Habib Ali Akbar Bin Aqil: Menjadi Pasangan Suami Istri Romantis

Kamis, 4 Juli 2019

Faktakini.net

*MENJADI PASANGAN SUAMI-ISTRI  ROMANTIS*

Oleh : Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

Bersikap romantis menjadi dambaan setiap pasangan suami-istri. Suami ingin melihat istrinya romantis kepada dirinya. Demikian juga istrinya ingin melihat suaminya bersikap romantis kepadanya. Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu, keromantisan itu menjadi sesuatu yang mahal atau sukar untuk dilakukan.

Ada yang berpikir bahwa romantis itu susah diwujudkan jika harus diekspresikan dalam bentuk memberi bunga mawar. “Boro-boro beli bunga mawar, untuk makan sehari-hari saja sudah pas-pasan,” pikir sebagian orang. Ada pula pikiran yang bersemayam di alam bawah sadarnya bahwa untuk menjadi pasangan romantis kita harus pandai merangkai kata-kata puitis bak seorang pujangga cinta atau seorang sastrawan.

Harapan untuk menjalani kehidupan berumah tangga dengan nuansa romantis seperti mimpi di siang bolong. Bukannya mendapat apa yang diharapkan, justru sering terjadi pertengkaran diantara pasangan sebab adanya tuntutan untuk sama-sama bersikap romantis. Pertengkaran yang terjadi justru menjauhkan harapan untuk mewujudkan kehidupan yang indah bersama pasangan.

Sebenarnya tindakan romantis tidak selalu berkaitan dengan materi. Banyak sekali tindakan yang bisa diambil untuk menjadi suami dan istri yang romantis. Menurut Cahyadi Takariawan, Konsultan di Rumah Keluarga Indonesia, ada sepuluh langkah perbuatan romantis. Mari kita ikuti dan tindak-lanjuti kesepuluh contoh berikut sehingga kita bisa menjadi pasangan romantis yang bersahaja dan sederhana dengan beberapa tambahan dari penulis.

*_Pertama_*, melakukan ibadah bersama. Dari segi ritual, melakukan ibadah berdua menjadikan keduanya sebagai kelompok yang banyak mengingat Allah SWT. Dalam sebuah hadits disebutkan:

إذا أيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيَا - أَوْ صَلَّى - رَكعَتينِ جَمِيعاً كُتِبَا في الذَّاكِرِينَ الله كَثِيراً وَالذَّاكِرَات

“Jika seorang suami membangunkan istrinya di waktu malam kemudian keduanya shalat malam maka keduanya dicatat sebagai kaum pria dan wanita yang banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Abu Dawud). Melakukan ibadah berdua bisa menjadi penguat mental, emosional, dan spiritual dan sentimental antara suami-istri.

*_Kedua_* mengobrol berdua dengan diselingi tawa dan canda. Luangkan waktu untuk bisa bicara berdua tentang banyak hal. Tentu saja obrolan yang jauh dari menggunjing dan mencela orang lain. Kemajuan teknologi dengan fitur-fitur yang ada bisa menjadi jembatan untuk berbagi hal-hal yang lucu kepada pasangan. Romantisme bisa dibangun di rumah dengan cara kedua seperti ini.

*_Ketiga,_* lakukan olah raga berdua. Jalan-jalan santai di pagi, bersepeda, atau lari pagi bisa menjadi sarana menguatkan hubungan suami-istri. Bisa pula melakukan olah raga di rumah dengan peralatan sederhana.
Rasulullah SAW pernah mengajak istrinya Aisyah untuk berlomba lari. Saat itu, tubuh Aisyah belum terlalu berisi. Kata Rasul, “Kemarilah agar aku dapat mengalahkanmu dalam lomba lari.” Keduanya berlomba dan yang keluar sebagai pemenang adalah Aisyah.

Beberapa waktu kemudian Rasul kembali mengajak Aisyah untuk berlomba lari. Dalam kesempatan kedua ini tubuh Aisyah sudah berisi dibanding sebelumnya. “Marilah ke sini agar aku dapat mengalahkanmu dalam lomba lari,” kata Rasul. Ternyata kali ini Rasul yang menjadi pemenangnya. Usai perlombaan Rasul berkata kepada Aisyah, “Ini adalah pembalasan untuk yang waktu itu.” (HR. Ahmad).

*_Keempat,_* berkebun dan bertaman berdua. Jika di rumah ada lahan yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam, lakukan berdua. Jika belum memungkinkan, bisa dilakukan di rumah dengan sarana-sarana sederhana yang ada di rumah.

*_Kelima,_* memasak di dapur dan membereskan pekerjaan di rumah. Di rumah, beragam aktifitas harian menjadi menu kehidupan berumah tangga. Mengepel, menyapu, mencuci, menjemur, membersihkan dan menata peralatan menjadi rutinitas tak terelakkan. Akan sangat romantis jika seabrek kegiatan semacam ini dilakukan berdua.

