Korban Tewas Akibat Tembakan Aparat Di Tanah Abang Karena Luka Tembak Di Dada Tembus Ke Belakang


Rabu, 22 Mei 2019

Faktakini.net, Jakarta - Pihak Rumah Sakit Budi Kemuliaan membenarkan ada korban tewas akibat tertembak di depan Pasar Blok A Tanah Abang.

Korban tewas akibat tembakan aparat Brimob itu bernama Farhan Syafero (30) beralamat tinggal di Kampung Rawakalong, Kelurahan Grogol, Kota Depok.

Direktur RS Budi Kemuliaan Fahrul W Arbi mengatakan saat ini korban tewas tersebut sudah dibawa ke RSCM Cipto Mangunkusumo.

"Korban waktu datang belum meninggal, jadi sempat diresusitasi kemudian tidak tertolong dan kita menghubungi keluarga dan kita kirim ke RSCM Cipto," ujar Fahrul di RS Budi Kemuliaan, Jakarta, Rabu (22/5).

Fahrul mengatakan korban meninggal karena mendapat tembakan di bagian dada. Ketika dilakukan penanganan pertama, nyawa korban tidak tertolong.

"Meninggalnya karena ada luka tembak tembus ke belakang dari dada, mungkin mengenai paru-paru. Kan ada pneumotoraks. Pneumotoraks itu selaput paru robek sehingga udara terkumpul di sana dan kena pembuluh darah besar," terang dia.

Dia melanjutkan, sampai pukul 6.15 WIB, pihaknya sudah menerima 17 pasien. Mereka dibawa ke rumah sakit karena berbagai macam sebab, seperti terkena tembakan. Dua di antaranya, lanjut Fahrul, sudah dirujuk ke RS Tarakan.

"Korban lainnya ada yang terkena luka tembak di betis, tangan, sendi bahu, ada yang dikirim ke RS Tarakan karena perlu ada tindakan bedah," tukas dia.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pagi tadi menyatakan korban warga yang tewas mencapai 6 orang dan korban luka mencapai lebih dari 200 orang, dan semua biaya Rumah Sakit untuk mereka akan ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta.

Seluruh rangkaian acara Ifthar Akbar dan aksi damai tolak  kecurangan Pemilu yang berlangsung di samping Gedung Bawaslu sendiri berlangsung aman dan tertib dan telah ditutup oleh Panitia sekitar pukul 20.30 WIB dan massa pun membubarkan diri.

Namun ternyata masih ada massa yang berkerumun dan menyebabkan terjadinya bentrokan dengan aparat yang ingin membubarkan mereka beberapa jam kemudian. Bentrokan lalu meluas sampai ke Tanah Abang, Jalan Sabang bahkan Petamburan yang lokasinya cukup jauh dari Gedung Bawaslu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi terpisah menyatakan bahwa polisi sejak jauh hari telah mewanti-wanti akan ada pihak ketiga yang memanfaatkan aksi unjuk rasa.

Dedi menyatakan pihaknya masih mengecek kabar korban tewas tertembak. Dia mengklaim tim pengemanan unjuk rasa tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api.

"Masih dicek (korban tembak). Yang perlu disampaikan bahwa aparat keamanan dalam pengamanan unjuk rasa tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api," kata Dedi

Tokoh Muhammadiyah Amien Rais pun telah menyatakan protes kerasnya atas tindakan brutal aparat kepolisian dalam menangani massa yang berakibat tewasnya 6 orang warga masyatakat tersebut.

Amien bahkan menyebut aparat kepolisian yang bertindak brutal itu seperti anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) karena telah menembaki umat islam secara ugal-ugalan (brutal).

"Saudara ku saya menangis, saya betul-betul sedih, juga marah bahwa polisi-polisi yang berbau PKI telah menembak umat islam secara ugal-ugalan," kata Amien seperti diunggah dalam akun instagran pribadinya, Rabu (22/5).

Amien pun secara tegas meminta pertanggungjawaban aparat kepolisian atas meninggalnya enam orang warga usai aksi tadi malam.

"Saya atas nama umat islam minta pertanggungjawaban mu," tegas Tokoh Ormas Islam Muhammadiyah itu.

Foto: Bentrok polisi dan massa di Tanah Abang, Rabu (22/5)

Sumber: cnnindonesia.com