Cerita Unik Peserta Aksi Kawal Sidang Sengketa Pilpres 2019 Di MK

Sabtu, 15 Juni 2019

Faktakini.net

Gw paling suka hadir ke aksi damai sendirian,karena disana gw akan bertemu dengan orang2 yang baru dengan cerita dan pengalaman lebih menarik,seperti hari ini gw datang ke MK .
Naik busway dari pluit lalu turun di BNI Kota tua,karena arah monas sudah ditutup makanya gw pilih angkot 08 jurusan kota - Tanah abang.
Dengan membayar 5000 rupiah gw turun di depan Kemenhub lalu jalan ke arah MK/Halte Monas.

Jam 9.30 sudah mulai banyak yang hadir   memakai cover berwarna kuning dan poster menyuarakan aspirasi.

Disana gw gak bisa lama,ada pesanan teman dan harus ketemu di Patung Kuda.
Akhirnya gw keluar dan jalan melalui abdul Muis sampai ke RS Budi Kemuliaan,lanjut ke arah Patung Kuda.
Gerimis seperti mengerti perasaan gw yang begitu sedih.
" Seberat inikah mencari keadilan dunia ?masih sanggupkah gw berjalan untuk mencapai apa yang gw inginkan bagi negara ini ". Suara hati gw meningkahi gerimis yang masih satu satu turunnya.

Lalu gw berhenti di tepi jalan... duduk termenung,sambil menatap kendaraan yang lalu lalang dari arah bundaran patung kuda dan sebaliknya.
" Jalan ini tak pernah mengeluh ketika dilindas ribuan roda,apakah gw harus seperti jalanan ini yang hanya diam terinjak ?".

Lalu gw lanjutin lagi perjalanan ke arah patung kuda,tanpa sengaja bertemu dengan teman yg pernah satu group di WA,dia mengenali gw.
" Mak Lily yaa ?".
" Mak Yani ?"
Kami tertawa dan sambil membuka kaca mata dan masker hijab gw.
" aku kenali dari contour wajahmu, meski pakai kaca mata dan masker " katanya.
Kami bersalaman dan cipika cipiki,
" Aku mau sholat dulu ya ".
" Oh Silahkan,saya mau antar pesanan teman di Patung Kuda,dia sudah menunggu sejak jam 9.00 ".
" Oh gitu... oke jalan dulu ya ".
Kami berpisah,dan gw setengah berlari menuju tujuan karena temen gw sudah telp dan chat berkali2 di WA.

" Dimana ?" Katanya.
" Depan Indosat " jawab gw.
" Dont move,i will be there ".
" Oke ".
Dan si jangkung menghampiri gw sambil mengejek.
" Covered your face but dont you cover your heart ".
" Brisik ".
Gw serahkan kolang kaling pesanan dia dan sambel pecel.
" Sunday ..dont miss it ".
" Ok.".
" I love you ".
" ditto ".
" Curang ".
" Bodo amat !!".
Setelah mengusap kepala gw dia berjalan cepat menyebrangi jalan budi Kemuliaan.
Sebaliknya gw kembali bengong didepan  trotoar Indosat.
Gerimis makin deras,gw jalan cepat menuju JPO,berteduh sebentar lalu menelpon mbak Novi,ternyata beliau ada di Halte RRI sedang berteduh juga.
Ditengah gerimis gw coba berjalan sampai blokade Polisi dan tak ada celah gw bisa salto atau nyelip seperti di Harmoni dulu.
Akhirnya angin terasa menggigilkan badan gw,dan menyadari kalau gw tak semuda dulu yang kuat berhujan2an sambil bermain gobak sodor.

" Bu.. sini ngumpul... hujan deres ".
Teriak seorang ibu.
Gw menuruti ajakannya,dengan melewati pembatas busway.
Seperti maen lompat karet,gw harus sok imut dan tetap berhati2 takut rok gw tak selebar kaki gw melompat.
Ternyata hujan lumayan deras,baju putih gw kotor terkena tanah merah.
haus dan lapar mulai terasa, gw buka bekal gw biscuit.
Gw coba seperti orang2 kaya yang kenyang hanya makan biscuit,dan ternyata perut gw tetep Indonesia dan jawa banget.
Gak nampol kalau belum makan nasi,gw buka bekal kedua nasi rendang daging...bukan lengkoas ya dan cumi balado.
Gw makan tanpa menawarkan pada kanan kiri gw yang duduk sebelahan.
Males karena mereka Indomie telor semua,tuh becèng nongol dipinggang, dan HT kresak kresek kaya orang pacaran.
Selagi makan seorang lelaki pemulung duduk nglemprak sambil mendekap karung berisi botol kosong.
Kali ini gw tawari dong,kebetulan gw bawa kuker kacang sisa kue lebaran yang gak dibuka karena anak2 gak suka.
Alhamdulillah beliau mau,lalu gw tanya mau air minum?beliau menggeleng.
Si Indomie telor liat isi tas gw yang berisi korma dan beberapa kuker.