وعن الأسوَد بنِ يَزيدَ قَالَ: سُئلَتْ عَائِشَةُ رضيَ اللَّه عنها: مَا كانَ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَصنعُ فِي بَيْتِهِ؟ قالت: كَانَ يَكُون في مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَعني: خِدمَةِ أَهلِه فإِذا حَضَرَتِ الصَّلاة، خَرَجَ إِلى الصَّلاة

Dari al-Aswad bin Yazid an-Nakha`i ia berkata, “Aisyah pernah ditanya, ‘Apa yang dilakukan oleh Nabi SAW di rumahnya?’ ‘Aisyah menjawab, ‘Beliau bekerja untuk keluarganya –melayani keluarganya- namun jika datang waktu shalat, maka beliau pergi untuk melakukan shalat.’” (HR. Bukhari). Meski tidak harus setiap hari sebab pihak suami harus keluar rumah untuk bekerja. Semua ini bisa dilakukan di waktu senggang.

*_Keenam,_* bepergian berdua. Bepergian berdua ke suatu tempat atau mendatangi lokasi-lokasi tertentu yang mengandung nilai sejarah dari perjalanan kehidupan rumah tangga merupakan aktifitas romantis. Bisa pula bepergian untuk bersilaturahim kepada orang tua atau mertua. Bepergian berboncengan tanpa harus menuju tempat khusus pun tetap bisa menjadi perekat hubungan romantis. Misalnya menaiki sepeda berkeliling dan _muter-muter_ di desa atau kota.

*_Ketujuh_* , mandi berdua. “Mandi berdua? Ah yang benar?” mungkin demikian sebagian orang bertanya kaget. Rasulullah SAW memberi contoh demikian. Beliau pernah mandi berdua dalam satu bejana dengan istinya Sayidah Aisyah. Ungkap Sayidah Aisyah, “Adalah Rasulullah SAW apabila mandi, beliau memulai dengan tangan kanan, lalu dituangi air, lalu dicucinya… Dan aku pernah mandi bersama Rasulullah dalam satu bejana, padahal kami sedang junub.”

*_Kedelapan_*, memeluk, membelai, mencium, atau menggenggam tangan pasangan. Aktifitas romantis dari suami kepada istrinya bisa dalam bentuk memberikan ciuman mesra ke pipi dan kening istri sewaktu akan pergi bekerja atau sepulangnya. Ini berefek emosional sangat kuat dan mengirim pesan kenyamanan pada kedua belah pihak. Begitu juga dengan membelai rambut, memeluk, dan menggenggam tangan.

Sebuah perusahaan asuransi jiwa di Amerika melakukan penelitian tentang efek ciuman terhadap kehidupan manusia. Hasilnya adalah, ciuman di pagi hari memiliki efek terapis yang lebih ampuh dari apel. Suami yang dicium istri di pagi hari sebelum berangkat kerja lebih jarang tertimpa kecelakaan lalu lintas, karena dia lebih tenang dan lebih mengendalikan syarafnya, lebih mampu menanggung tekanan serta beban pekerjaan. Ciuman hangat membuat pikiran lebih tenang, rileks, santai, stabil, bahagia dan puas.

Ditambahkan dalam penelitian itu, “Penelitian yang dilakukan terhadap ribuan orang menegaskan bahwa ciuman di pagi hari memicu sekresi tertentu dan proses kimiawi yang dapat membuat seseorang merasa nyaman dan tentram sehingga berpengaruh pada emosi-emosi batinnya.”

*_Kesembilan_*, berdiskusi tentang masa depan keluarga. Menurut Cahyadi, “Suami dan istri hendaknya menyempatkan pula untuk berdiskusi tentang masa depan keluarga. Suasana diskusi atau mengobrol dibuat sesantai dan seringan mungkin, agar tidak memberatkan kedua belah pihak. Sambil melakukan rekreasi, mereka mengobrol ringan soal masa depan anak, soal ekonomi keluarga, soal rencana-rencana masa depan dan target dalam kehidupan keluarga.”

*_Kesepuluh_* , sarapan dan makan malam bersama. Makan berdua di rumah atau sesekali di rumah makan sekali pun murah meriah dengan suasana santai merupakan langkah romantis yang patut dicoba. Apalagi dengan saling menyuapi antara pasangan. Romantis _pakek banget._ Rasulullah SAW bersabda, “Dan sesungguhnya engkau memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut istrimu.” (HR. Bukhari-Muslim).

(Tulisan ini telah dimuat di Majalah Cahaya Nabawiy Edisi No. 183 Dzul Qa'dah 1440 H / Juli 2019 M)

Gambar: Ilustrasi