Jauh Dari Bawaslu, FPI: Ada Agenda Setting Untuk Melabeli Petamburan Pusat Kerusuhan

Sabtu, 25 Mei 2019

Faktakini.net, Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) mengungkapkan ada upaya untuk membentuk opini dengan maksud menjadikan wilayah Petamburan, tempat markas organisasi itu berada, sebagai pusat kerusuhan buntut ricuh aksi damai di Bawaslu hari Selasa (21/5) dini hari.

“Kami melihat ada keanehan dan agenda setting, baik untuk pembentukan opini maupun untuk tujuan tertentu yang berujung melabeling wilayah Petamburan sebagai pusat kerusuhan,” ujar pernyataan tertulis Ketua DPP FPI KH Awit Masyhuri dan Ketua Tim Investigasi Habib Ali Al Alatas yang diterima indonesiainside.id, Jumat (24/5).

FPI mengungkapkan, wilayah Petamburan sangatlah jauh dari titik aksi di depan Bawaslu. Karena itu, sangat aneh ketika aksi damai menuntut pemilu curang berakhir, tiba-tiba kericuhan yang dilakukan sekelompok orang tiba-tiba mengarah ke Petamburan, yang dikenal sebagai basis gerakan FPI.

“Ada pihak-pihak yang kami tengarai secara sengaja menyeret dan menimbulkan kerusuhan di wilayah Petamburan dan sekitarnya,” tambah pernyataan Awit.

Menurut FPI,  pada tanggal 21 Mei malam, aksi menuntut pemilu curang telah berakhir dengan damai di depan Bawaslu, Jalan MH Thamrin pada jam 21.00 WIB. Baru pada menjelang pukul 12.00 WIB tengah malam terjadi pelontaran gar air mata di depan Bawaslu, dan terus merangsek ke arah Pasar Tanah Abang sekitar pukul 01.00 WIB.

“Menjadi semakin aneh, pelontaran gas air mata terus mengarah ke wilayah Petamburan pada pukul 02.00 hingga pagi pukul 07.00 WIB. Padahal jelas wilayah Tanang Abang dan Petamburan bukan tempat dilakukannya aksi,” tambahnya.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, FPI mendesak Komnas HAM turun tangan untuk melakukan investigasi terhadap kemungkinan pelanggaran HAM.

“Kami meminta Komnas HAM sebagai lembaga resmi negara yang bekerja di bidang HAM untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap peristiwa pembunuhan warga sipil tersebut,” tegasnya.

Sumber: indonesiainside.id