JFC Di Jember Jadi Ajang Pamer Paha, Umat Islam Dan FPI Protes Keras


Jum'at, 9 Agustus 2019

Faktakini.net, Jakarta - Jadi ajang pamer aurat Cinta Laura dan lainnya, Umat Islam dan Ormas Islam termasuk Front Pembela Islam (FPI) akhirnya memprotes  penyelenggaraan Jember Fashion Carnaval (JFC) di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

FPI menganggap kegiatan JFC melanggar norma-norma kesusilaan dan agama setelah mencermati dandanan seksi artis Cinta Laura sebagian talenta JFC. Dandanan mereka dinilai agak vulgar.

Seruan tersebut dikemukakan Ketua FPI Jatim Habib Haidar Alhamid, usai mendapat masukan dan memantau media sosial yang ramai dengan penampilan seksi artis Cinta Laura dan sebagian talenta JFC. Dandanan mereka dinilai agak vulgar.

“Kami menolak, kami mengingkari. Stop. Berhenti. Saya ketemu siapapun, saya akan bicara. Jangan salahkan orang ngomong, seperti kalian tidak mau disalahkan dalam berbuat. Tahun depan tidak perlu diselenggarakan,” kata Haidar, Selasa (6/8/2018).

Dengan tegas, Habib Haidar menyebut JFC sebagai bentuk kemungkaran. “Apalagi?” katanya.

“Pertama, ada umbar aurat. Ada kemungkinan meninggalkan sholat. Kedua, tidak ada manfaat. Apa sekarang manfaat dari kemaksiatan? Dosa. Mendapatkan uang dari acara maksiat? Haram,” ujar Habib Haidar.

Habib Haidar mengkritik kontribusi JFC untuk Jember yang dinilai tidak memberikan manfaat apapun bagi Jember. Bahkan, ia menuding JFC hanya menjadi ajang maksiat.

"Terus Jember jadi apa setelah ada JFC? Apa lebih makmur? Apa lebih sengsara? Jember tidak lebih baik (setelah ada JFC). Kalau cuma mengekspos, menjual rakyatnya dengan telanjang, apa gunanya sih? Dengan kemaksiatan, sekarang apa yang perlu dibanggakan? Jember dikenal dengan telanjang, dengan maksiat, dengan meninggalkan salat, sehingga dengan acara-acara seperti itu mendatangkan uang? Apa seperti itu yang diharapan: Jember maju, perputaran uang banyak, dengan maksiat?”

Habib Haidar meminta agar Jember dikagumi penduduk bumi dan langit. “Jangan dikagumi penduduk bumi, tapi dimurkai penduduk langit, terutama dimurai pencipta langit dan bumi,” katanya.

JFC adalah karnaval fesyen di atas jalan raya sepanjang 3,6 kilometer dan diikuti 600 orang model yang berasal dari warga biasa. Tahun ini adalah tahun ke-18 penyelenggaraannya.

Tuntutan Front Pembela Islam (FPI) yang meminta Jember Fashion Carnival (JFC) dihentikan mendapat respon dari berbagai pihak, salah satunya disampaikan Wakil Bupati Jember Abdul Muqit Arief.

Meski mendapat tentangan lantaran penampilan bintang tamu artis Cinta Laura yang dinilai terlalu vulgar, Muqit menyatakan pelaksanaan JFC harus tetap ada.

Diakuinya setelah kabar penampilan vulgar Cinta Laura dalam JFC pada Minggu (4/8/2019) tersebar di media sosial, ia didatangi sejumlah tokoh agama. Para tokoh tersebut kebanyakan mengeluh perihal busana peserta JFC yang membuka aurat dengan vulgar, berbeda dengan karnaval tahun-tahun sebelummya.

“Kedua, soal pelaksanaan waktu yang menabrak waktu salat. Saat magrib belum selesai,” katanya seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Rabu (7/8/2019).

Muqit mengatakan, JFC sempat dikritik saat penyelenggaraan di tahun 2017, lantaran kostum yang dipakai peserta laki-laki.

"Bukan pakai celana pendek lagi, tapi celana dalam. Saya menyarankan agar tidak seperti itu lagi karena masyarakat Jember agamis. Takut ada gejolak,” jelasnya.

Lebih lanjut, Muqit berharap agar kostum JFC tidak selalu menampilkan budaya global mancanegara.

“Tapi juga harus membawa budaya lokal, sehingga tidak sampai pada tingkat aurat segala macam,” katanya.

Diakui Muqit JFC saat ini sudah milik semua karena sudah mendunia, sehingga kalau ada yang kurang perlu diperbaiki bersama-sama.

“Kalau ada hal-hal yang perlu diperbaiki, mari kita perbaiki bersama karena ini aset luar biasa,” katanya.

Pernyataan Muqit tersebut sebagai jawaban atas permintaan sebagian masyarakat, termasuk FPI yang meminta agar JFC dihentikan.

"Saya kira mungkin tidak sampai begitu. Tapi bahwa ada perbaikan-perbaikan bahwa itu harus,” katanya

Pelaksanaan JFC sudah ditangani pemerintah pusat. Namun pemerintah daerah bisa memberikan usulan konstruktif.

Untuk diketahui, JFC 2019 tengah ramai jadi perbincangan di media sosial (medsos), karena tampilan seksi peserta karnaval, terutama artis Cinta Laura yang menjadi bintang tamu, Minggu (4/8/2019).

Selama ini, JFC dikenal sebagai karnaval fesyen di atas jalan raya sepanjang 3,6 kilometer dan diikuti 600 orang model yang berasal dari warga biasa.

Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, meminta maaf hanya gara-gara artis Cinta Laura pamer paha dalam acara Jember Fashion Carnaval yang digelar pada Minggu (4/8) akhir pekan lalu.

Permintaan maaf ini menjadi salah satu keputusan dalam pertemuan membahas kontroversi Jember Fashion Carnaval di Pendapa Wahyawibawagraha, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (6/8/2019) sore.

“Manajemen Jember Fashion Carnaval selaku pengelola sudah menyampaikan permohonan maaf sebagai pengelola. Saya dan Kiai Muqit sebagai bupati dan wakil bupati juga menyampaikan permohonan maaf. Apa pun yang terjadi di Jember, yang paling bertanggung jawab adalah saya selaku bupati,” kata Bupati Faida seperti diwartakan Beritajatimcom.

“Karena ada norma-norma yang kita tabrak, tanpa perlu menyalahkan siapa pun, saya dan Kiai Muqit menganggap (kesalahan dalam) hubungan antarmanusia selesai dengan meminta maaf. Hablum minannas. Hablum minallah perlu satu pertobatan agar hal-hal salah yang kita lakukan mendapat ampunan dari Allah SWT, agar Jember ini menjadi kota yang dirahmati Allah SWT,” kata Faida.

Sumber: suara.com