Tegas! Wakil Ketua DPR: 30 Orang Masih Hilang Pasca Kerusuhan 22 Mei



Jum'at, 21 Juni 2019

Faktakini.net, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebut sebanyak 30 orang masih hilang hingga saat ini pascakerusuhan yang terjadi di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan wilayah Jakarta lainnya pada 22 Mei 2019.

Menurutnya, informasi itu diperoleh dari Ikatan Keluarga Besar Universitas Indonesia (IKB UI) dan Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR).

"Beberapa hari setelah kejadian ada 87 [orang hilang], sekarang sekitar 30 orang menurut infomasi teman-teman ini masih hilang," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (21/6).

Ia berharap pihak-pihak yang merasa kehilangan anggota keluarganya pascakerusuhan 22 Mei segera membuat laporan kepada pihaknya. Fadli mengatakan laporan tersebut penting agar pihaknya dapat menindaklanjutinya lebih jauh.

"Kami harapkan kepada mereka atau keluarga yang merasa masih belum menemukan anggota keluarganya atau hilang bisa juga ikut melaporkan, sehingga kami tahu betul apa yang terjadi," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan IKB UI dan GNKR Marwan Batubara meminta agar DPR segera membentuk panitia khusus (Pansus) terkait kerusuhan 22 Mei.

"Membentuk Pansus DPR yang khusus menyelidiki dan membuka kepada publik, perihal pembantaian puluhan anak bangsa yang menjadi korban tragedi 22 Mei 2019," katanya.

Selain membentuk Pansus, Marwan meminta agar DPR mendesak pemerintah membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF). Menurut dia, kasus kerusuhan 22 Mei harus diusut tuntas secara objektif dan transparan.

Marwan menambahkan, TGPF terkait kerusuhan 22 Mei penting guna melakukan investigasi dan mengambil langkah-langkah hukum secara menyeluruh demi mendapatkan hasil-hasil penyelidikan yang objektif, transparan, akuntabel, berkeadilan, sesuai hukum dan prinsip-prinsip HAM, serta dapat diterima publik.

Sebelumnya, pihak kepolisian memastikan bahwa empat dari sembilan korban saat kerusuhan di Jakarta pada 21 hingga 22 Mei 2019 tewas akibat peluru tajam.

Hasil itu didapat dari proses autopsi yang dilakukan di rumah sakit milik Polri.

"Hasilnya bahwa empat jelas itu merupakan korban meninggal karena adanya peluru tajam," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra saat di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (17/6).

Sementara itu, terhadap lima korban lain, polisi tidak melakukan autopsi karena sudah dibawa oleh pihak keluarga.

Foto: Fadli Zon

Sumber: cnnindonesia.com