Hujan sudah reda,gw jalan menyeberang ke arah Indosat lagi,pas sampai tepi jalan 2 orang anak muda sedang makan nasi kotak, gw deketin.
" Adek dari mana ?"
" Serang bu ".
" Sudah makan ?".
" Sudah bu ".
" mau Korma gak ?".
" Mau bu ".
" mau kue nastar gak ?"
" Mau ".
" Kalian berapa orang "
Salah satu anak yang sedang tidak makan mendekati gw lalu berbisik.
" Kami ada 4 rombongan bus bu ".
" Serius ?"
" Serius bu ".
" Nginep dimana ?"
Dia menyebutkan salah satu nama tempat... gw langsung acungin jempol.
" Terima kasih kalian sudah hadir ".
" Sama2 bu ,terima kasih untuk kue dan kormanya ".
Lalu gw pamit menuju tujuan semula emperan Indosat.

Dan gw yang sok ramah menyapa seorang emak2 yang berjalan sendirian.
" Mau kemana bu ?"
" Ke sono ". Katanya sambil menunjuk arah utara.
" Diblokade bu,gak bisa masuk,saya sudah dari sana ".
" saya sedari tadi muter2 dimonas sendirian,sampe dibentak2 bapak2 kayaknya polisi ,dia bilang ngapain ibu kesini ,saya jawab,,, pak saya mau ke blok M biasanya nglewati monas,skrg muter2 cari jalan gak ada yg terbuka ".
" terus ?"
" Dia anterin saya sampai pintu selatan tuh deket patung kuda ".
" Bentak2 lagi ".
" Gantian sy yang bentak,lah saya kan gak tau jalan di blokir ".
" hajahahahha 🤣🤣🤣🤣".
" Kesel ajah ".gerutunya.
" Ibu dari mana ?"
" Bekasi ".
" Tadi janjian ma temen,tapi belum dateng ".
" Oh gitu ".
" Bu cari tempat buat duduk yukk ..disini mulai panas ".
". Mari ".
Akhirnya kami duduk dibawah JPO tapi tak lama temannya sudah datang dan mengajak pergi kearah utara.
Dan gw kembali berjalan ke arah Indosat,baru beberapa langkah sekumpulan emak2 menawari gw nasi kotak dan susu, gw ambil susu lalu duduk di tepi jalan sebrang patung Kuda.
Seorang bapak duduk disebalah gw sambil membawa nasi kotak dan susu ultra Jaya.
" Dari mana pak ?" Gw sangat ramah hari ini.
" Yogya ".
" Hah !!!"
Banyak sekali kejutan hari ini.
" Kami 4 bus,,nanti malam mereka baru sampai jam 10 an,saya naik kereta jadi duluan datang ".
" Disini mereka dimana singgahnya ?"
Si bapak berbisik memberi tau tempat singgahnya.
" Besok ada 10 bus yang datang,insha Allah sampai ratusan bus dan kami akan bertahan sampai tanggal 28 Juni 2019 ".
" Masya allah pak ".
" Kami siap jihad bu..bismillah ".
Airmata gw mbrebes ..makin deres..
" Jangan nangis bu,...itu ada orang dari pekalongan mereka 2 bus rombongan, ada juga yang dari sulawesi rombongan juga... mrk juga tadi nangis kami disini untuk menegakkan kebenaran.. kalaupun kami nanti mati.. kami sudah ikhlas ".
Gw masih menahan air mata ...
Segitu ikhlasnya kalian, kami yang dijakarta seperti enggan meninggalkan dunia,kami dijakarta masih berhitung dengan orang2 yang akan kami tinggalkan. Mereka yang dari luar Jakarta ikhlas meninggalkan harta bendanya serta nyawapun dipersembahkan untuk negeri ini.
Dan si bapak yang menunjukkan tiket pulang ke yogya hanya untuk absen lalu tanggal 18 akan kembali ke Jakarta karena minta izin cuti selama 14 hari.

Ini ceritaku
Mana ceritamu ???

Jakarta 14 Juni 2019

1 komentar untuk "Cerita Unik Peserta Aksi Kawal Sidang Sengketa Pilpres 2019 Di MK"

  1. Selamat berjuang ibu, ibu menangis di jakarta saya bercucuran air mata di padang, ingin rasanya ikut langkah ibu tapi apa daya tangan tak sampai. Jiwa dan spirit iman saya akan selalu menyertai jihad ibu dan para mujahid lainnnya. Hidup Islam, hidup NKRI, Allahu Akbar.... Merdekaaa.......

    BalasHapus