Gus Wafi Klarifikasi, Agus Maftuh Pun Terdiam Dan Setop Tuduh Habib Rizieq Serobot Doa



Sabtu, 10 Agustus 2019

Faktakini.net, Jakarta - Setelah Gus Wafi putra KH Maimoen Zubair mengeluarkan klarifikasi dan pernyataan tegas bahwa pihak keluarga Mbah Moen yang meminta Habib Rizieq memimpin doa dan menjadi imam Sholat Jenazah di pemakaman Mbah Moen, barulah Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel terdiam dan berhenti melempar tudingan ngawur terhadap Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.

Bahkan akhirnya terkuak fakta bahwa Agus Maftuh memang kurang dekat dengan keluarga Mbah Moen, terungkap dari pernyataan Agus Maftuh sendiri bahwa pihak keluarga Mbah Moen memang tidak memberi tahu pada dirinya soal siapa yang diminta oleh pihak keluarga memimpin doa, talqin dan sholat jenazah di pemakaman Mbah Moen. Dan memang sebetulnya tidak perlu.

"Kedatangan HRS memang atas permintaan keluarga Mbah Moen, yakni Gus Najih. HRS juga diminta menjadi imam sholat dan doa di pemakaman Mbah Moen," kata Gus Wafi', Jumat (9/8/2019).

Gus Wafi pun mengucapkan terima kasih kepada Habib Rizieq dan menantunya Habib Hanif al Atthas.

"Saya al-Faqir Wafi bin Maimoen Zubari mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsira Jazakumullah Ahsanal Jaza', ucapan terimakasih yang sangat tinggi kepada Habib Hanif al Atthas dan Habib Mummad Rizieq Syihab yang telah memimpin pembacaan Talqin dan Do'a untuk abah kami, Al maghfurlahu KH. Maimoen Zubair atas permintaan kakak kami, KH. M. Najih Maimoen. Semoga beliau dijaga oleh Allah SWT, diberi kesehatan dan bisa istiqamah untuk meneruskan perjuangan datuknya. Amiin. Wassalmu'alaikum War. Wab," tulis Gus Wafi'.

Merespons klarifikasi Gus Wafi',  Agus akhirnya mengakui bahwa ia memang tak mendapat info soal itu, walaupun ia masih juga berusaha mengungkit-ungkit memiliki jasa pada proses pemakaman Mbah Moen.

"Kita sebagai yang bertanggungjawab di Saudi tidak terinfo karena semua proses menjadi tanggung jawab perwakilan RI di Saudi yaitu KBRI dan KJRI," kata Agus, Jumat (9/8/2019).

Namun masalahnya, tudingan ngawur yang dilontarkan oleh Agus Maftuh bahwa "Habib Rizieq menyerobot doa, Habib Rizieq salah liang lahat" dan sebagainya sudah terlanjur disebar dan dimuat di berbagai media. Bahkan oleh beberapa pihak ucapan sahabat dekat Guntur Romli  itu dianggap sebagai sebuah kebenaran.

Parahnya lagi, tudingan Agus Maftuh itu juga terlanjur diviralkan berulang-ulang oleh para buzzer dan kalangan Liberalis anti Islam, dan tentu tak bisa dicabut lagi.

Kini tudingan Agus Maftuh terhadap Habib Rizieq itu sudah menjadi catatan sejarah sebagai sebuah ucapan blunder memalukan yang pernah dilakukan oleh seorang Dubes RI.

Desakan agar Agus Maftuh meminta maaf pada Habib Rizieq pun akhirnya terus bermunculan.

Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam (FPI) Munarman meminta Agus Maftuh Abegebriel untuk segera meminta maaf kepada Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.

Pasalnya, Agus Maftuh telah memfitnah Habib Rizieq soal menyerobot doa saat prosesi pemakaman KH Maimun Zubair alias Mbah Moen di Pemakaman Ma'la, Makkah, Arab Saudi.

Padahal, tuduhan Agus Maftuh itu terbukti ngawur. Putra Mbah Moen, Gus Wafi' Maimun pun secara tegas mengungkapkan, kedatangan Habib Rizieq ke acara pemakaman almarhum ayahnya itu atas permintaan keluarga.

Bahkan, kata Gus Wafi', Habib Rizieq juga diminta menjadi imam salat dan memimpin doa di pemakaman ulama kharismatik tersebut.

"Makanya yang ngomong nyerobot doa itu mestinya taubat dan minta maaf kepada Habib Rizieq," tegas Ustadz Munarman kepada Okezone, Jumat (9/8/2019).

Ustadz Munarman menegaskan, Agus Maftuh selaku Dubes RI untuk Arab Saudi seharusnya tidak mengatakan bahwa Habib Rizieq menerobos doa. Ia menilai, pernyataan itu dilontarkan karena adanya rasa iri dan dengki kepada Habib Rizieq.

"Jangan suka melontarkan kata-kata dan sikap yang didasarkan atas hasad, hasud, iri dan dengki," katanya.

Ustadz Munarman mengatakan, selaku Dubes RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh, seharusnya menjadi pemimpin yang beradab. Sehingga, pernyataan serobot doa itu dinilai sebagai orang yang iri, dengki dan mempunyai penyakit hati kepada tokoh utama di balik aksi Bela Islam 212 di Monas lalu.

"Kalau orang berpendidikan dan berkeadaban yang tinggi, pasti tidak keluar kata kata serobot, salah liang. Itu ciri ciri manusia pendengki. Ada penyakit dalam hatinya," ucap Ustadz Munarman.

Sumber: detik.com dan okezone.com