Wasekjen MUI: Nama FPI Sangat Harum Di Aceh Karena Mati-Matian Bantu Korban Tsunami


Jum'at, 2 Agustus 2019

Faktakini.net, Jakarta - Wakil Sekjen MUI KH Tengku Zulkarnain memuji kiprah sosial kemanusian yang selama ini dilakukan oleh FPI khususnya sangat membantu di lokasi Tsunami dahsyat di Aceh tahun 2004 - 2005 lalu.

Hal itu beliau nyatakan saat menjadi salah satu nara sumber dalam acara DUA SISI di stasiun televisi tvOne pada hari Kamis (1/8/2019) malam yang mengambil tema "Tarik Ulur Izin FPI: Karena Ideologi Atau Pilihan Politik?".

Selain Kyai Tengku, nara sumber pada malam itu adalah Sekretaris Umum DPP FPI Haji Munarman, Dirjen Keormasan Kemendagri Lutfi, dan Ade Armando. Dan host pada acara tersebut adalah Indiarto Priadi.

Dalam video acara Dua Sisi yang disaksikan oleh Redaksi Faktakini.net itu, Kyai Tengku menegaskan bahwa FPI adalah Ormas Islam yang merupakan aset negara dan sangat dicintai oleh umat Islam khususnya di Aceh atas kontribusi FPI melakukan aksi sosial kemanusiaan.

"Sikap MUI secara resmi itu (tentang FPI) setelah diputuskan Rapim itu akan diumumkan secara verbal. Tapi yang saya sampaikan hari ini adalah sikap MUI secara umum saja, bahwa FPI ini adalah Ormas Islam, ada dalam tenda MUI, kita kalau ada hal-hal yang menyimpang atau dirasa kurang baik kita bersedia untuk sama-sama memperbaikinya, kan aset negara ini FPI".

"Kalau ditanya di Aceh FPI harum sekali, sebab ketika terjadi tsunami yang mati-matian membela mereka itu (membersihkan) sampah setinggi gunung itu, TNI Polri dan FPI", ujar Kyai Tengku.

Lalu Kyai Tengku bercerita perjuangan luar biasa FPI di Aceh.

"Saya bayangkan ya, enam hari setelah Tsunami, 1 Januari (2005) itu Dien Syamsudin Sekjen MUI waktu itu membawa uang Rp 1 Milyar naik Hercules belum ada listrik, malam itu liat tangannya (saja) gak kelihatan, dan kami juga kesana kan itu kampung halaman nenek kami. Empat bulan kemudian sampah setinggi gunung itu gak ada lagi, bersih! Siapa yang bersihkan? TNI Polri dan FPI. Sehingga kalau kita datang ke Aceh, tanyalah semua orang Aceh bagaimana FPI itu? Semua orang akan mengatakan FPI hebat!", ujar Wasekjen MUI itu.

Sebagaimana diketahui, 1700 orang lebih relawan FPI ikut membantu mengevakuasi 100 ribu lebih mayat korban Tsunami di Aceh tahun 2004 - 2005, selama berbulan-bulan bahkan sampai setahun lebih saking banyaknya korban.

Imam Besar FPI sendiri Habib Rizieq terjun langsung di lokasi bencana dan selama empat bulan tidak pulang ke Jakarta.

Urusan pengkafanan, pemandian dan penguburan korban dilakukan oleh FPI. Relawan lain mengambil bagian tugas yang lain.

Menteri Sosial saat itu Dr. Salim Segaf Aljufri ketika itu pun mengaku kagum dengan perjuangan Habib Rizieq dan para Relawan FPI di Aceh.

"Saya pernah mengunjungi Habib Rizieq dan kawan-kawan FPI ketika bencana tsunami Aceh, saya salut kepada FPI yang telah mengevakuasi puluhan ribu mayat ketika itu," ujarnya.

"Saat bencana Tsunami Aceh saya bertemu Habib Rizieq, ternyata beliau dan laskar FPI itu tinggal di kuburan dengan mendirikan tenda-tenda bukan di hotel. Habib Rizieq memimpin laskar untuk mengevakuasi mayat selama 4 bulan, Subhanallah inilah yang FPI lakukan. Bayangkan, tinggal di kuburan, kita semalam aja udah takut, ini 4 bulan,"

Dalam peristiwa bencana tsunami di Aceh tersebut, dengan biaya sendiri serta peralatan seadanya FPI berhasil mengevakuasi sekitar 100 ribu mayat, banyak mayat yang sulit dievakuasi namun bisa diatasi oleh anggota FPI.

Video Habib Rizieq Shihab terjun langsung evakuasi jenazah korban Tsunami Aceh
https://youtu.be/mGD7YKLRk7g