Pancasila Antara Dasar Dan Pilar


Ahad, 25 Agustus 2019

Faktakini.net

*PANCASILA ANTARA DASAR & PILAR*

Oleh : Abah Dola MD


Sejak berdiri pd tgl 17 Agustus 1998, FPI telah menyatakan diri sbg *"GARDA PANCASILA & NKRI"*, shg kesetiaan FPI kpd Pancasila & NKRI tak perlu diragukan lagi.

Dan sejak berdiri FPI juga sdh menetapkan Prosedur Standar Juangnya yaitu *"DILARANG MELANGGAR HUKUM AGAMA & HUKUM NEGARA"*. Larangan ini tertulis jelas di setiap Kartu Identitas Front (KIF) milik setiap Anggota FPI.

Di tahun 2004, FPI menerbitkan Buku *"DIALOG AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR"* karya IB-HRS. Isi buku tsb menjelaskan secara rinci ttg Prosedur Standar Juang FPI yg menjunjung tinggi Pancasila, UUD 1945, NKRI & Bhinneka Tunggal Ika.

Pd tgl 27 Feb 2011, IB-HRS bertemu dg Ketua MPR RI Taufiq Kiemas & Ketua DPR RI Marzuqi Ali dlm Acara Maulid Nabi SAW di PWNU DKI Jakarta. Dalam acara tsb HRS scr terbuka kembali menyatakan kesetiaan FPI kpd Pancasila, UUD 1945, NKRI & Bhinneka Tinggal Ika.

Lalu pd tgl 15 Maret 2011, Delegasi FPI dipimpin langsung oleh IB-HRS diundang oleh Ketua MPR RI Taufiq Kiemas dlm Pertemuan Resmi Terbatas di Gedung MPR RI yg dihadiri lengkap oleh seluruh Pimpinan MPR RI. Pertemuan tsb merupakan Diskusi ttg *"4 PILAR NEGARA"* yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI & Bhinneka Tunggal Ika.

Saat itu HRS & FPI menyambut baik Sosialisasi ttg *"4 PILAR NEGARA"*, bahkan di Tahun 2013 HRS sempat menerbitkan Buku dg judul *"WAWAWAN KEBANGSAAN MENUJU NKRI BERSYARIAH"* yg di dalamnya ada pembahasan khusus ttg *"4 PILAR NEGARA"* tsb.

Walau IB-HRS menerima PANCASILA sbg salah satu PILAR NEGARA, akan tetapi dlm tiap kesempatan IB-HRS selalu mengingatkan bhw Pancasila bukan hanya sekedar PILAR NEGARA, akan tetapi juga merupakan *"DASAR NEGARA."*

Kemudian sejak Jokowi berkuasa di tahun 2014 hingga kini, IB-HRS merasakan bhw Pancasila sdh semakin jauh dari posisinya sbg DASAR NEGARA, bahkan Pancasila kentara sekali hanya dijadikan sbg PILAR PAJANGAN saja. Apalagi Jokowi ada di persimpangan antara KOMUNIS SOSIALIS dan LIBERAL KAPITALIS, shg menjadi ancaman serius bagi Eksitensi Pancasila sbg *"DASAR NEGARA"*.

Ditambah lagi Jokowi seenaknya menafsirkan Pancasila sesuai syahwat politiknya, shg Islam dijadikan sbg MUSUH PANCASILA.

Itulah sebabnya, IB-HRS menengarai bhw pergeseran Pancasila dari DASAR NEGARA menjadi PILAR NEGARA yg semula tampak wajar dan tdk ada masalah, justru kini menjadi masalah besar, krn telah berubah menjadi *"Jebakan Berbahaya"* utk membunuh Tauhid & Syariat yg selama ini justru menjadi Jiwa Pancasila.

Menyikapi situasi ancaman berbahaya thd Eksitensi Pancasila sbg DASAR NEGARA, maka IB-HRS sebenarnya sdh sejak lama mengkampanyekan NKRI BERSYARIAH, hanya saja kali ini gaungnya lebih membahana se-antero negeri.

