Ratusan Emak-Emak Geruduk Istana Tolak Kecurangan Pemilu
Kamis, 16 Mei 2019
Faktakini.net, Jakarta - Sekitar 200 wanita yang menamakan diri Perempuan Indonesia Bergerak (PIB) menggelar aksi di depan Istana Merdeka menolak hasil penghitungan suara dan sistem hitung (Situng) KPU di Pemilu 2019.
Ratusan perempuan itu mendatangi Istana dengan mengenakan pakaian hitam dan kerudung merah muda. Koordinator PIB Monica Soraya berkata sesuai putusan Bawaslu hari ini (16/5), KPU terbukti melakukan pelanggaran dalam penghitungan suara Pemilu 2019.
"Kami ingin pemerintah, ayo kita fair. Jangan lagi curang, kita harus adil, kita harus jujur. Setop [situng] KPU, tidak ada lagi perhitungan suara karena kami nilai penghitungan suara itu curang," kata Monica.
Selain itu, Monica mengatakan pihaknya menuntut keadilan atas ratusan petugas KPPS yang meninggal dunia selama pelaksanaan Pemilu 2019.
"Sekarang 3 ribu lebih masih berada di rumah sakit. Kami tidak ingin lagi teman-teman kita, sahabat-sahabat kita, banyak yang sekarang jadi janda. Banyak anak-anak yatim, anak-anak piatu," jelas dia.
Tuntutan lain dari PIB diantaranya pembentukan tim pencari fakta (TPF) menyelidiki petugas KPPS yang tewas, menuntut audit forensik IT KPU oleh lembaga independen, dan mengusut tuntas indikasi pelanggaran dalam Pilpres dan Pileg 2019.
Mereka juga menuntut KPU dan Bawaslu segera mengambil tindakan atas pelanggaran pemilu, serta menyerukan TNI, Polri dan ASN agar bersikap netral dalam perlaksanaan pemilu.
Terakhir, PIB ingin agar kasus korban keracunan makanan di Sarinah Thamrin segra diusut.
PIB yang mengklaim menaungi 174 kelompok relawan ini menyatakan aksi demo akan dilakukan terus menerus hingga pengumuman hasil rekapitulasi nasional pada 22 Mei mendatang.
Sumber: cnnindonesia.com
Faktakini.net, Jakarta - Sekitar 200 wanita yang menamakan diri Perempuan Indonesia Bergerak (PIB) menggelar aksi di depan Istana Merdeka menolak hasil penghitungan suara dan sistem hitung (Situng) KPU di Pemilu 2019.
Ratusan perempuan itu mendatangi Istana dengan mengenakan pakaian hitam dan kerudung merah muda. Koordinator PIB Monica Soraya berkata sesuai putusan Bawaslu hari ini (16/5), KPU terbukti melakukan pelanggaran dalam penghitungan suara Pemilu 2019.
"Kami ingin pemerintah, ayo kita fair. Jangan lagi curang, kita harus adil, kita harus jujur. Setop [situng] KPU, tidak ada lagi perhitungan suara karena kami nilai penghitungan suara itu curang," kata Monica.
Selain itu, Monica mengatakan pihaknya menuntut keadilan atas ratusan petugas KPPS yang meninggal dunia selama pelaksanaan Pemilu 2019.
"Sekarang 3 ribu lebih masih berada di rumah sakit. Kami tidak ingin lagi teman-teman kita, sahabat-sahabat kita, banyak yang sekarang jadi janda. Banyak anak-anak yatim, anak-anak piatu," jelas dia.
Tuntutan lain dari PIB diantaranya pembentukan tim pencari fakta (TPF) menyelidiki petugas KPPS yang tewas, menuntut audit forensik IT KPU oleh lembaga independen, dan mengusut tuntas indikasi pelanggaran dalam Pilpres dan Pileg 2019.
Mereka juga menuntut KPU dan Bawaslu segera mengambil tindakan atas pelanggaran pemilu, serta menyerukan TNI, Polri dan ASN agar bersikap netral dalam perlaksanaan pemilu.
Terakhir, PIB ingin agar kasus korban keracunan makanan di Sarinah Thamrin segra diusut.
PIB yang mengklaim menaungi 174 kelompok relawan ini menyatakan aksi demo akan dilakukan terus menerus hingga pengumuman hasil rekapitulasi nasional pada 22 Mei mendatang.
Sumber: cnnindonesia.com