Aksi Sosial FPI 'Ormas Berhati Malaikat' Di Lokasi Bencana Dikagumi Media Asing, Pembenci FPI Yang Pantasnya Dibubarkan
Senin, 17 Juni 2019
Faktakini.net, Jakarta - Organisasi yang aktif menolong di berbagai lokasi bencana mau dibubarkan oleh kelompok yang disinyalir ogah atau jarang mau turun langsung membantu di lokasi bencana dan bahkan pro kemaksiatan? Hal ini terdengar aneh tapi sungguh terjadi di Indonesia.
Kita tau Front Pembela Islam (FPI) bukan kelompok yang berdiam diri saat bencana melanda Indonesia. Tetapi Ormas Islam ini selalu aktif hadir membantu dengan menerjunkan para Relawannya.
Walau menolak menerima 1 Rupiah pun dana bantuan pemerintah, namun dengan sekuat tenaga FPI selalu berusaha semaksimal mungkin menolong para korban bencana.
Alhamdulillah FPI memang sangat lembut terhadap para korban bencana alam. Apapun suku, agama dan latar belakang sang korban, semua ditolong tanpa dibeda-bedakan.
Namun kelembutan FPI berubah menjadi ketegasan apabila sudah berhadapan dengan perjudian, pelacuran, minuman keras, narkoba, aliran sesat dan sejenisnya.
Maka tak aneh bila kalangan yang pro kemaksiatan sangat membenci FPI, dan ingin FPI segera dibubarkan supaya mereka makin bebas menyalurkan hasrat dan kegemarannya.
Kalangan pembenci FPI tak henti-hentinya menyebarkan berita buruk tentang FPI, dengan target supaya warga masyarakat membenci FPI.
Stigma "Teroris, Radikal, Anarkis, Intoleran, Anti Pancasila, Anti Kebhinnekaan" dan sejenisnya sudah kenyang dilontarkan kepada FPI di berbagai Media.
Namun mereka lupa, Allah SWT lah yang maha Kuasa. Para pembenci FPI berusaha menutupi, tetapi Kegiatan mulia yang rutin dilakukan oleh para Relawan FPI di berbagai lokasi bencana akhirnya sampai juga ke luar negeri dan diketahui masyarakat internasional, walaupun sebagian besar Media nasional di dalam negeri sendiri nyaris tidak pernah memberitakannya.
Ketika kalangan pembenci FPI membuat petisi online "Bubarkan FPI", akhirnya para wartawan Media-Media asing yang melihat petisi jahat dan tendensius itu menjadi penasaran dan memutuskan untuk melihat dan melakukan investigasi langsung apa sesungguhnya FPI.
Akhirnya para wartawan asing pun terkaget-kaget setelah melihat langsung! Karena ternyata FPI yang digambarkan dalam petisi online murahan itu, sungguh berbeda jauh dengan praktek di lapangan, karena ternyata FPI justru menjadi Ormas yang sangat aktif membantu di berbagai lokasi bencana alam.
Antara lain para Relawan FPI mengevakuasi puluhan ribu jenazah saat Tsunami Aceh tahun 2004 - 2005, juga turun membantu saat terjadi musibah tanggul jebol Situ Gintung, letusan Gunung Merapi, Gunung Sinabung, longsor di Cililin Bandung, longsor di Banjarnegara Jawa Tengah, banjir besar di Jakarta dan banyak tempat lain, juga membantu Muslim Rohingya secara langsung di Myanmar, membantu rakyat Palestina secara langsung di Gaza dan lain-lain.
FPI juga telah menyadarkan ribuan orang Ahmadiyah kembali kedalam Islam, FPI membantu masyarakat Mesuji Lampung yang didzollimi penguasa dan pengusaha, FPI memerangi aliran sesat, FPI menolong korban gempa bumi di Poso, korban gempa bumi di Lombok NTB, korban letusan Gunung Agung di Bali, memerangi komunisme dan sebagainya. Sangat banyak.
Segala aksi sosial FPI ini dilakukan dengan tulus ikhlas, jauh dari riya'. Karena kalau mau riya' tentu FPI sudah sewa slot-slot iklan di media televisi untuk mengiklankan kegiatan sosial kemanusiaannya, dan terbukti hal itu tidak pernah dilakukan oleh FPI.
Media-Media internasional ternama seperti Associated Press, Christian Science, The Washington Post dari Amerika Serikat dan lainnya memuji-muji dan mengagumi kiprah FPI di bidang sosial kemanusiaan, bukan karena diundang atau di kasih tau oleh FPI.
Tetapi karena para jurnalis Media-Media itu sendiri yang terjun langsung melakukan investigasi, sehingga akhirnya mereka melihat dengan mata kepala sendiri fakta bahwa FPI sangat aktif membantu di berbagai lokasi bencana alam di Indonesia.
