima Ulama III Tak Undang Mereka Yang Sudah Menyimpang Jadi Cebong
Senin, 29 April 2019
Faktakini.com, Jakarta - Sejumlah tokoh yang bakal menggelar Ijtima Ulama III memastikan, tidak akan mengundang para ulama dan tokoh yang sebelumnya bergabung, tetapi kini menjadi pendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin.
Menurut Ketua Pelaksana Ijtima III, KH Slamet Ma'arif, berdasarkan hasil Ijtima pertama dan kedua, telah diputuskan bahwa ulama mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Sandiaga Uno sebagai pendampingnya.
Karena itu, mereka yang telah mengikari hasil Ijtima Ulama dipastikan tidak akan lagi dilibatkan dalam kegiaitan Ijtima Ulama III.
"Siapa saja tokoh-tokoh yang akan hadir menjadi undangan, semua yang diundang di ijtima ulama pertama dan kedua akan kami undang, kecuali yang sudah menjadi cebong tidak akan kami undang," kata Kyai Slamet, saat menyampaikan keterangan pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin 29 April 2019.
Ditambahkan Kyai Slamet, undangan kegiatan baru disebar hari ini. Terkait kehadiran Prabowo, Sandiaga dan sejumlah elite politik partai pendukung, akan dipublikasikan lebih lanjut.
Kembali Kyai Slamet menegaskan, sejumlah tokoh dan ulama yang sebelumnya terlibat dalam Itjima kemudian menyeberang mendukung Jokowi, dipastikan tidak akan diundang.
Seperti diketahui, mereka yang pernah hadir dalam Ijtima Ulama sebelumnya dan kemudian menarik diri ialah Usamah Hisyam, ketua umum Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra.
"Kecuali yang sudah menjadi cebong," kata Kyai Slamet yang juga Ketua PA Alumni 212.
Sementara itu, penanggung jawab acara Ijtima Ulama III, Ustadz Yusuf Muhammad Martak menyampaikan, tujuan acara ini adalah membahas dugaan kecurangan pemilu. Terutama, mengenai pemilihan presiden.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini menambahkan, dia turut mengundang para ahli hukum, politik, serta pakar IT untuk membeberkan kecurangan yang merugikan Prabowo-Sandi.
"Karena yang merasa dirugikan dan menerima kecurangan itu adalah paslon 02 yang kami maksud di sini adalah pilpres. Bila ada kecurangan, yang dilakukan oleh caleg baik dari partai manapun itu di luar partai, pembahasan juga di didalam ijtima III," katanya.
Sesuai rencana, pelaksanaan Ijtima Ulama III dilakukan pada 1 Mei 2019 di Hotel Lor Inn di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Foto: Para Tokoh usai konferensi pers hari ini, Senin (29/4/2019)
Sumber: Viva
Faktakini.com, Jakarta - Sejumlah tokoh yang bakal menggelar Ijtima Ulama III memastikan, tidak akan mengundang para ulama dan tokoh yang sebelumnya bergabung, tetapi kini menjadi pendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin.
Menurut Ketua Pelaksana Ijtima III, KH Slamet Ma'arif, berdasarkan hasil Ijtima pertama dan kedua, telah diputuskan bahwa ulama mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Sandiaga Uno sebagai pendampingnya.
Karena itu, mereka yang telah mengikari hasil Ijtima Ulama dipastikan tidak akan lagi dilibatkan dalam kegiaitan Ijtima Ulama III.
"Siapa saja tokoh-tokoh yang akan hadir menjadi undangan, semua yang diundang di ijtima ulama pertama dan kedua akan kami undang, kecuali yang sudah menjadi cebong tidak akan kami undang," kata Kyai Slamet, saat menyampaikan keterangan pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin 29 April 2019.
Ditambahkan Kyai Slamet, undangan kegiatan baru disebar hari ini. Terkait kehadiran Prabowo, Sandiaga dan sejumlah elite politik partai pendukung, akan dipublikasikan lebih lanjut.
Kembali Kyai Slamet menegaskan, sejumlah tokoh dan ulama yang sebelumnya terlibat dalam Itjima kemudian menyeberang mendukung Jokowi, dipastikan tidak akan diundang.
Seperti diketahui, mereka yang pernah hadir dalam Ijtima Ulama sebelumnya dan kemudian menarik diri ialah Usamah Hisyam, ketua umum Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra.
"Kecuali yang sudah menjadi cebong," kata Kyai Slamet yang juga Ketua PA Alumni 212.
Sementara itu, penanggung jawab acara Ijtima Ulama III, Ustadz Yusuf Muhammad Martak menyampaikan, tujuan acara ini adalah membahas dugaan kecurangan pemilu. Terutama, mengenai pemilihan presiden.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini menambahkan, dia turut mengundang para ahli hukum, politik, serta pakar IT untuk membeberkan kecurangan yang merugikan Prabowo-Sandi.
"Karena yang merasa dirugikan dan menerima kecurangan itu adalah paslon 02 yang kami maksud di sini adalah pilpres. Bila ada kecurangan, yang dilakukan oleh caleg baik dari partai manapun itu di luar partai, pembahasan juga di didalam ijtima III," katanya.
Sesuai rencana, pelaksanaan Ijtima Ulama III dilakukan pada 1 Mei 2019 di Hotel Lor Inn di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Foto: Para Tokoh usai konferensi pers hari ini, Senin (29/4/2019)
Sumber: Viva