DPP Front Santri Indonesia (FSI): Film 'The Santri' Representasi Pemikiran Liberal


Kamis, 19 September 2019

Faktakini.net

The Santri : Representasi Pemikiran Liberal

(Ust. Ricky Faishol, Lc. - DPP FSI Bid. Kajian Ilmiah)

Film ini pasti menuai pro dan kontra. Kami sendiri menolak film ini setelah melihat trailernya, dengan beberapa alasan:

1. Film "The Santri" ini tidak merepresentasikan cara dan gaya kehidupan santri di pesantren, pesantren sebagai sebuah pondasi yang membangun sikap kemandirian seseorang, dan sebuah miniatur Indonesia yang menanamkan bagaimana kita mengimplementasikan rasa cinta kita kepada tanah air, melainkan sebagai antitesis kehidupan di pesantren, seperti pacaran dan berduaan bersama bukan mahrom.

2. Dalam diskursus toleransi antar umat beragama. Toleransi yang ditunjukkan oleh film ini merupakan toleransi yang terlalu kebablasan. Kita bertoleransi tidak harus memasuki rumah ibadah non-muslim. Bertoleransi cukup dalam hal sosial, tidak masuk ranah ritual. Ini tertuang dalam QS. Al Kafirun : 6 ,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ.
"Bagimu, agamamu. Dan bagi ku, agamaku"

Jangan tabrak koridor syariat hanya dengan dalih toleransi!

Habib Ali al-Jufri dalam kitabnya "al-Insaniyah Qobla at-Tadayun" menjelaskan bahwa sikap kemanusiaan kita terhadap sesama memang harus, namun ritual keagamaan jangan dicampur-adukan.

3. Film "The Santri" mengandung framing dan doktrin kental liberalisme dan pluralisme. Liberalisme (paham kebebasan liar) dalam hal bahwa semua orang bebas dalam berekspresi ritual keagamaan, bebas keluar masuk gereja, wihara, dll. Bebas berekspresi dalam beragama. Mengajarkan kebebasan dalam koridor syariat, tidak menabrak syariat. Jelas ini salah besar!

Dari sisi pluralisme. Film ini mencoba menampilkan pesan secara implisit bahwa semua agama benar dan sama dalam hal esoterik (batin) bahwa semuanya sama menuju ke entitas yang satu (Tuhan). Meskipun berbeda dalam hal eksoterik (lahiriyah) atau cara ibadahnya. Tapi kesemuanya menuju kepada truth (kebenaran).

Kita tahu bahwa Islam itu bersifat eksklusif. Berarti di luar Islam tidak ada keselamatan. Inilah dogma dan ajaran Islam, yang tertuang dalam QS. Ali Imran : 19,

 إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) Allah adalah Islam"

Doktrin eksklusivisme inilah yang membuat Islam berbeda dan istimewa dari agama lain. Sudah barang tentu setiap orang harus meyakini agamanya yang paling benar, bukan meyakini semua agama benar. Jika Kristen setelah masa runtuhnya kekuasaan dan kediktatoran gereja berubah dari eksklusif menjadi inklusif, berbeda dengan Islam yang akan terus eksklusif sepanjang zaman.

Dengan demikian, film "The Santri" tidak patut untuk ditayangkan dan ditonton, apalagi dipaksa untuk menjadi representasi santri dan pesantr
en.

Tolak film "The Santri" !!!