Habis Sayembara Terbitlah Mubahalah

Sabtu, 18 Mei 2019

Faktakini.net

*HABIS SAYEMBARA TERBITLAH MUBAHALAH*

Si Maling Penipu Diki Chandra membuat sayembara 100 milyar rupiah bagi yang bisa buktikan adanya *"kecurangan 5% dalam Pilpres 2019"*.

Namun setelah Tim Relawan BPN Prabowo Sandi yg dipimpin Mushthofa Nahrawardaya menyerahkan 73 ribu bukti kecurangan Pilpres 2019 ke Bawaslu Pusat, artinya *"lebih dari 15 % kecurangan"*, maka serta merta *"tanpa punya rasa malu"* sayembara dibatalkan oleh Diki Chandra, dan diganti dg  tantang mubahalah.

*Ibarat Maling Penipu setelah tertangkap basah mencuri & menipu, lalu nantang mubahalah*.

*Siapa Diki Chandra ?* 

Diki Chandra adalah orang yg pernah *memfitnah scr keji* Ustz Hj Irene Handoko seorang juru da'wah muallaf *"yg getol membongkar  praktek kristenisasi"* dg tuduhan Biarawati yg pura2 masuk Islam utk menghancurkan Islam.

Dia juga yg telah *memfitnah & menjelek-jelekan* Ust. Abu Deedad dkk dari Tim Fakta DDII *"yg juga getol menelanjangi  proyek kristenisasi"*.

Belakangan justru dia sendiri yg dicurigai oleh para Aktivis Da'wah sbg *"misionaris"* yg menyusup di tengah  gerakan da'wah melawan kristenisasi, shg dijauhi & ditinggalkan.

Infonya bahwa lebih dari satu dekade yang lalu, Diki pernah mampir sebentar ke FPI untuk jalin kerjasama dengan lembaganya yg bernama ARIMATEA dengan program *"Dialog Lintas Agama"*. Namun belakangan tercium *"aroma intelijen"* dan *"penyelewengan keuangan"*.

Diki diduga kuat *"Anggota BIN"* yang ingin ditanam di FPI, namun gagal. Akhirnya Diki melarikan diri dan menghilang selama lebih dari sepuluh tahun.

Tiba-tiba kini Diki muncul jadi *"cebong"* yg mengaku sbg *"Direktur Muslim Cyber Army Jokowi (MCA Jokowi)"*. Tujuannya langsung tercium dari jarak ribuan kilometer yaitu hanya untuk *"uang dan jabatan"*.

Sampai disini jelas bahwa Diki hanya *"sampah"* yang ingin cari popularitas.

Krnnya, buang saja *"sampah"* di tempatnya, lalu kita kembali fokus serius kepada upaya *"DISKUALIFIKASI JOKOWI karena melakukan Kecurangan Pemilu secara Terstruktur, Sistematis dan masif"*.