Soal Perpanjangan SKT FPI, Kyai Tengku: Apabila Diperlukan MUI Siap Mendampingi FPI!



Jum'at, 2 Agustus 2019

Faktakini.net, Jakarta - Wakil Sekjen MUI KH Tengku Zulkarnain turut menjadi nara sumber dalam acara DUA SISI di stasiun televisi tvOne pada hari Kamis (1/8/2019) malam yang mengambil tema "Tarik Ulur Izin FPI: Karena Ideologi Atau Pilihan Politik?".

Selain Kyai Tengku, nara sumber pada malam itu adalah Sekretaris Umum DPP FPI Haji Munarman, Dirjen Keormasan Kemendagri Lutfi, dan Ade Armando. Dan host pada acara tersebut adalah Indiarto Priadi.

Dalam kesempatan itu Kyai Tengku menyatakan bahwa ada 66 lebih Ormas Islam yang berada di bawah tenda MUI termasuk NU, Muhammadiyah, FPI, Mathlaul Anwar, Al Washliyah dan lainnya. Dan semuanya sudah sepakat Pancasila itu falsafah negara.

"Atas kesepakatan negara bahwa Pancasila itu falsafah negara, UUD 1945 sebagai dasar negara, NKRI bentuk negara, itu semua (66 lebih Ormas Islam yang bernaung dibawah MUI) sepakat, tidak ada yang tidak sepakat, dan MUI tentu berpegang pada itu", ujar Kyai Tengku.

Maka itu beliau menegaskan tidak boleh ada gerakan untuk menghalangi 66 Ormas-Ormas Islam yang berada di bawah naungan MUI itu.

"Tidak boleh ada gerakan untuk menghalangi mereka. Itu kan hak mereka untuk berkumpul dan mengeluarkan pendapat dijamin konstitusi UUD 1945.
Kalau misalnya MUI diperlukan untuk mendampingi FPI pasti MUI akan melakukan pendampingan, karena kita juga ada komisi hukum dan ada bidang hukum dan perundang-undangan, ini sikap MUI, apalagi MUI menurut Perpres nomor 54 tahun 2014 adalah Mitra pemerintah dalam urusan agama Islam. Jadi kita itu bukan organisasi kaleng-kaleng, ada Perpres nya itu", ujar Kyai Tengku.

Wakil Sekjen MUI itu pun menyatakan wajar saja apabila orang ada yang tidak suka dengan FPI. Suka atau tidak suka itu tidak menjadi ukuran.

Beliau menyebut Nabi Muhammad SAW yang ma'sum saja dibunuh. Sayidina Umar, Sayidina Usman, dan Sayidina Ali juga dibunuh.

"Artinya apa, suka atau tidak suka gak boleh menjadi ukuran. Ukuran itu adalah UU yang berlaku sebagai kesepakatan", ujarnya.

Beliau pun menyebut banyak yang suka dan tidak suka dengan NU, Muhammadiyah, Jamaah Tabligh dan lain-lain.

Dalam kesempatan berikutnya Kyai Tengku lalu menjelaskan syariat Islam dalam bab ibadah sejak jaman Belanda pun sudah diurus, seperti dalam soal ibadah haji, Belanda menyiapkan kapal untuk naik haji, lalu membangun masjid di Medan, Aceh dan sebagainya.

Yang menjadi masalah adalah dalam bidang muamalah, sejak lama MUI berjuang menbuat UU agar syariat Islam jalan, sampai keluarlah UU Bank Syariah, Asuransi Syariah, Finance Syariah, Arbitrase Syariah, itu perjuangan melalui konsitusional. Itu semua adalah Syariat Islam dan dijamin Pasal 29 ayat 2 UUD 45, ujar Kyai Tengku.

Dalam video acara Dua Sisi yang disaksikan oleh Redaksi Faktakini.net itu, Kyai Tengku menegaskan bahwa FPI adalah Ormas Islam yang merupakan aset negara dan sangat dicintai oleh umat Islam khususnya di Aceh atas kontribusi FPI melakukan aksi sosial kemanusiaan.

"Sikap MUI secara resmi itu (tentang FPI) setelah diputuskan Rapim itu akan diumumkan secara verbal. Tapi yang saya sampaikan hari ini adalah sikap MUI secara umum saja, bahwa FPI ini adalah Ormas Islam, ada dalam tenda MUI, kita kalau ada hal-hal yang menyimpang atau dirasa kurang baik kita bersedia untuk sama-sama memperbaikinya, kan aset negara ini FPI".

"Kalau ditanya di Aceh FPI harum sekali, sebab ketika terjadi tsunami yang mati-matian membela mereka itu (membersihkan) sampah setinggi gunung itu, TNI Polri dan FPI", ujar Kyai Tengku.

Lalu Kyai Tengku bercerita perjuangan luar biasa FPI di Aceh.

"Saya bayangkan ya, enam hari setelah Tsunami, 1 Januari (2005) itu Dien Syamsudin Sekjen MUI waktu itu membawa uang Rp 1 Milyar naik Hercules belum ada listrik, malam itu liat tangannya (saja) gak kelihatan, dan kami juga kesana kan itu kampung halaman nenek kami. Empat bulan kemudian sampah setinggi gunung itu gak ada lagi, bersih! Siapa yang bersihkan? TNI Polri dan FPI. Sehingga kalau kita datang ke Aceh, tanyalah semua orang Aceh bagaimana FPI itu? Semua orang akan mengatakan FPI hebat!", ujar Wasekjen MUI itu.