Ustadz Yusuf Martak: Ijtima Ulama Bukan Temu Kangen Tapi Bahas Soal Penting Keagamaan Dan Negara
Selasa, 6 Agustus 2019
Faktakini.net, Bogor - Pelaksanaan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional IV di Hotel Lorin, Sentul, Bogor Jawa Barat pada hari Senin, 5 Agustus 2019 alhamdulillah berlangsung dengan lancar dan sukses.
Ketua GNPF Ulama KH Muhammad Yusuf Martak memberikan kata sambutan pada acara yang dihadiri oleh Ulama-Ulama istiqomah dari berbagai penjuru negeri itu.
Dalam sambutannya, Ustadz Yusuf menyatakan Ijtima Ulama bisa dilaksanakan sampai empat kali dalam waktu dua belas bulan itu tidak lepas dari ridho dan pertolongan Allah SWT.
"Ijtima Ulama bukan sekedar pertemuan temu kangen, tapi membahas persoalan penting dalam soal keagamaan dan kepentingan negara kita", ujar Ustadz Yusuf.
Kemudian beliau memberikan apresiasi terhadap perjuangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab.
"Habib Rizieq Shihab walaupun berada di pengasingan tetap istiqomah membela kepentingan umat", ujarnya.
Dalam acara yang mengambil tema "Memperkuat Arah Perjuangan Umat Islam Indonesia" itu, Ustadz Yusuf menyatakan saat ini dalam melawan penjajahan pemikiran dengan paham-paham sesatnya, itu harus kita melawannya dengan ghazwul fikri (perang pemikiran).
Ia kemudian menyebut penjajahan saat ini sudah berbeda karena saat ini penjajahan dilakukan melalui sistem politik global yang dipaksakan, yang berusaha menjadikan umat islam selalu terpinggirkan.
"Umat islam selalu dijadikan tertuduh. Padahal mosi integrasi sehingga menjadi negara Kesatuan Republik Indonesia adalah perjuangan Umat islam melalui tokohnya M Natsir", ujar Ustadz Yusuf.
Beliau pun menyebut ada yang dijadikan tertuduh dan dikriminalisasi, dan saat ini umat Islam telah terpinggirkan secara ekonomi.
Ketua GNPF Ulama itu kemudian mengungkap adanya pernainan opini yang dilakukan untuk memutarbalikan fakta, dimana umat islam yang menjadi korban malah dibalik jadi pelaku.
Serta umat Islam selalu dibilang sebagai pelaku diskriminasi. Padahal faktanya minoritas atau segelintir orang saja yang menguasai ekonomi Indonesia.
"Saat ini sebagian kekayaan Indonesia hanya dikuasai oleh 2,6 juta orang", ujar Ustadz Yusuf.
Beliau lalu mengungkapkan Habib Rizieq telah dijadikan korban perlakuan yang tidak adil dan hukum dijadikan alat kekuasaan.
Ustadz Yusuf kemudian menyebut korban 21 - 22 Mei insya Allah syahid. Serta ratusan lainnya yang masih berada di dalam tahanan dan mengalami penyiksaan secara fisik maupun mental.
Foto: Ustadz Yusuf Martak di acara Konferensi Pers Ijtima Ulama IV di Hotel Lorin, Sentul Bogor Jawa Barat, Senin (5/8/2019)