Walau Banjir Era Ahok Jauh Lebih Parah, Ahokers Tak Peduli Dan Serang Anies Soal Banjir Kiriman
Sabtu, 27 April 2019
Faktakini.com, Jakarta - Banjir yang terjadi di era Jokowi dan Ahok, jauh lebih parah dari yang terjadi di era Anies. Kita bisa sebut "lautan coklat" Alias banjir setinggi 1 meter di Bundaran HI pada awal 2013, atau "Kemang Swimming Pool" di tahun 2016.
Namun Ahokers tak peduli akan fakta itu, dan memilih menyerang dan membully Anies saat Jakarta dilanda banjir kiriman dari Bogor pada Jum'at 26 April 2019.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengungkapkan, banjir Jakarta pada akhir April 2019 ini akibat meluapnya Sungai Ciliwung yang mana debit airnya naik usai hujan deras di wilayah hulu, Bogor, Jawa Barat pada Kamis malam, 25 April 2019. Tinggi muka air Sungai Ciliwung tercatat mencapai 220 hingga 250 sentimeter, atau Siaga 1.
Banjir Jakarta ini disambut riuh di media sosial. Menurut catatan dan pantauan dari analisis media sosial Drone Emprit, keriuhan di media sosial soal banjir Jakarta pada 26 April 2019 setara dengan keriuhan banjir Jakarta pada 12 Desember 2017.
Pada 12 Desember 2017, Jakarta dikepung 39 titik banjir. Dan banjir yang sekarang, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, hingga 26 April 2019, terdapat 32 titik banjir.
Ini jelas tidak ada apa-apanya dengan banjir di era Ahok yang bahkan mencapai 54 titik.
Drone Emprit mencatat, banjir Jakarta 26 April 2019 sampai Sabtu pagi 27 April 2019, melahirkan 35 ribu percakapan di Twitter.
Peta analisis media sosial Drone Emprit menunjukkan, hanya ada satu kluster besar dari Twitter terkait dengan banjir Jakarta. Kluster besar ini banyak mengkritik penanganan banjir dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Bahkan postingan dalam kluster besar ini membandingkan cara Anies dengan pendahulunya Ahok, dalam penanggulangan banjir Jakarta.
Kritikan dalam kluster ini diiringi dengan lahirnya dan melambungnya tagar #dimanaAnies.
"Anies tidak memiliki pasukan media sosial khusus untuk membelanya," ujar Pendiri dan Analis Drone Emprit, Ismail Fahmi dikutip dari laman Drone Emprit, Sabtu, 27 April 2019.
Dalam peta analisis Drone Emprit, memang terlihat ada kluster lain di luar kluster besar. Namun terlihat kluster itu kecil dan kalah dari kluster besar yang mengkritik Anies soal banjir Jakarta.
Dari beberapa perbincangan soal penanganan banjir Jakarta pada Jumat 26 April 2019, meskipun dominan kritik membanjiri Anies, namun beberapa postingan populer juga membela Anies dari serangan pengkritiknya.
Ismail Fahmi
@ismailfahmi
TIMELINE BANJIR JAKARTA
1 Desember 2018 - 27 April 2019
Banjir yang terjadi di Jakarta kemaren sangat ramai dibicarakan di media sosial. Bagaimana timeline banjir Jakarta sejak setahun ke belakang?
Keriuhan di medsos kemaren, tampak setara dengan banjir 12 Desember 2017.
60
8:30 AM - Apr 27, 2019
74 people are talking about this
Twitter Ads info and privacy
Drone Emprit menunjukkan, postingan yang berbau mengkritik Anies dalam banjir ini adalah postingan dari akun para cecunguk Ahok seperti @Dennysiregar7, @PartaiSocmed, @kurawa, @RizmaWidiono, @Takviri, sedangkan postingan populer yang membela Anies yakni postingan dari akun @MCAOps dan @ronavioleta.
Ismail menuturkan, pola interaksi yang terjadi soal banjir Jakarta kali ini tergolong tinggi yakni 8,45. Dengan demikian percakapan banjir Jakarta yang dominan mengkritik Anies tercipta bukan karena kontribusi dari bot alias rekayasa. Tetapi memang para akun cecunguk Ahok beserta para buzzernya turun semua untuk menyerang Anies.
"Interaction rate sangat tinggi 8,45. Menandakan pola yang natural bahkan militan. Ini tampak dari SNA, interaksi tertinggi didapat oleh akun Ahok dari pendukungnya," tulis Ismail.
