Ustadz Maman Suryadi: Laskar LPI Siap Kawal Dan Sukseskan Ijtima Ulama IV


Sabtu, 27 Juli 2019

Faktakini.net, Jakarta - Ustadz Maman Suryadi selaku Panglima Laskar Pembela Islam (LPI) FPI menyatakan siap mengawal dan mensukseskan pelaksanaan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional IV pada hari Senin 5 Agustus 2019 dari awal sampai selesai.

Ustadz Maman menyatakan, "Terkait akan di laksanakannya Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional ke 4 pada hari Senin 5 Agustus 2019, LPI secara khusus akan menjaga Keamanan dan ketertiban acara tersebut. Kami siap bekerjasama dengan ormas Islam dan elemen lainnya untuk mengamankan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional IV".

Sebelumnya telah dinyatakan konsentrasi para ulama dalam perjuangan yang diwadahi oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) maupun Persaudaraan Alumni 212 adalah berkaitan dengan persoalan keadilan, anti kezaliman dan anti kecurangan.

“Ide-ide besar kita adalah tentang keadilan, anti kecurangan dan anti kezaliman. Jadi kita bicara ide saja, bukan orang-orang (tokoh politik),” kata Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Ustadz Munarman dalam konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin malam 15 Juli 2019.

Pada Ijtima Ulama keempat yang akan digelar pada 5 dan 6 Agustus nanti, menurut Ustadz Munarman juga tak lepas dari ide-ide besar itu. Prinsipnya, kata dia, GNPF Ulama dan PA 212 bersama para ulama dan tokoh nasional akan melakukan konsolidasi.

Langkah ini dilakukan karena pada Ijtima Ulama sebelumnya, telah dihasilkan sejumlah keputusan yang harus dilakukan. Baik dalam bidang dakwah, ekonomi, kemanusiaan maupun politik.

“Ijtima Ulama keempat untuk evaluasi seluruh apa yang kita putuskan. Sejauh mana pelaksanaan yang diputuskan. Evaluasi terkait agenda para ulama, memperkuangkan tata nilai. Bukan terfokus atau terseret politik praktis kekuasaan,” jelas Ustadz Munarman.

Ustadz Munarman menegaskan, sedari awal sejatinya para ulama memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kesamaan, equity, baik dalam bidang ekonomi, hukum maupun politik. Adapun pada akhirnya para ulama terlibat dalam politik kontestasi Pemilu, karena aspirasi para ulama dan umat disalurkan pada salah satu kontestan.

“Perjuangan kita itu tata nilai. Sehingga kita perlukan evaluasi supaya tata nilai keadilan itu terimplementasikan dalam praktik berbangsa bernegara,” kata Ustadz Munarman.