Egi Permana Putra: Refleksi Hari Soempah Pemoeda


Senin, 28 Oktober 2019

Faktakini.net

*Refleksi Hari Soempah Pemoeda*
Oleh; M. Egi Permana Putra
Departemen Kajian Strategis FMI Jawa Barat

Ikrar Sumpah Pemuda telah dikumandangkan sejak tanggal 28 Oktober 1928. Sudah banyak kontribusi pemuda dalam membangun bangsa ini mulai dari bidang hukum, sosial, dan bidang lainnya. “Pemuda adalah harapan masa depan bangsa”, kalimat inilah yang biasanya sering kita dengar dalam pidato-pidato dalam rangka merayakan hari sumpah pemuda, oleh karena itu masa depan negeri ini sangat tergantung padanya. Jika ia tumbuh dan bekembang dengan baik maka bangsa ini pun kelak menjadi bangsa yang maju peradabannya, dan sebaliknya jika ia tidak mampu berkembang maka habislah peradaban negeri ini.

pemuda merupakan wujud kekuatan potensial yang selalu menunjukkan kehadirannya dalam setiap peristiwa sejarah perjuangan bangsa. Kualitas kaum muda adalah investasi utama bagi bangsa untuk memenuhi tuntutan dibidang agama, politik, ekonomi, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan dalam lingkungan globalisasi yang kian tak terelakkan.

Sejarah telah mencatat bahwa kaum muda juga berperan dan berpartisipasi aktif dalam setiap gerakan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa dan negara. Sejarah juga telah membuktikan
bahwasanya pemuda adalah salah
satu pilar yang memiliki peran besar
dalam perjalanan kehidupan
berbangsa dan bernegara sehingga
maju mundurnya suatu negara sedikit
banyak ditentukan oleh pemikiran dan
kontribusi aktif dari pemuda di negara
tersebut.

Begitu juga dalam lingkup
kehidupan bermasyarakat, pemuda
merupakan satu identitas yang
potensial dalam tatanan masyarakat, sebagai penerus cita-cita perjuangan
bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsa, karena
pemuda sebagai harapan bangsa
dapat diartikan bahwa siapa yang
menguasai pemuda akan menguasai
masa depan.

Ada beberapa alasan mengapa
pemuda memiliki tanggung jawab
besar dalam tatanan masyarakat,
antara lain :
1. Kemurnian idealismenya.
2. Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan baru.

3. Semangat pengabdiannya.
4. Spontanitas dan pengabdiannya.
5. Inovasi dan kreativitasnya.
6.Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru.
7. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan kepribadiannya yang mandiri Masih langkanya pengalaman - pengalaman yang dapat merelevansikakan pendapat, sikap, dan tindakannya dengan kenyataan yang ada.

Alasan-alasan tersebut diatas pada
dasarnya melekat pada diri pemuda
yang jika dikembangkan dan
dibangkitkan kesadarannya, maka
pemuda dapat berperan secara
alamiah dalam kepeloporan dan
kepemimpinan untuk menggerakkan potensi-potensi dan sumber daya yang
ada dalam masyarakat.

Menurut Ginandjar Kartasasmita,
kepeloporan dan kepemimpinan bisa
berarti sama yakni berada di muka
dan diteladani oleh yang lain. Tetapi,
dapat pula memiliki arti sendiri.
Kepeloporan jelas menunjukkan sikap
berdiri di muka, merintis, membuka
jalan, dan memulai sesuatu, untuk
diikuti, dilanjutkan, dikembangkan,
dipikirkan oleh yang lain. Dalam
kepeloporan ada unsur menghadapi
risiko. Kesanggupan untuk memikul
risiko ini penting dalam setiap
perjuangan, untuk itu diperlukan
ketangguhan fisik maupun mental
dimana tidak setiap orang memiliki
kemampuan untuk mengambil risiko
ini.

