Prabowo Siap Jadi Mediator FPI - Jokowi, Ustadz Munarman: Tepat, Prabowo Tidak Islamophobia



Sabtu, 3 Agustus 2019

Faktakini.net, Jakarta - Partai Gerindra menyatakan ketua umumnya, Prabowo Subianto, bersedia 'mengakurkan' alias menjadi mediator antara FPI dan pemerintahan Presiden Jokowi bila Jokowi (berusaha) melarang FPI.

FPI menyambut baik hal itu karena selama ini Prabowo diyakini sebagai orang yang tepat untuk menepis fitnah dan isu Islamofobia.

"Setahu saya Pak Prabowo memang tidak memiliki fobia terhadap Islam, sehingga sangat wajar apabila Pak Prabowo memerankan posisinya untuk menghapus stigma dan label negatif terhadap Islam dan ormas Islam," kata Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Ustadz Munarman saat dihubungi, Sabtu (3/8/2019).

Ustadz Munarman menyebut Prabowo memiliki track record dengan tokoh-tokoh Islam dari Dewan Dakwah serta kalangan Islam lainnya yang cukup panjang

Beliau juga mengungkapkan Prabowo juga mendapat banyak informasi yang objektif tentang Islam dari relasinya, sehingga tepat apabila Prabowo berperan menepis isu fitnah terhadap Islam.

"Yang aneh dan berbahaya itu justru ada sekelompok kecil orang yang selalu melakukan black propaganda terhadap Islam dan Ormas Islam serta gerakan Islam. Kelompok ini menjadi pengasong Islamofobia kemana-mana dan sangat benci dengan Islam dan gerakan Islam serta Ormas Islam," lanjut Ustadz Munarman.

Ustadz Munarman kemudian mengungkap soal kelompok pembenci Islam yang menurutnya kerap melakukan adu domba antar umat Islam maupun agama lain. Dia menyebut salah satu caranya kelompok itu yakni menggunakan narasi anti-Pancasila.

"Cara yang paling sering mereka gunakan adalah dengan selalu memfitnah gerakan Islam dan Ormas Islam sebagai anti-Pancasila, anti-NKRI, radikal, intoleran dan berbagai label negatif lainnya. Dalam sejarah Indonesia, dulu di medio akhir tahun 50-an dan awal tahun 60-an, kelompok yang selalu memusuhi gerakan Islam tersebut juga berada di lingkaran kekuasaan. Kerja mereka terus memprovokasi dan kampanye anti-Islam. Dulu label terhadap gerakan Islam juga disebut oleh mereka sebagai anti Pancasila dan kontrarevolusi," jelas Munarman.

"Zaman Orde Baru juga kelompok ini selalu membenturkan umat Islam dengan penguasa dengan label juga anti Pancasila. Nah sekarang, terulang kembali, jadi kita sudah sangat paham siapa kelompok yang bermain di belakang fitnah dan issue ini. Kalau kita, menyebut kelompok tersebut adalah kelompok yang keterbelakangan intelektual dan keterbelakangan mental. Dan keterbelakangan mental karena mereka ini mengidap penyakit alergi mental terhadap Islam. Kalau mendengar kalimat syariah dan lainnya, mereka langsung sakit kepala dan demam meriang," lanjut dia.

Maka dari itu sudah tepat apabila Prabowo yang berperan dalam upaya menepis fitnah dan isu Islamofobia. Sebab, menurut Ustasz Munarman, Ketum Gerindra itu objektif dan terbebas dari Islamofobia.

"Jadi sudah pada tempatnya bila Pak Prabowo berperan dalam upaya menepis fitnah dan isu Islamofobia tersebut karena Pak Prabowo memiliki cukup informasi yang objektif dan secara mental bebas dari Islamofobia tersebut," kata Ustadz Munarman.

Foto: Ustadz Munarman

Sumber: detik.com