Wakil Ketua DPR: Sayang Sekali, Pemerintah Tidak Belasungkawa Korban 21-22 Mei
Selasa, 4 Juni 2019
Faktakini.net, Jakarta - Pemerintah terkesan tidak empati terhadap korban-korban meninggal, terluka, bahkan ada yang hilang dalam kerusuhan 21-22 Mei lalu.
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon sangat menyayangkan aparat keamanan bertindak represif saat kejadian.
"Sayang sekali, meninggal delapan orang adalah peristiwa besar tapi pemerintah tidak berbelasungkawa. Kita sangat menyayangkan aparat kepolisian penanganan tidak berjalan persuasif," kata Fadli dalam sambutannya di hadapan ratusan peserta doa bersama untuk para korban kerusuhan 21-22 Mei, Jakarta Timur, Kamis (30/5).
Fadli mengaku telah mengantongi bukti dugaan penggunaan peluru tajam saat pengamanan aksi tolak Pemilu curang di depan gedung pusat Bawaslu, Jakarta Pusat. Temuan ini menurut Fadli, tidak sesuai pernyataan terbuka Menkopolhukam Wiranto.
"Kita menemukan ada peluru tajam. Terus kita foto sebagai bukti bahwa memang ada penggunaan peluru tajam. Menko Polhukam bilang aparat hanya dilengkapi dengan tameng dan pentungan. Malah ada senjata. Bahkan ada peluru tajam," tegas Fadli.
Bahkan ia sudah bertemu pihak keluarga juga kawan salah seorang korban tewas, yakni Reyhan. Dari keterangan yang dihimpunnya, remaja usia 16 ini hendak membangunkan sahur ketika penembakan itu terjadi.
"Yang bersangkutan mempersiapkan sahur, mau bangunkan untuk sahur dan sedang duduk tiba-tiba ada peluru melesat," tutur Fadli.
Dengan adanya temuan ini, menurut Fadli, pemerintah harus segera membentuk tim investigasi pencari fakta untuk keadilan para korban dan keluarga yang ditinggalkan.
"Saya mendorong ada tim investigasi, tim pencari fakta. Kalau ada keluarga yang melaporkan, nanti akan ada tim yang kita tunjuk untuk menginvestigasi," demikian.
Foto: Harun Al Rasyid salah satu korban kerusuhan semasa hidup
Sumber: rmol.id
Faktakini.net, Jakarta - Pemerintah terkesan tidak empati terhadap korban-korban meninggal, terluka, bahkan ada yang hilang dalam kerusuhan 21-22 Mei lalu.
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon sangat menyayangkan aparat keamanan bertindak represif saat kejadian.
"Sayang sekali, meninggal delapan orang adalah peristiwa besar tapi pemerintah tidak berbelasungkawa. Kita sangat menyayangkan aparat kepolisian penanganan tidak berjalan persuasif," kata Fadli dalam sambutannya di hadapan ratusan peserta doa bersama untuk para korban kerusuhan 21-22 Mei, Jakarta Timur, Kamis (30/5).
Fadli mengaku telah mengantongi bukti dugaan penggunaan peluru tajam saat pengamanan aksi tolak Pemilu curang di depan gedung pusat Bawaslu, Jakarta Pusat. Temuan ini menurut Fadli, tidak sesuai pernyataan terbuka Menkopolhukam Wiranto.
"Kita menemukan ada peluru tajam. Terus kita foto sebagai bukti bahwa memang ada penggunaan peluru tajam. Menko Polhukam bilang aparat hanya dilengkapi dengan tameng dan pentungan. Malah ada senjata. Bahkan ada peluru tajam," tegas Fadli.
Bahkan ia sudah bertemu pihak keluarga juga kawan salah seorang korban tewas, yakni Reyhan. Dari keterangan yang dihimpunnya, remaja usia 16 ini hendak membangunkan sahur ketika penembakan itu terjadi.
"Yang bersangkutan mempersiapkan sahur, mau bangunkan untuk sahur dan sedang duduk tiba-tiba ada peluru melesat," tutur Fadli.
Dengan adanya temuan ini, menurut Fadli, pemerintah harus segera membentuk tim investigasi pencari fakta untuk keadilan para korban dan keluarga yang ditinggalkan.
"Saya mendorong ada tim investigasi, tim pencari fakta. Kalau ada keluarga yang melaporkan, nanti akan ada tim yang kita tunjuk untuk menginvestigasi," demikian.
Foto: Harun Al Rasyid salah satu korban kerusuhan semasa hidup
Sumber: rmol.id