Cerdas! Anies: Trotoar Harus Dibagi, Mana untuk Pejalan Kaki, Mana yang Bisa Berjualan


Senin, 9 September 2019

Faktakini.net, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan menerapkan langkah cerdas dengan membagi trotoar yang sudah direvitalisasi untuk pejalan kaki dan pedagang kaki lima (PKL).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nanti akan menentukan lokasi trotoar yang bisa digunakan untuk PKL berjualan.

"Ya memang trotoar itu harus dibagi nantinya, mana yang dipakai untuk pejalan kaki, mana yang bisa untuk berjualan, dan ini yang sekarang kita akan buat," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (4/9/2019).

Pemprov DKI Jakarta, kata Anies, akan menentukan lebar trotoar yang boleh digunakan untuk PKL dan untuk pejalan kaki.

"Sekarang sedang dikerjakan, jadi wilayah mana, dipakai untuk pedagang berapa besar, dipakai untuk pejalan kaki berapa besar," kata dia.

Anies menuturkan, trotoar di seluruh dunia juga digunakan untuk pejalan kaki dan pedagang.

Ada pedagang yang berjualan dengan kios permanen, ada juga yang berjualan secara berpindah-pindah.

"Anda lihat di kota-kota besar. Bahkan, salah satu kota yang memiliki manual pengelolaan PKL terbaik itu New York untuk di trotoar," ucap Anies.

Dinas Bina Marga DKI Jakarta merevitalisasi trotoar di 31 ruas jalan yang dilayani transportasi umum pada 2019 dan 2020.

Pelebaran trotoar itu agar warga memiliki akses yang nyaman menuju transportasi umum sehingga mau beralih menggunakan transportasi umum dan meninggalkan kendaraan pribadi.

Pemprov DKI juga akan mengakomodasi PKL untuk berjualan di trotoar yang sudah direvitalisasi.

PKL itu nantinya kemungkinan berjualan menggunakan food truck atau boks kontainer yang dilengkapi tempat pembuangan sampah. Dengan demikian, para PKL itu tidak akan mengotori trotoar.

Rp 1,1 triliun untuk tata trotoar

Revitalisasi trotoar di 31 ruas jalan ini akan memakan biaya Rp 1,1 triliun pada tahun 2020. Pada tahun itu, akan ada 47 kilometer jalan yang trotoarnya direvitalisasi.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan penataan trotoar dilakukan sekaligus menata jaringan utilitas. Karena itu, boks utilitas dibangun di bawah trotoar yang direvitalisasi.

Semua kabel utilitas yang menggantung harus dipindahkan ke bawah, yakni dimasukan ke boks utilitas yang ada di bawah trotoar.

"Begitu kita memperbaiki sistem peningkatan di jalur pedestriannya itu, otomatis kabel yang di atas kita turunkan ke bawah. Jadi, kita sudah siapkan manhole (boks utilitas) dan ducting-nya," kata dia.

Revitalisasi trotoar juga sudah dilakukan pada 2019 ini. Pemprov DKI menyiapkan anggaran Rp 275 miliar untuk merevitalisasi trotoar yang total panjangnya 14 kilometer.

"Untuk pengerjaan (trotoar) di 2019 sih rata-rata hampir 30 persen, 30-35 persen. Kita harapkan di akhir Desember 2019 itu semua akan selesai," ucap Hari.

Pengerjaan trotoar pada 2019 dan 2020 dilakukan di 35 ruas jalan di Jakarta, baik jalan protokol, arteri, maupun jalan penghubung.

Foto: Anies Baswedan

Sumber: kompas.com