Ijtima' Ulama 3: Habib Rizieq Minta Jokowi Tobat 'Nasuha' Karena Curangi Pemilu

Rabu, 1 Mei 2019

Faktakini.com, Bogor - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab meminta Presiden RI yang juga capres petahana Joko Widodo (Jokowi) dan seluruh pendukungnya melakukan tobat 'nasuha' meminta pengampunan lantaran telah mencurangi pemilihan umum (Pemilu) 2019 lalu.

Tobat 'nasuha' secara umum berarti adalah tobat menyeluruh.

"Kepada mereka yang berbuat curang, Jokowi dan seluruh pendukungnya hati-hati, Allah SWT tidak buta, tidak tuli. Allah SWT maha adil, maha melihat, maha mendengar, dan maha kuasa," kata Habib Rizieq dalam rekaman video sambutannya yang disiarkan dalam Ijtimak Ulama dan Tokoh Nasional Ke-3 di Sentul, Bogor, Rabu (1/5).

"Sebaiknya Anda semua segera kembali tobat ke jalan Allah, tobat nasuha. Setop kecurangan dan kezaliman. Kalau tidak Anda semua akan binasa, akan hancur sehancur-hancurnya dihancurkan oleh Allah SWT," lanjut Habib Rizieq yang usai berhasil membawa Anies - Sandi mengalahkan Ahok - Djarot di Pilgub DKI 2017 dan menyeret Ahok penista agama ke penjara, sangat dipersulit dan terpaksa berada di Arab Saudi sejak April 2017 silam.

Habib Rizieq juga meminta seluruh ulama yang hadir dalam acara itu untuk tidak takut melawan kecurangan yang dianggapnya terjadi selama gelaran pemungutan dan penghitungan suara Pemilu pada 17 April 2019.

Habib Rizieq menegaskan ulama adalah pemimpin umat yang harus bisa berada di garis terdepan melawan segala kecurangan dan kezaliman yang terjadi.

"Kalau bukan ulama yang memimpin perlawanan terhadap kecurangan ini, siapa lagi? Ulama saat ini adalah pemimpin umat, harus berada di barisan terdepan untuk melawan kecurangan dan kezaliman," ujarnya.

Habib Rizieq juga menyinggung soal ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), dan belasan serta puluhan petugas lain yang meninggal karena tugas dalam Pemilu 2019. Hingga kini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat ada 318 petugas KPPS yang meninggal dunia dan 2.232 lainnya yang sakit saat bertugas.

Habib Rizieq menyatakan ratusan petugas KPPS itu meninggal dunia karena dipaksa berbuat curang sehingga mengalami stres dan depresi.

Dalam video itu, Habib Rizieq juga turut meminta seluruh umat Islam di Indonesia untuk melaksanakan salat gaib demi mendoakan ratusan petugas KPPS yang tewas tersebut.

"Kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk melakukan salat gaib karena banyak yang meninggal dalam melaksanakan tugas baik petugas KPPS yang jujur dipaksa untuk curang sehingga stres, depresi, dan meninggal dunia, atau saksi-saksi lainnya," kata Habib Rizieq.

Tak Puas pada MUI

Sementara itu, sebelumnya, Panitia Pengarah Ijtimak Ulama dan Tokoh Nasional III Ustadz Bachtiar Nasir menyebut pertemuan tersebut digelar hingga tiga kali karena umat Islam tak puas dengan fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Ustadz Bachtiar mengatakan umat menginginkan fatwa alternatif selain MUI, terutama dalam menyikapi kondisi politik saat ini.

"Rupanya masyarakat menginginkan sesuatu yang lebih konkret ya, dan masyarakat ingin mendengarkan opini lain dari MUI, kelihatannya itu. Sehingga pertanyaan (terkait fatwa) datang ke kami," kata Ustadz Bachtiar dalam jumpa pers di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Rabu (1/5).

Oleh karena itu, kata Bachtiar, beberapa ormas Islam mengumpulkan sekitar seribu ulama dan tokoh nasional hari ini untuk berijtimak. Fokus utama ijtimak kali ini terkait dugaan kecurangan yang dilakukan paslon 01 Jokowi-Ma'ruf di Pemilu 2019.

Mantan Ketua GNPF Ulama itu pun tak menampik ada ketidakpuasan umat terhadap MUI karena ketua umumnya yakni Ma'ruf Amin yang maju bersama Jokowi dalam Pilpres 2019.

"Bahwa di sana ada paslon yang berada di seberang umat, ya saya pikir ya mungkin seperti yang Anda katakan tadi, boleh jadi ada," tuturnya.

Sumber: Cnnindonesia.com