Tri Susanti FKPPI: Selama Ini Asrama Mahasiswa Papua Menolak Pasang Bendera Merah Putih
Tegas! Tri Susanti FKPPI: Selama Ini Asrama Mahasiswa Papua Menolak Pasang Bendera Merah Putih!
Selasa, 20 Agustus 2019
Faktakini.net, Surabaya - Ternyata bukan Ormas FPI seperti yang dihembus-hembuskan oleh Abu Janda dan Guntur Romli cs sebagai "Ormas yang menyerbu Wisma Mahasiswa Papua di Surabaya sehingga akibatnya Papua menjadi Rusuh", ternyata koordinator Ormas FKPPI Tri Susanti yang mengakui bahwa ia yang mendatangi Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya pasca insiden pembuangan bendera merah putih di selokan.
Tri Susanti mengungkapkan ia dan pasukannya (FKPPI) yang berada dibalik aksi demi membela bendera merah putih itu.
Pembuangan bendera merah putih di selokan pada hari Jum'at (16/8/2019) itu menyebabkan kemarahan warga masyarakat sehingga Surabaya, sehingga akibatnya 43 Mahasiswa Papua yang dituding terlibat insiden pembuangan bendera merah putih sempat diamankan oleh kepolisian.
Koordinator Ormas Tri Susanti alias Susi yang berasal dari FKPPI alias Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia akhirnya menjelaskan situasi yang sebenarnya.
Tri kemudian mengungkap fakta bahwa selama ini Asrama Mahasiswa Papua memang menolak untuk memasang bendera merah putih.
Tri Susanti mengaku membawa pasukannnya (FKPPI) untuk menegakkan bendera merah putih di Asrama Mahasiswa Papua.
Susi menyatakan selama ini para penghuni Asrama Mahasiswa Papua enggan menjalankan tradisi memasang bendera merah putih menjelang peringatan kemerdekaan RI 17 Agustus.
"Kami ini hanya ingin menegakkan bendera merah putih di sebuah asrama. Selama ini mereka menolak untuk memasang," tegas Susi koordinator Ormas FKPPI saat ditemui awakmedia di Polda Jatim, Selasa (20/8/2019).
Perempuan yang tergabung di Ormas Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI) itu menolak aksi mereka ditafsirkan sebagai aksi pengusiran mahasiswa Papua.
"Jadi kami tidak berkeinginan untuk menolak mengusir ataupun kasih kepada mereka. kami hanya ingin di asrama tersebut ada bendera merah putih," tegasnya.
Ia juga membantah ada teriakan bernada rasial yang ditujukan pada mahasiswa Papua di dalam Gedung Asrama Mahasiswa Papua.
"Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada," tegasnya.
Perempuan berambut panjang itu menegaskan, aksi yang pihaknya lakukan di asrama tersebut hanya ingin memastikan bendera merah putih dipasang tegak jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 74
"tujuan utama kita kita hanya fokus untuk memasang bendera merah putih aja," pungkasnya.
Susi mengatakan, kelompoknya berada di asrama mahasiswa Papua tidak untuk memicu konflik.
Dia menganggap, apa yang terjadi saat ini adalah imbas dari distorsi informasi di media sosial.
"Untuk dampak yang di sana (kondisi Papua Barat) kan mungkin ada juga yang memelintir di media sosial. Nah ini karena media sosial yang ramai," pungkasnya.
Di dalam forum yang berlangsung di ruang pertemuan Gedung Dirintelkam Mapolda Jatim itu, Susi mengaku sempat memberikan beberapa usualan agar potensi bentrok tak lagi terjadi dan keharmonisan antar masyarakat yang majemuk di Surabaya tetap terawat.
Foto: Tri Susanti FKPPI
Sumber: tribunnews.com
Selasa, 20 Agustus 2019
Faktakini.net, Surabaya - Ternyata bukan Ormas FPI seperti yang dihembus-hembuskan oleh Abu Janda dan Guntur Romli cs sebagai "Ormas yang menyerbu Wisma Mahasiswa Papua di Surabaya sehingga akibatnya Papua menjadi Rusuh", ternyata koordinator Ormas FKPPI Tri Susanti yang mengakui bahwa ia yang mendatangi Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya pasca insiden pembuangan bendera merah putih di selokan.
Tri Susanti mengungkapkan ia dan pasukannya (FKPPI) yang berada dibalik aksi demi membela bendera merah putih itu.
Pembuangan bendera merah putih di selokan pada hari Jum'at (16/8/2019) itu menyebabkan kemarahan warga masyarakat sehingga Surabaya, sehingga akibatnya 43 Mahasiswa Papua yang dituding terlibat insiden pembuangan bendera merah putih sempat diamankan oleh kepolisian.
Koordinator Ormas Tri Susanti alias Susi yang berasal dari FKPPI alias Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia akhirnya menjelaskan situasi yang sebenarnya.
Tri kemudian mengungkap fakta bahwa selama ini Asrama Mahasiswa Papua memang menolak untuk memasang bendera merah putih.
Tri Susanti mengaku membawa pasukannnya (FKPPI) untuk menegakkan bendera merah putih di Asrama Mahasiswa Papua.
Susi menyatakan selama ini para penghuni Asrama Mahasiswa Papua enggan menjalankan tradisi memasang bendera merah putih menjelang peringatan kemerdekaan RI 17 Agustus.
"Kami ini hanya ingin menegakkan bendera merah putih di sebuah asrama. Selama ini mereka menolak untuk memasang," tegas Susi koordinator Ormas FKPPI saat ditemui awakmedia di Polda Jatim, Selasa (20/8/2019).
Perempuan yang tergabung di Ormas Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI) itu menolak aksi mereka ditafsirkan sebagai aksi pengusiran mahasiswa Papua.
"Jadi kami tidak berkeinginan untuk menolak mengusir ataupun kasih kepada mereka. kami hanya ingin di asrama tersebut ada bendera merah putih," tegasnya.
Ia juga membantah ada teriakan bernada rasial yang ditujukan pada mahasiswa Papua di dalam Gedung Asrama Mahasiswa Papua.
"Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada," tegasnya.
Perempuan berambut panjang itu menegaskan, aksi yang pihaknya lakukan di asrama tersebut hanya ingin memastikan bendera merah putih dipasang tegak jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 74
"tujuan utama kita kita hanya fokus untuk memasang bendera merah putih aja," pungkasnya.
Susi mengatakan, kelompoknya berada di asrama mahasiswa Papua tidak untuk memicu konflik.
Dia menganggap, apa yang terjadi saat ini adalah imbas dari distorsi informasi di media sosial.
"Untuk dampak yang di sana (kondisi Papua Barat) kan mungkin ada juga yang memelintir di media sosial. Nah ini karena media sosial yang ramai," pungkasnya.
Di dalam forum yang berlangsung di ruang pertemuan Gedung Dirintelkam Mapolda Jatim itu, Susi mengaku sempat memberikan beberapa usualan agar potensi bentrok tak lagi terjadi dan keharmonisan antar masyarakat yang majemuk di Surabaya tetap terawat.
Foto: Tri Susanti FKPPI
Sumber: tribunnews.com