UAS Klarifikasi Soal Salib, MUI: Jangan Bawa Soal Ini Ke Ranah Hukum, Yang Bilang Air Zam Zam PDAM-nya Saudi Pun Tak Dijerat Hukum
Kamis, 22 Agustus 2019
Faktakini.net, Jakarta - l ontroversi atas ceramah untuk internal umat Islam yang dilakukan oleh dai kecintaan umat Islam Ustadz Abdul Somad (UAS) diharapkan segera berakhir.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) ingin perdebatan mengenai ceramah UAS terkait 'salib' tak melebar kemana-mana.
MUI mengundang UAS untuk tabayun terkait ceramahnya yang viral di media sosial. Seusai pertemuan tertutup, MUI bersama UAS menggelar konferensi pers.
Dalam kesempatan itu, UAS menyampaikan lima poin klarifikasi tentang ceramahnya itu. UAS menegaskan ceramah soal salib bukan tema kajian atau topik ceramah yang dipilihnya. Pernyataan UAS soal salib itu dalam konteks tanya jawab dengan jemaah.
"Saya sebagai warga negara yang baik, ingin menjelaskan jangan sampai masyarakat menjadi hiruk pikuk disebabkan oleh isu media sosial bahwa ceramah saya yang diviralkan itu adalah menjawab pertanyaan bukan tema kajian, bukan inti permasalahan karena saya punya kajian di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru Riau setiap subuh Sabtu, satu jam materi setelah itu tanya jawab ketika itulah ada masyarakat yang bertanya lalu saya menjawab maka video itu menjawab pertanyaan," ujar dia.
Berikut ini 5 poin klarifikasi UAS mengenai ceramahnya tentang salib:
Bismillahirrohmanirohim
Assalamulaikum Wr Wb
Ada lima poin yang saya sampaikan.
Yang pertama, saya sebagai anggota komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia Provinsi Riau datang bersilaturahim ke Majelis Ulama Indonesia pusat, jadi kehadiran saya adalah kehadiran tidaklah dapat disebut bawahan ke atasan karena kami bukan karyawan perusahaan tapi silaturahim antara ustaz-ustaz di daerah dengan alim ulama di pusat alhamdulillah silaturahim kami ini berjalan baik
Yang kedua saya sebagai warga negara yang baik, ingin menjelaskan jangan sampai masyarakat menjadi hiruk pikuk disebabkan oleh isu media sosial bahwa ceramah saya yang diviralkan itu adalah menjawab pertanyaan bukan tema kajian, bukan inti permasalahan karena saya punya kajian di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru Riau setiap subuh Sabtu, satu jam materi setelah itu tanya jawab ketika itulah ada masyarakat yang bertanya lalu saya menjawab maka video itu menjawab pertanyaan.
Ketiga, bahwa itu disampaikan di tengah komunitas masyarakat muslim di dalam masjid di tempat tertutup di tengah umat Islam dalam kajian khusus Sabtu subuh, bukan di Damai Indonesiaku TV One, bukan tablig akbar di tanah lapang stadion sepakbola, bukan di waktu ramai sampai 100 ribu orang tapi pengajian.
Poin yang keempat bahwa saya sedang menjelaskan akidah, keyakinan seorang muslim. Bagaimana dalam Islam diajarkan Innal malaikata, sesungguhnya malaikat la tadkhulul buyut, tidak masuk ke dalam rumah, fiha tamasil, kalau di dalam rumah itu ada patung, mengapa malaikat tidak mau masuk ke dalam rumah yang ada patung, karena di antara tempat-tempat tinggal jin adalah patung. Oleh sebab itu penjelasan itu saya jelaskan untuk menjaga akidah umat Islam saya tidak sedang dalam kapasitas perbandingan agama, atau berdebat atau berdialog tapi menjelaskan akidah umat Islam
Kelima itu bahwa sudah berlangsung, saya tidak lagi memberikan kajian rutin subuh setelah keliling tablig akbar, tapi itu lebih kurang tiga tahun yang lalu. Itulah yang dapat saya sampaikan.
Sementara itu, Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Masduki Baidlowi, berharap kontroversi kasus UAS itu mereda. Persatuan bangsa diharapkan tidak terusak.
"Amanat dari Rapat Pimpinan MUI untuk memanggil Ustaz Abdul Somad ini justru dalam rangka agar bagaimana jangan persoalan ini eskalasinya makin melebar sehingga merusak terhadap persatuan dan kesatuan bangsa itu," kata Masduki dalam jumpa pers bersama UAS di Kantor MUI, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019).
Harapan MUI Kontroversi Berhenti Setelah UAS Klarifikasi
MUI ingin agar persatuan dan persaudaraan sesama muslim tetap terjaga. Maka untuk mengklarifikasi isu yang berasal dari rekaman video ceramah UAS itu, MUI mengklarifikasinya ke UAS secara langsung.
Persoalan ini diharapkan MUI tak masuk ke ranah hukum. Soalnya bila masuk ke ranah hukum, maka persoalan-persoalan serupa juga bakal dilaporkan ke ranah hukum. Penyelesaian konflik secara kultural lebih baik ketimbang secara hukum.
"Misal dikatakan air zam-zam itu adalah PDAM-nya Arab Saudi. Misalnya seperti itu. Jadi ini tidak akan selesai. Maka kami memanggil ke sini supaya ini reda dan jangan masuk ke wilayah hukum, tapi masuk ke wilayah yang sifatnya kultural, kita selesaikan persoalan ini antarsesama tokoh agama," kata Masduki.
Selain itu, Masduki berharap ceramah UAS yang viral di media sosial tersebut tak berujung ke ranah hukum. MUI menilai polemik ini bisa diselesaikan tanpa harus menempuh jalur hukum.
"Maka kami memanggil ke sini supaya ini reda dan jangan masuk ke wilayah hukum, tapi masuk ke wilayah yang sifatnya kultural," kata dia.
Masduki juga meminta agar UAS tidak membahas hal yang dapat menyinggung pihak lain dalam ceramahnya. Masduki mencontohkan terkait patung dari hadis yang dibacakan oleh UAS. Ia berpendapat hadis yang dibacakan UAS itu termasuk dalam fikih yang pendapat mengenai hal itu bisa berbeda-beda.
"Kami tidak dalam rangka menghakimi Ustaz Abdul Somad ya ketika pertemuan itu. Tapi dalam dalam rangka bagaimana supaya ini tidak melebar. Tapi memang ada satu diskusi di internal tadi itu jangan masuk ke wilayah yang sifatnya itu bisa menyinggung orang lain," ujar Masduki.
Foto: Ustaz Abdul Somad (tengah) mengklarifikasi ceramah soal salib saat berkunjung ke kantor MUI pusat di Jakarta.
Sumber: detik.com