Mantap! Anies Persilakan Polisi Buka CCTV Ungkap Kerusuhan 22 Mei

Mantap! Anies Persilakan Polisi Buka CCTV Ungkap Kerusuhan 22 Mei

Senin, 3 Juni 2019

Faktakini.net, Jakarta - Penuh keterbukaan dan transparansi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempersilakan kepolisian menggunakan rekaman kamera intai, Closed Circuit Television (CCTV) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengungkap kasus 22 Mei 2019. Anies mengatakan pada dasarnya CCTV tersebut memang bebas diakses oleh masyarakat.

"Itu kan memang bisa diakses, ada di Jakarta smart city," kata Anies di Puskesmas Kalideres, Jakarta, Senin (3/6).

Pada pertemuan sebelumnya pun Anies menyatakan bakal kooperatif jika nantinya dimintai kepolisian untuk menggunakan CCTV dalam pengungkapan kasus.

Akibat kerusuhan usai aksi damai di Bawaslu itu sejauh ini telah dinyatakan ada sekitar 10 korban tewas diduga akibat ditembak dan ratusan lainnya luka-luka.

Diketahui penggunaan Kamera CCTV sudah lama ada di Jakarta termasuk di jajaran Pemprov DKI.

Gubernur DKI Jakarta saat itu Sutiyoso pada tahun 2007 memasang ratusan kamera CCTV saat menjelang Pilgub DKI Jakarta 2007.

"Kita akan memasang sekitar 160 kamera di titik-titik penting di Jakarta dan kita juga akan membuat posko di lantai dua Kantor Balaikota untuk memonitor segala kegiatan terkait pilkada ini", ungkap Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dalam jumpa pers usai silaturahmi dengan para cagub-cawagub DKI Jakarta di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Kamis (5/7/2007)

Yang kemudian program CCTV ini terus diperbanyak oleh Gubernur DKI berikutnya.

Pada tahun 2010 Gubernur DKI Fauzi Bowo memerintahkan pemasangan kamera CCTV di Puskesmas pasca penculikan bayi di Puskesmas Kembangan.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memerintahkan pemasangan kamera CCTV di setiap ruang persalinan di puskesmas. Pengawasan di ruang persalinan juga diminta untuk diperketat.

"Pemprov ingin penculikan ini menjadi yang terakhir di fasilitas kesehatan milik Pemprov. Pengetatan keamanan dan penerapan standar pelayanan dengan disiplin harus dilakukan untuk menjamin tidak terulangnya penculikan," kata Fauzi di Jakarta, Kamis (14/1/2010)

Tak berhenti sampai disitu, program kamera CCTV di Pemprov DKI terus dilanjutkan termasuk oleh Polda Metro Jaya dan DKI pada zaman Ahok. CCTV ini banyak diletakkan di Halte TransJakarta dan sejumlah persimpangan.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania menyatakan setidaknya ada sekitar 7.678 tangkapan kamera dari CCTV yang diakses oleh DKI.

Ribuan CCTV itu dimiliki oleh sejumlah dinas, mulai dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta hingga Dinas Sumber Daya Alam. Diketahui tangkapan CCTV itu merekam sejumlah aktivitas saat aksi kejadian 22 Mei berlangsung.

CCTV dijadikan alat bukti untuk pemeriksaan lebih lanjut. Anies memastikan bahwa kamera pengintai tersebut dapat dipergunakan semua orang.

Sebelumnya, keberadaan CCTV juga disebut-sebut dapat menjelaskan kronologi aksi 22 Mei yang berujung kerusuhan. Aktivis yang juga pengamat politik Rocky Gerung percaya akan langkah tersebut.

"Suatu waktu nanti ketika kita punya akses untuk melihat seluruh CCTV yang mana adalah milik Gubernur Anies Baswedan," kata Rocky dalam satu sesi diskusi di Rawamangun, Jumat (31/5).

Rocky sendiri mengaku telah melihat beberapa potongan video dari CCTV yang sudah beredar ke publik. Namun ia percaya gambaran lebih utuh mengenai kerusuhan itu dapat terlihat ketika semua rekaman CCTV dibuka ke publik.

Foto: Anies Baswedan

Sumber: cnnIndonesia.com