Tegas! Ustadz Abdul Somad Bantah Tudingan Telah Menistakan Agama Kristen



Sabtu, 17 Agustus 2019

Faktakini.net, Jakarta - Sudah sekian lama umat Islam memendam kekecewaan karena laporan mereka atas Penistaan agama Islam yang dilakukan oleh Tokoh Kristen asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat, hingga kini tak menemui hasil.

Padahal berkas laporan umat Islam yang menuntut Viktor Laiskodat diproses Hukum, sudah banyak dan bertumpuk di kepolisian.

Sebelumnya, pidato politik Viktor di Kupang, NTT, pada 1 Agustus 2017 lalu, menyebut Partai Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN mendukung kelompok yang ingin membuat Indonesia menjadi negara berbentuk khilafah.

Viktor mengatakan partai-partai pendukung khilafah ada juga di NTT. Keempat partai itu, kata Viktor, mendukung ekstremisme tumbuh di NTT.

Dia juga menyatakan, pada situasi nasional, keempat partai tersebut mendukung kaum intoleran. Viktor menuduh di negara khilafah tidak boleh ada perbedaan, semua orang harus shalat.

Bahkan Viktor mengajak untuk membunuh para pejuang khilafah sebelum membunuhi orang yang tidak pro khilafah atau umat non-Muslim.

Pernyataan Viktor ini terungkap dalam pidatonya pada acara deklarasi calon Bupati di Tarus, Kabupaten Kupang, pada 1 Agustus 2017 lalu yang videonya tersebar di media sosial (medsos).

Sudah sekian lama kasus dugaan ujaran kebencian yang diucapkan oleh Ketua DPP Partai Nasdem tak ada kabarnya.

Disaat Viktor yang kini adalah Gubernur NTT itu tak jua diperiksa apalagi ditangkap, kini justru muncul berita bahwa Brigade Meo Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan Ustad Abdul Somad ke Kepolisian Daerah NTT terkait video tentang salib dan patung yang mereka klaim telah menistakan agama Kristen.

Menanggapi tudingan itu, Ustadz Abdul Somad (UAS) menegaskan, video tersebut menampilkan kejadian yang sudah lewat bertahun-tahun silam. Saat itu, lanjut UAS, sesi tanya-jawab berlangsung dalam kajian tertutup di suatu masjid di Pekanbaru, Riau.

Kajian itu dijadwalkan tiap Sabtu pada waktu subuh. Karena sifatnya tertutup, hanya kaum Muslimin saja yang hadir.

''Saya menjawab pertanyaan jamaah dalam kajian tertutup yang diadakan di Masjid Agung an-Nur Pekanbaru. Itu bukan tabligh akbar semisal di lapangan terbuka atau disiarkan melalui stasiun TV," jelas Ustaz Abdul Somad kepada Republika.co.id, Sabtu (17/8).

Dalam kesempatan itu, UAS menjelaskan antara lain ihwal kedudukan Nabi Isa AS. Kemudian, penjelasan juga diberikannya mengenai soal patung dan jin. Hal ini agar hadirin dapat memahami bagaimana ajaran tauhid dan syariat Islam memandang Nabi Isa AS, hukum memiliki patung, dan makhluk bernama jin. Jadi, tujuannya hanya memberikan pemahaman keilmuan.

''Ada orang islam yang memotong-motong video itu. Dia mem-posting. Tujuannya supaya orang paham tentang hukum patung. Jadi, ini untuk internal saja (umat Islam --Red),'' tegas alumnus Universitas al-Azhar (Mesir) itu.

Akan tetapi, UAS belakangan mengetahui bahwa video tersebut tersebar melalui jejaring internet. Karena itu, katanya, orang-orang non-Muslim pun mungkin saja mengaksesnya. Padahal, sekali lagi, sasaran dakwahnya semata-mata adalah kaum Muslimin.

''Video itu sampai ke grup Katolik. Mereka posting di instagram-instagram mereka, jadi ramai,'' kata UAS.

Alumnus Darul Hadits (Maroko) itu mengungkapkan, sudah tiga tahun belakangan ini dirinya tak lagi mengisi kajian Sabtu subuh rutin di Masjid Agung an-Nur Pekanbaru. ''Artinya, (yang terekam di video) itu kajian lama sebelum viral,'' ujar dia.

Republika.co.id telah mendapat konfirmasi dari Polda NTT bahwa tidak ada laporan terkait Ustaz Abdul Somad. Dan Republika.co.id, hingga berita ini diturunkan, tengah mencoba mengonfirmasi Brigade Meo Nusa yang disebut telah melaporkan Ustaz Abdul Somad.

Foto: Ustadz Abdul Somad dan Viktor Laiskodat

Sumber: Republilka