Doa Bersama Untuk Korban Rusuh 22 Mei Di TMII Dihadiri Ribuan Umat
Jum'at, 31 Mei 2019
Faktakini.net, Jakarta - Hingga kini ekspresi duka nestapa dan kesedihan masyarakat atas jatuhnya korban yang tidak bersalah usai Acara Ifthar Akbar (Buka puasa bersama), Sholat Maghrib, Sholat Isya' dan Sholat Tarawih berjamaah dan aksi damai tolak kecurangan Pemilu 2019 di depan Gedung Bawaslu di jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, masih terus berlanjut.
Termasuk Ribuan emak-emak yang mengatasnamakan diri sebagai Presidium Emak-emak Republik Indonesia (PERI) dan elemen warga masyarakat lainnya yang menggelar doa bersama untuk para korban kerusuhan 22 Mei.
Acara doa bersama bertajuk 'Ibu Pertiwi Berduka, Peduli Tragedi Kemanusiaan' ini bertempat di pelataran Mesjid At-Tiin, Jakarta Timur, Kamis (30/5/2019).
Kegiatan doa bersama ini diharapkan bisa memberikan motivasi kepada keluarga korban. Yang mama sampai sejauh ini telah ada 10 korban tewas yaitu Farhan Syafei, Harun Al Rasyid, Reyhan, Muhammad Reza dan lainnya yang diduga terkena tembakan aparat polisi dan ratusan lainnya luka-luka.
Para emak-emak yang hadir terlihat membawa bendera kuning sebagai tanda berduka atas jatuhnya korban, baik yang luka maupun yang tewas, akibat kerusuhan Mei 22.
Tokoh emak-emak juga hadir dalam acara tersebut di antaranya Titiek Soeharto, Neno Warisman, dan putri Habib Rizieq, yaitu Syarifah Aida Syihab. Hadir juga ibunda cawapres Sandiaga Uno, Min R Uno.
Mengawali acara, lantunan doa dipimpin oleh Neno Warisan membacakan shalawat dan zikir yang diikuti oleh ribuan emak-emak dan juga bapak-bapak yang hadir. Kekuatan doa menggema di pelataran Masjid Agung At Tiin TMII.
Bunda Neno aktivis Islam nan pemberani itu menegaskan, doa adalah kekuatan untuk memupuk kenyakinan dalam mewujudkan sesuatu yang diinginkan. Kekuatan doa adalah senjata paling ampuh.
Dengan keiklasan doa kita hari ini panjatkan kepada Allah SWT, dengan harapan semoga para syuhada korban aksi damai diterima masuk surga.
“Jangan pernah remehkan doa. Jika dilantunkan dengan hati iklas dan tulus, doa itu akan menembus arah Illahi. Kita berdoa bersama-sama untuk para syuhada korban aksi damai. Semoga mereka ditempatkan di surganya Allah SWT,” kata Neno diaminkan para emak-emak.
Menurut Bunda Neno, emak-emak menjadi garda terdepan. Dan fenomena emak-emak terus berjalan dari hari ke hari, pekan ke pekan dan bulan ke bulan.
“Insya Allah tahun ini emak-emak dari seluruh Indonesia sudah memiliki jadi diri, yaitu Presidium Emak-Emak Republik Indonesia, yang merupakan wadah atau rumah kita bersama. Dulu rumah kita ini namanya berbeda-beda,” ungkapnya.
Dia mengatakan, siapa menyangka gerakan emak-emak ini sampai mendunia. Emak sudah membuat harum nama Indonesia. Perjuangan kita tetap dengan lipstiknya, kerudung warna warni dan bahkan ada yang pakai sarung tangan biru. “Kecerewatan emak-emak untuk kesatuan, persatuan dan kedaulatan NKRI,” tukasnya.
"Memang acara ini oleh Presidium Emak-emak, dilakukan untuk tidak menjadikan hati keluarga yang sekarang masih sedih tambah sedih. Kita ingin besarkan hati keluarga. Kita semua berdukacita atas kehilangan keluarga, anak-anak, bahkan ada yang sampai sekarang belum ketemu," ujar Neno.
"Ini adalah hal kegiatan kemanusiaan, kita ini nggak mungkin mengungkapkan, ya sudah, kita berdoa dan juga menimba ilmu," sambungnya.
Dia juga menyebut seluruh emak-emak mendoakan korban dan keluarga yang ditinggalkan. Neno berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi.
"Kita ingin peristiwa itu tidak terjadi lagi. Ada anak-anak kita yang menjadi korban, dan kita kehilangan mereka, tapi ini apa kita nggak paham. Kami mau tanya siapa nggak paham, pokoknya ini anak kita, keluarga kita, doakan saja," ujar Neno.
Dalam lantunan doanya, Neno memohon semoga Allah SWT memberkahi Masjid Agung At Tin ini dan pendirinya, juga semua umat Islam di seluruh Indonesia.
Usai Neno, doa pun dilantunkan oleh Astuti dalam zikir dan salawat bermunajat pada Allah SWT. Dalam kekhususan doa, ratusan emak-emak dan bapak-bapak mengibarkan bendera kuning tanda berduka atas tewasnya para syuhada.
“Bendera kuning ini janganlah diartikan yang tidak-tidak, tapi ini wujud hati kita yang berduka atas meninggalnya para syuhada. Bahkan informasi masih banyak orang yang belum pulang usai aksi itu hingga keluarganya terus mencari,” ujar Miing.
Saat Adzan berkumandang, mereka pun bergegas untuk menjalankan shalat ashar berjamaah. Usai shalat, lantunan doa kembali menggema.
Hadir dalam doa bersama ini, Siti Hediati Haryadi atau Titiek Soeharto, Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek Soeharto, Mien Uno, Camelia Malik, Lin Agus Sutomo, Adinda Aida Syihab, Amien Rais, Harun Rais, Ketum DPP FPI KH Shobri Lubis, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua GNPF Ulama Ustadz Yusuf Martak dan lainnya.
Para emak-emak dan bapak-bapak masih tampak terus berdatangan untuk bermunajat kepada Allah SWT. Lantunan lagu Aksi Bela Islam menyambut kedatangan mereka di pelataran Masjid Agung At Tiin TMII.
Foto: Ribuan anggota Presidium Emak-emak bersama warga masyarakat lainnya hadir dalam Gelar Doa Bersama untuk Korban Rusuh 22 Mei
Presidium Emak-emak RI menggelar doa bersama untuk korban kerusuhan 22 Mei.
Sumber: detik.com, cendananews.com