Selain itu Sosok pemuda ideal bagi bangsa Indonesia adalah sosok pemuda yang berjiwa agamis dan nasionalis, yang mempunyai cita-cita tinggi untuk kemajuan bangsa. Pemuda tersebut adalah sosok yang progressif-revolusioner juga melakukan transformasi watak dan kepribadian yang sholeh memiliki keberpihakan yang jelas terhadap kaum tertindas (mustadĄŻafin) dan melawan kaum penindas (mustakbirin).
Tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka perjuangan nasional sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kemajuan suatu bangsa diukur oleh kecerdasan dan kejelian pemuda dalam membaca situasi dan kondisi yang urgen saat ini. Namun sangat disayangkan realitas saat ini, pemuda cenderung menutup diri terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya.

Sebait lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” menunjukkan kepada kita besarnya semangat dan cita-cita pemuda dalam masa pergerakan untuk mewujudkan sebuah negara bernama Indonesia yang bersatu. Pemuda adalah generasi penerus bangsa. Keabsahan slogan ini tak terbantahkan karena mau tidak mau, sanggup atau tidak sanggup, pemudalah yang akan menggantikan kedudukan generasi-generasi sebelumnya dalam membangun bangsa. Selain itu, pemuda sudah sepantasnyalah menjadi agent of change, pembawa perubahan, yang membawa bangsa ini menjadi lebih baik, lebih bersatu, lebih makmur, lebih demokratis, dan lebih madani. Inilah kira-kira peran pemuda yang seharusnya dapat diwujudkan bersama.

Tantangan untuk kaum muda seolah tak pernah berhenti. Dan tantangan itu datangnya bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga muncul dari manca negara.
Tantangan dari dalam negeri bisa dilihat dari keadaan Indonesia hari ini, Krisis terus melanda segala aspek multidimensional.

Pada tatanan Internasional dampak dari globalisasi sudah sangat tampak di Indonesia. Walaupun globalisasi tidak selalu berdampak negatif karena ada dampak positifnya juga. Tetapi globalisasi di Indonesia secara umum lebih banyak dampak negatifnya dibandingkan dampak positifnya. Seperti, pola hidup masyarakat yang konsimtif, hedonis, pragmatis dan materialistik. Dampak dari kapitalisme global telah menjadikan Indonesia sebagai "kue" yang siap dibagi bagi.

Pemuda harus belajar dari sejarah, dahulu pada zaman kolonial belanda dan kapitalisme yang dulu, melalui para pemudalah Indoneaia mengambil peran aktif. Maka pada saat sekarang ini keadaan Indonesia yang sedang mengalami krisis multidimensional, pemuda sudah saatnya turun tangan melakukan aksi untuk menyelaatkan negeri, jangan hanya duduk sebagai penonton.

Kaum muda, apalagi yang dari kalangan intelektual jangan pernah jauh dari masyarakat, Tapi harus bersatu dengan masyarakat, memberikan konstribusi kepada masyarakat.

Dalam masa pergerakan nasional kaum intelegensia mempunyai tugas merebut kemerdekaan dengan solidaritas pada rakyat.
Pemuda harus belajar dari sejarah agar
memiliki jati diri dan memiliki dasar yang kuat, dan agar mengetahui dari mana
perubahan harus diusahakan. Setelah itu, sebagai lokomotif perubahan pemuda siap
bergerak.

Mengambil momentum peringatan hari Sumpah Pemuda yang ini, sudah
saatnya pemuda menunjukkan perannya kembali, sebagai lokomotif dalam perubahan sosial yang menjadikan Indonesia sejahtera dan berkeadilan. Pemuda harus bersifat Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.


Daftar Pustaka
🔸Taufik Abdullah. Pemuda dan Perubahan Sosial. LP3S, Jakarta, 1974
🔸Ginandjar Kartasasmita. Kepeloporan dan Pembangunan: Peran Pokok Pemuda dalam Pembangunan. Makalah pada peluncuran buku “Peran Pemuda Menuju Indonesia sesuai Cita-Cita Proklamasi 1945, Jakarta, 1997.
🔸​YB. Mangun Wijaya, Menuju Indonesia Serikat, Jakarta. Gramedia Pustaka Utama 1998. Halaman 196.
🔸​Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran, Jakarta. LP3ES Halaman 116