Mak Jleb! Respons Petisi Copot Gubernur Bikinan Ahokers, Anies: Saya Jawab Dengan Hasil Kerja!
Senin, 27 Mei 2019
Faktakini.net, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya merespons dengan santai munculnya petisi online change.org yang diduga dibikin oleh para Loyalis Penista Agama Islam.
Petisi itu memintanya turun dari posisi DKI-1. Anies mengatakan tak perlu menjawab dengan omongan melainkan melalui kinerja.
Dia menegaskan dengan contoh selama satu tahun setengah memimpin DKI belum pernah diwawancara media internasional. Alasannya, karena Anies tak ingin menjawab dengan ucapan melainkan melalui hasil kerja.
"Karena saya tidak bisa menjawab dengan kata-kata. Saya hanya bisa menjawab dengan hasil kerja kita. Jadi, 1,5 tahun ini, saya sudah menghasilkan banyak wajah baru Jakarta dan itu lah jawaban saya," kata Anies, di Jakarta, Senin, 27 Mei 2019.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengaku dia mengapresiasi media lokal yang sudah membantu pekerjaannya menjadi lebih baik. Dengan adanya bantuan pemberitaan dari awak media, ia merasa terbantu untuk memperlihatkan kemajuan Jakarta.
Ia menegaskan dengan pemberitaan media maka bisa memberikan kriti dan masukan terhadap Pemerintah Provinsi DKI.
"Media membuat kita terbantu dan membuat kita bekerja lebih baik. Bila ada masalah, mereka mengkabarkan, bila ada kemajuan juga dikabarkan. Kita berharap masyarakat Jakarta punya perasan optimis terhadap kota kita sendiri," ujar Anies.
Sebelumnya, muncul petisi di change.org yang sudah ditandatangani 135.238 hingga pukul 14.32 WIB, Senin, 27 Mei 2019. Petisi yang diduga dibuat oleh para Ahokers yang gagal move on ini meminta Anies dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta!.
Padahal kalau mau bicara Prestasi, prestasi Ahok tak ada seujung kukunya prestasi Anies.
Sejak dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta 16 Oktober 2017 hingga 15 Desember 2018, Pemprov DKI telah berhasil memperoleh 21 penghargaan dari berbagai lembaga pemerintah maupun swasta, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dan yang paling membanggakan adalah dimana pada tahun 2018 Pemprov DKI berhasil memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan tahun 2017, setelah empat tahun berturut-turut tidak mendapatkan opini tersebut ketika dipimpin oleh gubernur sebelummnya.
Yang tidak kalah pentingnya juga adalah ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan tiga penghargaan dengan kategori Pemerintah Daerah dengan Penerapan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) Terbaik Tahun 2018, Pemerintah Daerah dengan Nilai Gratifikasi Terbesar yang Ditetapkan Menjadi Milik Negara Tahun 2018, Pemerintah Daerah dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2018.
Bidang pelayanan publik memperoleh penghargaan atas inovasi dalam pelayanan publik, antara lain dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi yang memberikan penghargaan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Sangat Baik dan Layanan Prima, Penghargaan Top 40 Inovasi Pelayanan Publik untuk Cek Dan Sadari (Cegah Kanker Serviks Dengan Aplikasi MAPLE-S dan Mobil Deteksi Kanker HIBISCUS) dan Sipil Doyan Jalan (Sistem Pilih Dokter dan Waktu Pelayanan Pasien Rawat Jalan dan Peserta JKN-KIS).
Dan prestasi pada bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan jabatannya sebagai Gubernur.
Hal ini menunjukkan fakta prestasi Anies Baswedan sudah puluhan kali lipat lebih baik dari Ahok, walaupun Anies terus menjadi korban hujatan, fitnah dan caci maki dari para loyalis penista agama Islam itu.
Foto: Anies Baswedan
Sumber: viva.co.id
Faktakini.net, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya merespons dengan santai munculnya petisi online change.org yang diduga dibikin oleh para Loyalis Penista Agama Islam.
Petisi itu memintanya turun dari posisi DKI-1. Anies mengatakan tak perlu menjawab dengan omongan melainkan melalui kinerja.
Dia menegaskan dengan contoh selama satu tahun setengah memimpin DKI belum pernah diwawancara media internasional. Alasannya, karena Anies tak ingin menjawab dengan ucapan melainkan melalui hasil kerja.
"Karena saya tidak bisa menjawab dengan kata-kata. Saya hanya bisa menjawab dengan hasil kerja kita. Jadi, 1,5 tahun ini, saya sudah menghasilkan banyak wajah baru Jakarta dan itu lah jawaban saya," kata Anies, di Jakarta, Senin, 27 Mei 2019.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengaku dia mengapresiasi media lokal yang sudah membantu pekerjaannya menjadi lebih baik. Dengan adanya bantuan pemberitaan dari awak media, ia merasa terbantu untuk memperlihatkan kemajuan Jakarta.
Ia menegaskan dengan pemberitaan media maka bisa memberikan kriti dan masukan terhadap Pemerintah Provinsi DKI.
"Media membuat kita terbantu dan membuat kita bekerja lebih baik. Bila ada masalah, mereka mengkabarkan, bila ada kemajuan juga dikabarkan. Kita berharap masyarakat Jakarta punya perasan optimis terhadap kota kita sendiri," ujar Anies.
Sebelumnya, muncul petisi di change.org yang sudah ditandatangani 135.238 hingga pukul 14.32 WIB, Senin, 27 Mei 2019. Petisi yang diduga dibuat oleh para Ahokers yang gagal move on ini meminta Anies dicopot dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta!.
Padahal kalau mau bicara Prestasi, prestasi Ahok tak ada seujung kukunya prestasi Anies.
Sejak dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta 16 Oktober 2017 hingga 15 Desember 2018, Pemprov DKI telah berhasil memperoleh 21 penghargaan dari berbagai lembaga pemerintah maupun swasta, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dan yang paling membanggakan adalah dimana pada tahun 2018 Pemprov DKI berhasil memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan tahun 2017, setelah empat tahun berturut-turut tidak mendapatkan opini tersebut ketika dipimpin oleh gubernur sebelummnya.
Yang tidak kalah pentingnya juga adalah ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan tiga penghargaan dengan kategori Pemerintah Daerah dengan Penerapan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) Terbaik Tahun 2018, Pemerintah Daerah dengan Nilai Gratifikasi Terbesar yang Ditetapkan Menjadi Milik Negara Tahun 2018, Pemerintah Daerah dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2018.
Bidang pelayanan publik memperoleh penghargaan atas inovasi dalam pelayanan publik, antara lain dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi yang memberikan penghargaan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Sangat Baik dan Layanan Prima, Penghargaan Top 40 Inovasi Pelayanan Publik untuk Cek Dan Sadari (Cegah Kanker Serviks Dengan Aplikasi MAPLE-S dan Mobil Deteksi Kanker HIBISCUS) dan Sipil Doyan Jalan (Sistem Pilih Dokter dan Waktu Pelayanan Pasien Rawat Jalan dan Peserta JKN-KIS).
Dan prestasi pada bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan jabatannya sebagai Gubernur.
Hal ini menunjukkan fakta prestasi Anies Baswedan sudah puluhan kali lipat lebih baik dari Ahok, walaupun Anies terus menjadi korban hujatan, fitnah dan caci maki dari para loyalis penista agama Islam itu.
Foto: Anies Baswedan
Sumber: viva.co.id