Anies Baswedan Dan Kedunguan Para Pembencinya




Sabtu, 8 Juni 2019

Faktakini.net

#Copas Rahmi Zainuddin Ilyas

Anies Baswedan dan Kedunguan Pembenci nya

Sudah hampir dua tahun Anies menjadi Gubernur. Semua langkah yang dia lakukan akan dijadikan bahan bully-an bagi para pecundang Pilkada DKI 2017.

Salah satu contoh adalah ketika halte di Jalan Sudirman yang belum selesai dan belum ada jalur buat pengguna nya (masih tertutup taman).

Pendukung Ahok bernama Tsamara Amani menjadikan sebagai bahan bully-an, dia harus beradu cepat dengan pekerjaan yang dilakukan Anies agar kritik dungu nya itu bunyi.

Tak lama kemudian anak muda lulusan dari Jerman yang baru menyelesaikan studi nya, Haekal namanya, berjalan di Jalan Sudirman dan yang diteriakkan Tsamara itu tak terbukti. Haekal membuat video di jalan itu dan merekam halte yang berdiri dengan indah dan sudah ada jalur untuk pejalan kaki.

Salah seorang arsitek taman di jalan itu bernama Monika mengatakan sambil tersenyum :
"Pekerjaan belum jadi tapi sudah difoto untuk sekedar bahan bully-an. Mereka bukan ingin mengawasi pekerjaan tapi hanya ingin mencari-cari kesalahan."

Bully-an Tsamara Amani berbalik pada diri nya sendiri dan menjadi cemoohan banyak orang.

Anies bekerja seperti ekspres. Semua janji-janji kampanye nya segera ditunaikan.
Bahkan WTP yang tak pernah didapat oleh Ahok maupun Jokowi selama periode mereka mimpin Jakarta. Anies mendapatkan dua kali berturut-turut di dua tahun pertama masa kepemimpinan nya.

Kaum pendengki jengkel bukan kepalang... Semakin dicaci semakin berprestasi.

Anies tak pernah membalas cacian para pembully nya namun menunjukkan kerja nyata nya...
Aneh nya para pembully-nya tanpa malu-malu menjadikan jembatan penyebrangan yang berubah menjadi indah hasil renovasi Anies di Jalan Sudirman maupun trotoar dengan taman yang hijau dan nyaman dijadikan oleh mereka untuk memajang tampang mukanya di media sosial. Tapi tetap tak mau mengakui hasil pekerjaan sang Gubernur.

Mereka tetap mengomel setiap saat sambil menikmati hasil kerja nya tanpa malu-malu. Namun mengatakan Anies tak bisa kerja.

Di sisi lain penghargaan demi penghargaan terus mengalir... Para buta mata hati nurani, tak memiliki kesempatan untuk menjadikan isu besar agar Anies bisa dijadikan bahan caci maki keji mereka secara beramai ramai.

24 penghargaan dalam waktu kurang dua tahun menambah kejengkelan para pembenci nya yang sebagian nya bahkan bukan warga Jakarta.

Tibalah saat pilpres dan pengumuman yang kemudian terjadi demo. Sebelum demo terjadi Anies mengantisipasi segala sesuatu, terutama pelayanan publik dan yang utama adalah rumah sakit... Agar setiap yang terluka dari kelompok manapun langsung ditangani dengan baik.

Disini lah letak super-super dungu nya kaum pendengki, Anies dibully habis-habisan karena mempersiapkan rumah sakit dari jauh-jauh hari sebelum terjadi demonstrasi.. Padahal tugas pemerintah itu harus melaksanakan fungsi pelayanan publik sebaik-baik nya dalam keadaan bagimana pun.. Dan Rumah Sakit itu disiapkan agar lebih siaga, bukan hanya bagi pendemo, tapi untuk semua termasuk bagi aparat bila terjadi segala sesuatu.

Logika dungu kaum pembenci itu memang sudah di luar akal sehat.. Mereka membenci pemrov yang bekerja dengan baik, dengan mengantisipasi situasi jauh-jauh hari sebelum nya.

Lantas, adakah kedunguan yang lebih parah dari pada itu ?


Posting Komentar untuk "Anies Baswedan Dan Kedunguan Para Pembencinya "