Program Sosial HILMI - FPI NTB Bantu Korban Gempa Di Lombok Masih Terus Berlanjut
Kamis, 9 Mei 2019
Faktakini.net, Jakarta - Alhamdulillah hingga hari ini, Kamis 9 Mei 2019 kegiatan dan program Hilmi DPD FPI NTB pasca gempa 7.0 SL program Husen (hunian sementara) masih terus berjalan
Tim Hilmi NTB terus bergerak memasuki kampung-kampung yang terkena dampak gempa 7,0 SR sampai dengan gempa yang baru-baru terjadi 5,4 SR yang melumpuhkan daerah tersebut khususnya di kabupaten Lombok utara dan timur yang sampai saat ini masih masa pemulihan.
Kegiatan sosial kemanusiaan FPI saat ini terus berjalan dan membangunkan Husen untuk para korban gempa dengan beberapa kriteria yaitu Lansia, Janda, dan anak yatim.
Alhamdulilah hingga saat ini telah terbangun 223 unit Rumah Husen.
Laporan hingga saat ini dari leader Hilmi Mas Syafi’I dan kawan-kawan di lapangan telah membangun yang tersebar di 4 kabupaten
Kab.Lombok Utara 173 unit yang tersebar di 4 kecamatan
Kab. Lombok Timur 42 unit yang tersebar di 3 Kecamatan
Kab. Lombok Barat 7 unit untuk 1 kecamatan
Kab. Lombok tenggah 1 unit
Dan bukan hanya program Husen saja bahkan FPI NTB juga memiliki program tambal sulam bagi rumah yang rusak sedang di beberapa wilayah di Lombok dengan memberi bantuan berupa spandek, kalsibrod untuk rumah korban yang rusak karena gempa, serta memperbaiki beberapa Masjid- Masjid yang hancur dengan bekerja sama dengan masyarakat setempat.
Dan program ini masih berlanjut di bulan ramadhan karena masih banyak sekali masyarakat yg tinggal di tenda.
Berawal dari gempa 29 juli - 5 agustus - 17maret yang memang memporak- porandakan bangunan di NTB khususnya.
Dan sekarang masyarakat disulitkan kembali dengan proses pencairan dana yang berbelit-belit dan menyusahkan masyarakat.
Makanya masyarakat masih banyak yg tinggal di tenda-tenda darurat.
Memang ada beberapa alasan masyarakat mengapa masih memilih tinggal di tenda darurat, yaitu:
1. Tiadanya modal untuk mendirikan rumah semi permanen
2. Mengharapkan bantuan pemerintah yang tak kunjung datang
3. Adanya isu yg meresahkan masyarakat bahwa jikalau masyarakat sudah mendirikan bangunan permanen maupun semi permanen maka tidak dapat rumah bantuan dari pemerintah.
4. Terbatasnya lahan tanah yang dimiliki
"Akan tetapi yang menjadi alasan banyak masyarakat adalah tidak adanya modal untuk mendirikan bangunan semi permanen sambil nunggu bantuan dari pemerintah", demikian ujar Habib Hadi bin agil Selaku kepala Posko Hilmi Lombok.