Ustadz Munarman Bongkar Modus Jahat Haters Sebar Berita Negatif FPI Secara Berulang-Ulang
Sabtu, 3 Agustus 2019
Faktakini.net, Jakarta - Sekretaris Umum DPP FPI membongkar modus jahat para pembenci atau haters FPI yang tanpa henti terus menyebarkan berita negatif tentang FPI yang padahal kejadiannya sudah sangat lama, namun tanpa henti terus diulang-ulang, demi tujuan untuk mendiskreditkan FPI.
Hal itu beliau ungkapkan saat menjawab ucapan Ade Armando di acara DUA SISI di stasiun televisi tvOne pada hari Kamis (1/8/2019), yang malam itu mengambil tema "Tarik Ulur Izin FPI: Karena Ideologi Atau Pilihan Politik?".
Nara sumber pada malam itu selain Ustadz Munarman adalah Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnain, Dirjen Keormasan Kemendagri Lutfi, dan Ade Armando. Dan host pada acara tersebut adalah Indiarto Priadi.
Pada acara itu, Ustadz Munarman menjelaskan kerjasama-kerjasama di bidang sosial kemanusiaan sebetulnya sudah lama dilakukan oleh FPI dengan pemerintah.
"Misalnya selama ini kita itu membantu pemerintah dalam konteks bedah kampung. Di tahun 2010 sampai 2012 kita itu ada kerjasama dengan Kemensos, (yaitu) bedah kampung, jadi memperbaiki rumah-rumah yang tidak layak huni, kita kerjasama,
kita sediakan tenaganya, waktu itu Kemensos menawarkan dana untuk kita kelola langsung, tapi kita tidak, kita bilang silahkan keuangannya, bahan-bahannya dikelola langsung oleh Kemensos, kami menyumbangkan Relawan untuk membangun rumah itu. Jadi hal-hal itu".
Ustadz Munarman kemudian mengungkapkan bahwa aksi sosial kemanusiaan FPI sejak dulu hingga kini masih terus dilakukan oleh FPI.
"Jadi hal-hal yang begini ini masih terus berlangsung. Bahkan sampai hari ini FPI itu di kebakaran yang di Jakarta barusan dan gempa di Halmahera itu (masih) tetap bekerja."
Ade Armando kemudian sempat menuding soal stigma kekerasan FPI yang ia sebut berupa ucapan keras para Tokoh FPI, dan isu (hoax / fitnah) yang beredar bahwa FPI telah memalak (memeras) night club, restoran, tempat hiburan dan sebagainya. Serta aksi demo yang kerap dilakukan FPI, lalu bentrokan dengan AKKBB di tahun 2008 dan sebagainya.
Ustadz Munarman kemudian menjelaskan bahwa stigma negatif FPI itu akibat pengulangan dan memori yang terus menerus ditanamkan di publik, sehingga masuk ke dalam alam bawah sadar masyarakat.
"Label (negatif) yang disematkan kepada FPI itu juga akibat dari pengulangan-pengulangan yang terus menerus. Saya bisa juga ambil data dari media baik media mainstream maupun media sosial itu memang ada kelompok yang selalu mengulang-ngulang (berita negatif tentang FPI itu) itu, sehingga memori masyarakat, memori publik merujuk kepada hal itu".
Ustadz Munarman melanjutkan bahwa karena itulah FPI akhirnya menampilkan juga informasi aksi-aksi sosial kemanusiaan FPI selama ini, yang sebetulnya FPI tidak mau menyebarkannya bahkan telah menutupinya, tetapi akhirnya dibuka juga supaya informasi tentang FPI di masyarakat bisa berimbang.
Sebagaimana diketahui, 90 persen kegiatan FPI adalah memberikan bantuan untuk orang susah, menolong korban bencana alam, dan berbagai kegiatan mulia lainnya.
Namun ironisnya kegiatan keseharian FPI itu memang disembunyikan oleh media-media mainstream terutama yang anti Islam, sehingga banyak rakyat yang tidak tau kegiatan FPI yang sebenarnya.
Dan demi untuk membuat masyarakat membenci FPI, kelompok haters jahat itu terus menerus mengulang dan menyebarkan kejadian lama seperti saat bentrok AKKBB pembela aliran sesat Ahmadiyah vs FPI di tahun 2008 lalu, dan semacamnya. Sementara ribuan kegiatan mulia FPI mereka tutup-tutupi.
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab sendiri pernah menyatakan, "Sesuai dengan dokumen Rand Corporation, disitu ditulis donasi-donasi AS dan sekutunya memang berupaya dengan segala kekuatan finansialnya untuk membeli media massa. Paling tidak, kalau tidak beli ya mereka kuasai."
"Itu memang ada dalam Rand Corporation, itu artinya terperinci betul. Adapun yang menarik disitu juga disebutkan, kalau ada perbuatan-perbuatan yang menaikkan citra yang dilakukan kelompok Islam manapun tidak boleh dimuat. Bukan hanya FPI, tetapi kelompok Islam manapun. Sebaliknya, kalau ada perbuatan-perbuatan yang sekiranya dapat menurunkan citra kelompok Islam, maka harus dimuat dan harus diulang-ulang."
"Makanya jangan kaget, kita bisa lihat acara di Metro TV dan SCTV, peristiwa penyerangan tempat biliar yang dijadikan ajang judi oleh laskar FPI tahun 2002 atau sudah 8 tahun lalu. Tetapi film itu selalu diulang, kadang-kadang kalau diulang seperti peristiwa Banyuwangi filmnya selalu diulang."
"Berarti apa yang dilakukan SCTV dan Metro TV serta beberapa televisi lain sesuai dengan dokumen Rand Corporation. Bukan saya mencoba mengkait-kaitkan, tetapi faktanya memang begitu."
Stigma "Teroris, Radikal, Anarkis, Intoleran, Anti Pancasila, Anti Kebhinnekaan" dan sejenisnya sudah kenyang dilontarkan kepada FPI di berbagai Media.
Padahal mayoritas kegiatan FPI sangat aktif membantu di berbagai lokasi bencana alam, namun itu semua nyaris tidak pernah diberitakan oleh media sekuler.
Antara lain para Relawan FPI telah mengevakuasi puluhan ribu jenazah saat Tsunami Aceh tahun 2004 - 2005, juga turun membantu saat terjadi musibah tanggul jebol Situ Gintung, letusan Gunung Merapi, Gunung Sinabung, longsor di Cililin Bandung, longsor di Banjarnegara Jawa Tengah, banjir besar di Jakarta dan banyak tempat lain, juga membantu Muslim Rohingya secara langsung di Myanmar, membantu rakyat Palestina secara langsung di Gaza dan lain-lain.
FPI juga telah menyadarkan ribuan orang Ahmadiyah kembali kedalam Islam, FPI membantu masyarakat Mesuji Lampung yang didzollimi penguasa dan pengusaha, FPI memerangi aliran sesat, FPI menolong korban gempa bumi di Poso, korban gempa bumi di Lombok NTB, korban letusan Gunung Agung di Bali, memerangi komunisme dan sebagainya. Sangat banyak.
Media-Media internasional ternama seperti Associated Press, Christian Science, The Washington Post dari Amerika Serikat dan lainnya memuji-muji dan mengagumi kiprah FPI di bidang sosial kemanusiaan, padahal media lokal sendiri banyak yang telah berusaha menutupinya.
Foto: Relawan FPI saat menyalurkan air bersih untuk warga Karawang yang sedang dilanda kekeringan