Sumber: Viva
Faktakini.com, Jakarta - Banjir yang terjadi di era Jokowi dan Ahok, jauh lebih parah dari yang terjadi di era Anies. Kita bisa sebut "lautan coklat" Alias banjir setinggi 1 meter di Bundaran HI pada awal 2013, atau "Kemang Swimming Pool" di tahun 2016.
Namun Ahokers tak peduli akan fakta itu, dan memilih menyerang dan membully Anies saat Jakarta dilanda banjir kiriman dari Bogor pada Jum'at 26 April 2019.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengungkapkan, banjir Jakarta pada akhir April 2019 ini akibat meluapnya Sungai Ciliwung yang mana debit airnya naik usai hujan deras di wilayah hulu, Bogor, Jawa Barat pada Kamis malam, 25 April 2019. Tinggi muka air Sungai Ciliwung tercatat mencapai 220 hingga 250 sentimeter, atau Siaga 1.
Banjir Jakarta ini disambut riuh di media sosial. Menurut catatan dan pantauan dari analisis media sosial Drone Emprit, keriuhan di media sosial soal banjir Jakarta pada 26 April 2019 setara dengan keriuhan banjir Jakarta pada 12 Desember 2017.
Pada 12 Desember 2017, Jakarta dikepung 39 titik banjir. Dan banjir yang sekarang, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, hingga 26 April 2019, terdapat 32 titik banjir.
Ini jelas tidak ada apa-apanya dengan banjir di era Ahok yang bahkan mencapai 54 titik.
Drone Emprit mencatat, banjir Jakarta 26 April 2019 sampai Sabtu pagi 27 April 2019, melahirkan 35 ribu percakapan di Twitter.
Peta analisis media sosial Drone Emprit menunjukkan, hanya ada satu kluster besar dari Twitter terkait dengan banjir Jakarta. Kluster besar ini banyak mengkritik penanganan banjir dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Bahkan postingan dalam kluster besar ini membandingkan cara Anies dengan pendahulunya Ahok, dalam penanggulangan banjir Jakarta.
Kritikan dalam kluster ini diiringi dengan lahirnya dan melambungnya tagar #dimanaAnies.
"Anies tidak memiliki pasukan media sosial khusus untuk membelanya," ujar Pendiri dan Analis Drone Emprit, Ismail Fahmi dikutip dari laman Drone Emprit, Sabtu, 27 April 2019.
Dalam peta analisis Drone Emprit, memang terlihat ada kluster lain di luar kluster besar. Namun terlihat kluster itu kecil dan kalah dari kluster besar yang mengkritik Anies soal banjir Jakarta.
Dari beberapa perbincangan soal penanganan banjir Jakarta pada Jumat 26 April 2019, meskipun dominan kritik membanjiri Anies, namun beberapa postingan populer juga membela Anies dari serangan pengkritiknya.
Ismail Fahmi
@ismailfahmi
TIMELINE BANJIR JAKARTA
1 Desember 2018 - 27 April 2019
Banjir yang terjadi di Jakarta kemaren sangat ramai dibicarakan di media sosial. Bagaimana timeline banjir Jakarta sejak setahun ke belakang?
Keriuhan di medsos kemaren, tampak setara dengan banjir 12 Desember 2017.
60
8:30 AM - Apr 27, 2019
74 people are talking about this
Twitter Ads info and privacy
Drone Emprit menunjukkan, postingan yang berbau mengkritik Anies dalam banjir ini adalah postingan dari akun para cecunguk Ahok seperti @Dennysiregar7, @PartaiSocmed, @kurawa, @RizmaWidiono, @Takviri, sedangkan postingan populer yang membela Anies yakni postingan dari akun @MCAOps dan @ronavioleta.
Ismail menuturkan, pola interaksi yang terjadi soal banjir Jakarta kali ini tergolong tinggi yakni 8,45. Dengan demikian percakapan banjir Jakarta yang dominan mengkritik Anies tercipta bukan karena kontribusi dari bot alias rekayasa. Tetapi memang para akun cecunguk Ahok beserta para buzzernya turun semua untuk menyerang Anies.
"Interaction rate sangat tinggi 8,45. Menandakan pola yang natural bahkan militan. Ini tampak dari SNA, interaksi tertinggi didapat oleh akun Ahok dari pendukungnya," tulis Ismail.
Sumber: Viva