Di Milad FPI ke-21 IB-HRS dg lantang meneriakkan  : *"NKRI BERSYARIAH bukan NKRI KOMUNIS SOSIALIS dan buka juga NKRI LIBERAL KAPITALIS"*

Kini, di Milad FPI ke-21 ini pulalah, IB-HRS lebih memantapkan sikap bhw Pancasila bukan PILAR NEGARA tapi merupakan DASAR NEGARA.

Berikut beberapa kutipan Pernyataan IB-HRS ttg PANCASILA sbg DASAR NEGARA dlm Acara Milad FPI ke-21 :

1. *"TAUHID & SYARIAH adalah RUH dari NKRI & PANCASILA sejak Kemerdekaan 17 Agustus 1945, bahkan sejak dulu kala, sejak Indonesia dipimpin oleh Kesultanan-Kesultanan Islam yg tunduk kpd TAUHID & SYARIAH, yg kemudian dg sukarela meleburkan diri ke dlm NKRI tanpa pamrih,  semata-mata hanya utk bersatu dlm naungan TAUHID & SYARIAH Yang Maha Kuasa"*

2. *"Dalam Pembukaan & Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 dinyatakan dg tegas & jelas bahwa Dasar Negara Republik Indonesia adalah KETUHANAN YME. Artinya TAUHID merupakan Landasan Idiil NKRI, shg Indonesia patut & layak serta berhak utk disebut sbg NEGARA TAUHID, bukan NEGARA KOMUNIS yg Anti Tauhid & Anti Tuhan, dan bukan juga NEGARA LIBERAL yg Bebas Tauhid & Bebas Tuhan."*

3. *"Dalam Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli 1959 dinyatakan bhw PANCASILA dijiwai PIAGAM JAKARTA & menjadi satu kesatuan Konstitusi yg tak terpisahkan, shg RUH SYARIAT ISLAM dalam Piagam Jakarta menjadi RUH PANCASILA sejati yg tdk boleh dipisahkan dari PANCASILA."*

4. *"Bhw PANCASILA yg berintikan KETUHANAN YME adalah DASAR NEGARA Republik Indonesia, bukan PILAR NEGARA."*

5. *"Pergeseran PANCASILA yg berintikan KETUHAHAN YME dari Dasar Negara menjadi Pilar Negara patut dicurigai sbg Gerakan Perselingkuhan antara Komunis Sosialis & Liberal Kapitalis utk menghilangkan TAUHID & SYARIAH dari Ruh Pancasila. Dan faktanya adalah bahwa memang Gerombolan ini telah scr Rasis & Fasis serta Sistematis & Masif menstigmakan TAUHID & SYARIAH sbg Musuh Negara yg harus diberangus, shg mereka sangat Alergi & Murka dg penampakan BENDERA TAUHID mau pun istilah NKRI BERSYARIAH."*

Akhirnya IB HRS menyerukan kpd segenap Rakyat & Bangsa Indonesia :

*"Ayo pertahankan PANCASILA sbg DASAR NEGARA. Jangan pernah mau jadikan PANCASILA sbg PILAR NEGARA. Dasar Negara adalah FONDASI yg kokoh & kuat serra mendasar shg tdk mudah dibongkar, sdg Pilar Negara hanya sekedar TIANG yg rapuh dan mudah dirobohkan, bahkan kini banyan Pilar yg kosong tak berisi shg hanya sekedar sbg PAJANGAN."*

Dengan demikian, istilah PILAR NEGARA yg juga pernah digunakan IB-HRS dalam Bukunya yg berjudul WAWASAN KEBANGSAAN MENUJU NKRI BERSYARIAH terkoreksi menjadi DASAR NEGARA. Infonya Buku tsb akan diterbitian kembali oleh DPP FPI dlm EDISI REVISI.

Rupanya teriakkan IB-HRS telah menggemparkan Jagat Raya Indonesia. Istana Presiden mencibir dan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) juga nyinyir.

Solusinya, Presiden dan seluruh jajaran BPIP harus siap DEBAT TERBUKA melawan IB-HRS ttg *"PANCASILA DASAR NEGARA ATAU PILAR NEGARA ?"* agar disaksikan oleh lebih dari 230 juta Rakyat Indonesia. Jadi, tidak usahlah Istana dan BPIP cuap-cuap sendiri.

*Ayo ... Selamatkan Dasar Negara Pancasila ... ❗*


@AnginGunung