Kasus Ninoy Di-Blow Up Besar-Besaran Melebihi Kematian Mahasiswa Peserta Aksi Demo


Rabu, 9 Oktober 2019

Faktakini.net, Jakarta - Dugaan penyekapan dan penganiayaan yang dialami oleh relawan Jokowi, Ninoy Karundeng menjadi salah satu topik yang sedang hangat di perbincangkan di media sosial. Terlebih setelah Polisi menetapkan sejumlah tersangka dari kasus tersebut.

Banyak netizen yang membandingkan cara Polisi menangani kasus dugaan kekerasan yang dilakukan aparat terhadap peserta aksi demonstrasi dan penanganan kasus Ninoy.

Pemilik akun twitter @abudzaky2015 misalnya. Dia menyoroti pemberitaan kasus Ninoy Karundeng di media mainsteam yang menurutnya diberitakan secara massif melebihi pemberitaan tindakan represif aparat dalam menangani aksi demonstrasi.

“Kasus penganiayaan Ninoy Karundeng akan di blow up melebihi kasus kejahatan HAM penganiayaan dan pembunuhan Mahasiswa oleh aparat… apakah pers demikian masih bisa disebut pilar Demokrasi,” tulis @abudzaky2015.

Sementara itu, pemilik akun @ardi_riau2 mengunggah video detik-detik Ninoy Karundeng hendak dipulangkan oleh sejumlah orang dari Masji Alfalah, masjid yang disebut-sebut sebagai tempat penyekapan Ninoy.

Dalam video tersebut tampak Ninoy mengenakan jaket yang dilengkapi dengan penutup kepala. Ia bersalaman dengan orang-orang yang ada dalam video tersebut dan tampak meminta maaf. Usai salaman, ia kemudian naik ke sebuah mobil pick up dan duduk di kursi samping supir. Sementara motor miliknya diangkut bak mobil tersebut.

Pemilik akun @ardi_riau2 menerangkan bahwa video tersebut menegaskan bahwa keterangan yang disampaikan Ninoy kepada ke penyidik Polda Metro Jaya tidak benar.

“Dari tayangan video ini jelas terlihat bahwa semua pengakuan dan laporan si Ninoy Karundeng didepan penyidik semua bohong bahwa dia di culik dan disiksa oleh jama’ah masjid yang meyelamatkannya. Sebarkan video ini agar warga masyarakat tahu si buzzer istana ini pendusta,” tutur @ardi_riau2.

Sedangkan pemilik akun @hermana_t mengatakan bahwa pengadilan jalanan atau main hakim sendiri akan berlaku jika aparat hanya tegas kepada pendukung pihak oposisi dan berusaha melindungi pendukung pemerintah.

“Apabila kerja polisi hanya melindungi pendukung jokowi dan menangkap pihak oposisi, maka suatu waktu akan ada pengadilan jalanan siapa yg tertangkap tangan sbg penyusup akan dihakimi di tempat kejadian kita tunggu waktunya saja, apakah si DS atau si PA,” ujar @hermana_t.

Diketahui, Polda Metro Jaya telah menetapkan 13 orang tersangka yang diduga terlibat dalam kasus dugaan penyekapan dan penganiayaan terhadap Ninoy, salah satunya yaitu Sekjen PA 212 Ustadz Bernard Abdul Jabbar.

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) atau pengurus Masjid Al Falah membantah keras pernyataan Relawan Jokowi, Jack Lapian yang mengklaim rekannya, Ninoy Karundeng, dianiaya di dalam Masjid Al Falah

"Di sini mah dikerumunin, sampe sini (depan gerbang masjid). Pokoknya masuk area masjid sudah nggak dipukuli sampai dalam, di luar saja," kata DKM Al Falah, Haji Iskandar, kepada wartawan di Masjid Al Falah, Pejompongan, Jakpus, Minggu (6/10/2019).

Haji Iskandar menegaskan DKM Masjid Al Falah menyelamatkan Ninoy, bukan menyekap seperti narasi yang beredar. Di dalam Masjid, kata Iskandar, Ninoy dirawat.

"Kita sudah amankan. Intinya kan Pak Ninoy ini kan kita tahu siapa ini, hanya terjadi pemukulan, lah ini kan kalau dibebaskan (biarkan) massa begitu bisa mati dia di luar, saya yakin minimal di ICU kalau tidak masuk ke sini," tuturnya.

Namun memang, kata Haji Iskandar, dirinya meninggalkan masjid pukul 23.00 WIB. Kejadian setelahnya dia tak mengetahui lagi detailnya. Haji Iskandar tak tahu sosok 'habib' yang diklaim Jack Lapian meminta ambulans untuk mengangkut jenazah Ninoy. Dia juga mengaku tak tahu soal pihak yang merekam Ninoy hingga videonya akhirnya viral.

Haji Iskandar kembali lagi ke masjid pukul 04.00 WIB, untuk sholat shubuh. Ninoy masih ada, termasuk beberapa orang yang merawatnya.

Sekitar pukul 07.00 WIB, setelah kondisi dirasa aman, ada pihak yang memesan GoBox untuk mengantar Ninoy pulang beserta motornya. Dia menegaskan DKM tak tahu jika memang ada penganiayaan. DKM Al Falah bahkan siap bekerja sama dengan polisi mengungkap kasus Ninoy.

"Kita bantu dari Dewan Pengurus Masjid Al Falah bisa membantu penyelidikan selanjutnya. Karena yang memvideokan kita nggak tahu, yang merencanakan kita tidak tahu, ini perlu digarisbawahi, kalau memang ada rencana itu rencana itu kita tidak tahu," ujarnya seraya menjelaskan polisi sudah mengambil rekaman CCTV yang ada di masjid itu.

Namun Jack Lapian yang saat itu sama sekali tidak berada di lokasi apalagi melihat kejadian tersebut menyebut Ninoy benar-benar mengalami penyekapan saat berada di dalam masjid. Dia mengklaim sudah ada pengakuan dari para tersangka yang sudah tertangkap.

"Para tersangka infonya sudah mengakui perihal penyekapan dan pengeroyokan di dalam masjid," tuturnya.

Sumber: wartakota.info