Kecewa Mahasiswanya Dihajar Polisi, Rektor Unpak Bogor: Mestinya Dikawal, Bukan Dipukul


Ahad, 22 September 2019

Faktakini.net, Bogor - Rektor Universitas Pakuan (Unpak) Bogor, Bibin Rubini mengaku kecewa dan sedih dengan aksi demonstrasi mahasiswanya yang dibubarkan paksa oleh polisi.

Kekecewaan Bibin semakin bertambah lantaran beberapa mahasiswanya menjadi korban kekerasan saat demo.

Ia menyayangkan sikap aparat kepolisian yang melakukan pembubaran paksa dengan memukul para mahasiswa Unpak hingga berdarah-darah.

“Mustinya begini, kalo polisi memberi izin demonstrasi, mustinya dikawal, diarahkan, bukan dipukuli,” kata Bibin saat dikonfirmasi via telepon, Sabtu (21/09/2019).

“Kalo sudah seperti itu, artinya mahasiswa berhadap-hadapan dengan polisi. Nah kami sedih dan prihatin terjadinya pemukulan itu,” tambahnya.

Dikatakan Bibin, walau bagaimana pun, mahasiswa juga manusia. Seharusnya mereka diayomi dan dilindungi, seperti semboyan polisi.

Menurut Bibin, tak masalah demo mahasiswa dibubarkan jika melanggar aturan. Tapi jangan dipukul.

“Tindakan untuk membubarkan ok, tapi untuk pemukulan not oke. Apakah negara kita seperti begitu main pukul?,” ucapnya.

Saat disinggung apakah pihaknya akan melakukan jalur hukum, Bibin mengaku masih harus mendiskusikan hal itu dengan mahasiswanya.

“Saya masih di luar. Tapi nanti saya akan dialog. Mahasiswa inginnya ada forum untuk dimediasi dengan kepolisian. Karena mereka berpegang pada izinya dari kepolisian. Sementara belum pada waktunya sudah dibubarkan dengan kekerasan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, sejumlah mahasiswa alami luka-luka setelah terjadi bentrok dengan kepolisian di kawasan Terminal Baranangsiang tepatnya di simpang tol, Kecamatan Bogor Timur, pada hari Jumat (20/9/2019).

Mereka yang terluka berasal dari mahasiswa Universitas Pakuan Bogor. Bahkan ada mahasiswa yang kepalanya berdarah akibat dari kericuhan tersebut.

Foto: Rektor Universitas Pakuan (Unpak) Bogor, Bibin Rubini

Sumber: news.beritaislam.org