Ustadz Salman Al Farisi: Syariat Nabi Ibrahim AS Dan Syariat Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 3 Agustus 2019

Faktakini.net

SYARIAT NABI IBRAHIM AS DAN SYARIAT NABI MUHAMMAD SAW
(oleh : Salman Al Farisi Ghozali)

قد كانت لكم اسوة حسنة فى ابراهيم والذين معه

"Sungguh ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada diri Ibrahim dan orang orang yang bersamanya" (QS. Al Mumtahanah : 4)

NABI IBRAHIM AS

Ibrahim AS adalah seorang Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia sebagaimana Nabi dan Rasul sebelum dan sesudahnya.

Dari dua puluh lima Nabi dan Rasul yang wajib dikenal, Ibrahim AS termasuk Nabi dan Rasul  yang mengalami 'Ammul Hazni (tahun duka cita). 'Ammul Hazni adalah istilah yang populer bagi seorang Nabi dan Rasul yang ekstra sabar disaat menjalani misi dakwahnya ketika banyak menghadapi intimidasi, kriminalisasi dan eksekusi dari musuh musuhnya.

Diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putera kesayangannya Ismail AS dan dibakar dengan Api oleh Namruz adalah bagian dari ujian, cobaan, tantangan, rintangan dan persoalan yang dihadapi Ibrahim AS dalam dakwahnya.

SYARIAT NABI IBRAHIM AS

Setiap Rasul pastinya memiliki syariat tersendiri sebagai pelengkap, penyempurna dan memberikan keringanan syariat yang sudah ada sebelumnya. Adanya syariat menjadikan perbedaan antara Nabi dan Rasul karena Rasul lebih luas wilayah dakwahnya dibandingkan Nabi.

Syariat adalah seperangkat aturan atau sistem yang mengatur umat beragama (baca umat Islam) agar ketika menjalani kehidupannya terarah dan mencapai tujuan yang benar.

Diantara syariat Ibrahim AS yang populer adalah Ibadah Khitan, Ibadah Qurban dan Ibadah Haji.

IBADAH KHITAN

فى صحيح البخاري ؛ حدثنا قتيبة بن سعيد عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم : " اِختتنَ إبراهيمُ عليه السّلام وهو ابنُ ثمانين سنةً بالقَدُّوم " (بتشديد الدّال)

وفى صحيح البخاري ايضا ؛ حدّثنا أبو اليمان عن أبي هريرة رضي الله عنه : أنّ رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم قال : " اختتنَ إبراهيمُ عليه السّلام بعد ثمانين سنة، واختتنَ بالقَدُوم " (بالدال المخفّفة)

 فى صحيح مسلم ؛ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم : " اخْتَتَنَ إِبْرَاهِيمُ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلَام وَهُوَ ابْنُ ثَمَانِينَ سَنَةً بِالْقَدُومِ

مسند أحمد ؛ عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم : " اختتنَ إبراهيمُ خليلُ الرّحمن بعدما أَتَتْ عليه ثمانون سنةً، واختتنَ بالقَدُوم" (بالدال المخفَّفَة)

مسند أحمد ؛ عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلّى اللّه عليه وسلّم : " اختتنَ إبراهيمُ عليه السّلام وهو ابن ثمانين سنةً بالقَدُوم

Dari Abu Hurairah RA ; "Ibrahim dikhitan pada usia 80 tahun dengan atau di Qadum atau Qaddum" (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Al Imam An Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim mengatakan Qadum/Qaddum adalah alat memotong semacam kampak, dan inilah yang lebih disepakati oleh para ulama Ahli Hadits dan Ahli Bahasa.

Al Khitaabi, Al Fayyumi dan yang lainnya mengatakan Qadum/ Qaddum adalah nama desa di Syam

IBADAH QURBAN

Perintah menyembelih Ismail AS yang dilakukan oleh Ibrahim AS diterimanya melalui mimpi  pada malam 8 dan 9 Dzil Hijjah. Setelah Ibrahim AS mengetahui dan meyakini ini adalah perintah Allah SWT, beliau kemudian langsung melaksanakannya pada tanggal 10 Dzil Hijjah (yang dikenal Hari Raya Idul Adha/ Idul Qurban/ Lebaran Haji).