Stephen Wright menulis dedikasi FPI tersebut dalam artikel berjudul “When Disaster Hits, Indonesia’s Islamists are First to Help” yang diunggah di The Washington Post pada 11 Juni 2019 lalu.
Dia mengawali tulisan itu dengan menceritakan bendera FPI yang terpasang dirumah Anwar Ragaua, korban tsunami Palu lalu. Laki berusia 50 tahun itu menghiraukan perintah polisi untuk menurunkan bendera tersebut.
Anwar adalah satu-satunya nelayan yang selamat saat tsunami melanda ibukota Sulawesi Tengah 28 September lalu. Anwar mengenang bahwa saat itu tidak ada polisi dan pemerintah yang membantu evakuasi di daerahnya.
Sebaliknya, pihak pertama yang menawarkan harapan kepadanya adalah FPI. Bahkan FPI turut menyerahkan kapal baru untuknya kembali melaut.
Kehadiran FPI dalam tanggap bencana mulai dilakukan pada saat terjadi tsunami Aceh tahun 2004. Tsunami ini menewaskan lebih dari 100 ribu orang di Serambi Mekah.
Teranyar, FPI turut berperan dalam mengevakuasi korban gempa dan tsunami Palu yang menewaskan lebih dari 4.000 jiwa. Mereka membantu pencarian korban, mendistribusikan bantuan ke daerah pelosok, dan membangun perumahan sementara dan masjid baru.
Bahkan ke daerah terpencil yang sulit terjangkau, seperti di kampung nelayan Anwar.
Secara logika sederhana saja, kita lihat dari sisi azas manfaatnya saja, tentu rugi kalau kita membubarkan ormas yang telah terbukti sangat bermanfaat membantu sesama seperti FPI ini.
Masa' Ormas yang kerap membantu para korban bencana alam mau dihapus, sementara yang tidak pernah atau jarang membantu korban bencana alam sehingga ormas tersebut nyaris tidak ada manfaatnya aman-aman saja? Sungguh aneh!
Jadi yang pantas dibubarkan bukan FPI, tetapi justru para pembenci FPI termasuk para pembuat Petisi Online "Bubarkan FPI".
Begitu aktifnya FPI dalam membantu warga masyarakat yang membutuhkan bantuan, membuat para Netizen di Media Sosial kini memberi julukan "Ormas Berhati Malaikat" kepada FPI. Bukan FPI yang meminta julukan, tetapi umat lah yang memberikan julukan tersebut, masya Allah...
Walaupun selalu dihujat, difitnah dan diberi framming negatif oleh para buzzer bayaran dan musuh-musuh Islam, alhamdulillah itu semua tidak pernah menghalangi para Relawan FPI untuk terus membantu warga masyarakat dan para korban bencana alam.
Foto: Relawan HILMI - FPI saat membangun rumah korban gempa Lombok atas Nama Inaq Nahyun yang selesai pada hari Kamis (14/9/2018). Rumah tersebut beralamat di Dusun Pendua Daya, Desa Pendua, Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dokumentasi Aksi Sosial Kemanusiaan FPI
- Website:
www.faktakini.net
di Label:
Aksi Sosial Kemanusiaan
Klik 👇🏼:
https://www.faktakini.net/search/label/Aksi%20Sosial%20Kemanusiaan?&max-results=8&m=1
di Label:
Aksi Sosial Kemanusiaan
Klik 👇🏼:
https://www.faktakini.net/search/label/Aksi%20Sosial%20Kemanusiaan?&max-results=8&m=1
Silahkan *lihat link-link di Faktakini ini, copas lalu SEBARKAN SELUAS-LUASNYA* kalau anda ingin masyarakat tau apa yang sesungguhnya dikerjakan FPI setiap hari
- Telegram
http://t.me/BaktiSosialFPI
http://t.me/KegiatanFPI
http://t.me/FPICintaPalestina
http://t.me/FPICintaMuslimRohingya
http://t.me/FPIBedahRumah
http://t.me/KegiatanFPI
http://t.me/FPICintaPalestina
http://t.me/FPICintaMuslimRohingya
http://t.me/FPIBedahRumah
- Youtube:
Valid News
https://www.youtube.com/channel/UCZFoO3gLJTNwJcoa_hHcX4A
https://www.youtube.com/channel/UCZFoO3gLJTNwJcoa_hHcX4A
Suara Indonesia
https://www.youtube.com/channel/UCF52CSPf8EXQX2DgK3WoFeg
https://www.youtube.com/channel/UCF52CSPf8EXQX2DgK3WoFeg
Suara Kebenaran
https://www.youtube.com/channel/UCjOofSNRY5cIsZSC22SW08w
https://www.youtube.com/channel/UCjOofSNRY5cIsZSC22SW08w