Berbahaya Dan Bisa Hidup Di Darat, Amerika Perintahkan Basmi Ikan Berkepala Ular




Kamis, 24 Oktober 2019

Faktakini.net, Las Vegas - Pemerintah Amerika Serikat memperintahkan untuk membasmi agar warganya membasmi spesies ikan invasif yang dapat hidup di darat.

Ikan ini untuk pertama kalinya ditemukan di negara bagian Georgia, AS. Ikan ini dinamakan Northern Snakehead (Channa Argus). Pemerintah setempat memerintahkan agar siapapun yang menemukannya untuk langsung membunuh ikan tersebut.

Menurut Divisi Sumber Daya Margasatwa, Departemen Sumber Daya Alam Georgia, ikan ini pertama kali ditemukan oleh seorang pemancing di kawasan Gwinnett. “Berkat laporan cepat seorang pemaincing, staf kami dapat menyelidiki dan mengkonfirmasi keberadaan spesies ini,” kata Matt Thomas, Kepala Perikanan di Divisi Sumber Daya Margasatwa Georgia, mengutip dari CNN.

Ikan air tawar tersebut berasal dari kawasan Eurasia. Penampilannya cukup menyeramkan. Warna kulitnya seperti ular, bertotol hitam yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Ikan ini dapat tumbuh hingga sepanjang 91 sentimeter.

Berdasarkan laporan USGS, sebuah badan survei di bidang geologi AS, spesies ini termasuk predator rakus yang memakan ikan-ikan lain, amfibi, krustesea, dan spesias binatang air lokal lainnya. Selain itu, ikan kepala ular utara ini bisa menjadi sangat agresif pada saat melindungi anaknya.

Menurut Departemen Sumber Daya Alam Maryland, ikan ini mulai berkembang pesat dalam setahun terakhir. Para betinanya dapat menelurkan hingga 100 ribu telur setiap tahunnya. Inilah alasan mereka dapat mendominasi dengan cepat dan merusak.

Selain itu, ikan yang mulai menarik perhatian publik AS pada 2002 ini juga mendapat anugerah memiliki organ pernapasan yang memungkinkan mereka hidup di udara bebas selama beberapa hari. Waktu yang cukup untuk mencari air tawar terdekat untuk kembali.

Pemerintah Georgia terus berupaya menghalau peredaran spesies ini ke perairan lain. “Saat ini kami sedang menyelidiki apakah mereka telah menyebar atau belum. Semoga saja kami dapat mencegah penyebarannya yang lebih luas di Georgia,” kata Matt.

Sumber: sindonews.com