يا بني إنى أرى فى المنام أنى أذبحك فانظر ما ذا ترى، قال يآ ابت افعل ما تؤمر ستجدنى إن شاء الله من الصٰبرين

"Wahai anakku, sungguh aku melihat di dalam tidurku perintah untuk menyembelihmu, lalu apa pendapatmu ? Ismail menjawab ; wahai ayahku lakukanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, Inysa Allah engkau akan mendapati aku sebagai orang orang yang sabar" (QS. As Shoffaat : 102)

IBADAH HAJI

Setelah Ibrahim AS dan puteranya Ismail AS selesai membangunan Ka'bah Al Musyarrofah, lalu Allah SWT perintahkan untuk menyeru manusia, dan darisinilah awal Ibadah haji menjadi syariat Ibrahim AS sebagaimana yang termaktub dalam Al Qur'an :

وأذن فى الناس بالحج يأتوك رجالا وعلى كل ضامر يأتين من كل فح عميق

"Dan serukanlah manusia untuk berhajji, niscaya mereka akan datang berbondong bondong dengan berjalan kaki dan mengendari unta, mereka datang dari setiap pelosok yang jauh" (QS. Al Hajj : 20)

SYARIAT NABI MUHAMMAD SAW

Dalam ilmu Ushul Fiqh ada istilah Syar'u Man Qoblanaa (Syariat sebelum kami umat Muhammad SAW) yang dijadikan sebagai Mashaadiru al -Syarii'ah (sandaran hukum syariat umat Muhammad SAW).

Syariat Nabi Ibrahim AS yang dijadikan sebagai syariat Nabi Muhammad SAW seperti ibadah Khitan, Qurban dan Haji tidak terlepas dari dua perkara yaitu harta dan jiwa.

Harta sebagai penunjang keberlangsungan ibadah sedangkan jiwa sebagai konsekwensi yang dipertaruhkan untuk ibadah. Inilah yang menjadi keunikan syariat keduanya.

Tiga ibadah yang merupakan syariat Nabi Ibrahim AS dan juga sebagai syariat Nabi Muhammad SAW hingga saat ini masih eksis keberadaannya.

Sepak terjang perjuangan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW dan syariat keduanya tentunya memiliki hikmah yang bisa diambil sebagai bekal kehidupan seorang muslim. Lalu pertanyaannya, hikmah apa yang terkandung di dalamnya ??

HIKMAH

Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang sabar, memiliki keimanan dan ketauhidan yang tinggi kepada Allah.

Kesabaran, keimanan dan ketauhidan yang tinggi kepada Allah SWT harus ada dalam jiwa seorang muslim, sehingga dengan ketiganya, menjalankan kehidupan akan terasa nikmat.

Dalam dakwahnya, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW banyak mendapatkan cobaan, intimidasi, kriminalisasi dan eksekusi dari musuh musuhnya.

Tugas dakwah para Nabi dan Rasul adalah tugas yang juga diamanatkan kepada setiap muslim, sehingga ketika seorang muslim berdakwah kemudian mendapatkan ujian, intimidasi, kriminalisasi dan bahkan eksekusi dari musuh musuhnya ia sudah tau dan siap dengan segala resikonya.

Syariat Nabi Ibrahim AS dan syariat Nabi Muhammad SAW keduanya tidak terlepas dari harta dan jiwa.

Setiap muslim ketika berkeinginan menegakkan syariat Islam secara konperehensif, harta dan jiwanya siap untuk dipertaruhkan.

Sebagai penutup, renungkanlah Hadits di bawah ini :

ولا تتمنوا لقاء العدو، فإذا لقيتمهم فاصبروا واثبتوا فإن الجنة تحت ظلال السيوف

"Janganlah kalian berharap berjumpa dengan musuh, jika musuh mendatangi kalian bersabarlah dan tenanglah, sesungguhnya surga berada di bawah kilatan pedang"

---------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur'an
Shahih Bukhari
Shahih Muslim
Musnad Imam Ahmad bin Hambal
Kitab Syarh Shahih Muslim li al-Nawawi
Kitab Fiqhu al-Sunnah Sayyid Saabiq


Foto: Ustadz Salman Alfarisi